Prabowo Enggan Pemerintahannya Diganggu, PDIP: Enggak Pantas, Menakut-nakuti

TRIBUNNEVS.COM – Politisi PDIP Adian Napitupulu mengomentari pernyataan Presiden baru terpilih Prabov Subjant dengan mengatakan pemerintahannya ke depan tidak boleh diganggu.

Adian mengatakan, penggunaan kata “disruptive” sangat subjektif karena tidak adanya alat ukur.

“Tidak ada yang bisa membaca.” Tidak ada, karena bahasa yang meresahkan itu sangat subjektif, tidak ada alat ukurnya,” kata Adian dalam acara Satu Meja di TV Kompas, Rabu (15/05/2024).

Ia kemudian mengatakan berbahaya jika membicarakan hubungan anak bangsa dengan alat ukur subjektif.

Menurut Adian, tidak ada alat ukur yang mengganggu dan mengganggu.

“Noroknya mengganggu saya? Apa orang dangdutan di sebelah rumah kita mengganggu saya? Tidak ada alat ukur untuk itu,” kata Adian.

“Nah, berbahaya kalau kita bicara rasio anak bangsa dalam satu negara, tapi dengan alat ukur yang sangat subyektif.

“Apakah meteran merupakan pengalih perhatian atau pengalih perhatian?” Tidak ada,” lanjutnya.

Oleh karena itu, kata Adian, hal ini mengundang kebebasan penafsiran.

“Bahasa dan alat ukurnya apa di konstitusi dan undang-undang? Enggak ada. Artinya sangat terbuka untuk ditafsirkan.”

“Kalau tiba-tiba ada pernyataan a dan b, c, segala macam yang kita kategorikan kritik, bisa dikategorikan meresahkan oleh Prabowo, dan dia tahu apa itu alat ukurnya,” jelasnya.

Adian menegaskan, pernyataan meresahkan tersebut tidak pantas dan berpotensi mengintimidasi.

“Tapi kalau topik pembicaraan kita malam ini adalah tentang kata mengganggu, ya, menurutku itu kurang pantas.”

“Tidak pantas, tidak pantas, tidak pantas. Mengerikan dan menurut saya berpotensi menakuti masyarakat,” jelasnya. pernyataan Prab

Sebelumnya, Prabovo mengisyaratkan pihak-pihak yang tidak mau bekerja sama dalam pemerintahannya di masa depan.

Sindiran itu dilontarkan Prabovo saat menyampaikan pidato pada Rapat Koordinasi Nasional Pilkada Bimtek dan PAN di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, Kamis (5/9/2024) lalu.

Dalam keterangannya, Prabovo ingin bekerja sama dengan semua pihak guna menghadapi tantangan bangsa di masa depan.

“Betapa baiknya orang-orang dari berbagai latar belakang bisa bekerja sama. Ini pelajaran sejarah. Indonesia tidak bisa dihentikan. Kecuali elite Indonesia, mereka tidak bisa atau tidak mau bekerja sama. Itu kuncinya,” kata Prabowo.

“Saya akan terus berjuang bersama dengan semua kekuatan yang mau bekerja sama.” Bagi yang tidak mau bekerja sama, tidak apa-apa. Jika seseorang akan menonton dari samping.

Prabovo kemudian meminta pihak-pihak yang tidak mau bekerja sama agar tidak ikut campur dalam pemerintahannya.

Ia mengaku akan berusaha memastikan tidak ada satupun rakyatnya yang mati kelaparan.

“Tolong jadilah penonton yang baik.” Tapi kalau tidak mau bekerjasama, jangan ganggu orang lagi karena ingin bekerja. Kami ingin bekerja. Kami ingin bekerja. Kami ingin menjaga kekayaan bangsa Indonesia,” ujarnya.

“Kami ingin menghilangkan kelaparan.” Tidak ada orang Indonesia yang harus kelaparan. Tidak boleh ada anak Indonesia yang menangis karena tidak makan. Tidak diizinkan. Saya yakin Anda tidak akan menerimanya.”

“Saya malu rakyat memberi saya pangkat jenderal. Saya dipilih rakyat. Siang malam kita berpikir, saya pikir, bagaimana rakyat Indonesia tidak kelaparan,” tutupnya.

(Tribunevs.com/Deni/Igman)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *