TRIBUNNEWS.COM – Menteri Pertahanan (Menhan) dan Presiden terpilih Prabowo Subianto mengaku dilatih oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Hal itu disampaikan Prabowo dalam pidatonya di geoportal Kebijakan Satu Peta (KSP) 2.0 dan Buku Putih Kebijakan Satu Peta (OMP) pasca-2024. dalam paparannya, serta Proyek Strategis Nasional (PSN) dan Khusus. Pencapaian Kawasan Ekonomi (KEK) di Hotel St Regis Jakarta, Kamis (18 Juli 2024).
Menurut dia, Jokowi menyuruhnya untuk mewakilinya di acara tersebut.
Prabowo mengatakan, Presiden Jokowi memberikannya catatan yang menandakan dirinya dididik untuk tidak terkejut pasca pemilu 2024. dilantik sebagai presiden pada bulan Oktober.
“Saya diminta mewakili Bapak Presiden Joko Widodo dan dalam hal ini saya benar-benar menyampaikan catatan dan instruksi beliau.
Saya kira Presiden memang sedang melatih saya, jadi Insya Allah saya tidak terlalu terkejut ketika saya menjabat, kata Prabowo.
Mantan Pangkostrad itu memuji cara Jokowi mempersiapkan lokasi tersebut.
Ia menyatakan, dirinya kini duduk di samping Jokowi di hampir semua rapat pengurus Indonesia Maju.
“Jadi begitulah caranya ya, salah satu hikmah kepemimpinan yang kita dapat, pemimpin yang baik adalah pemimpin yang rendah hati terlebih dahulu.”
“Kedua, pemimpin sedang mempersiapkan penggantinya. Jadi saya kira itu yang saya rasakan ya, dia sekarang hampir menghadiri semua rapat pemerintahan saya dan duduk di samping presiden saat ini. Mohon maaf Pak Menko, itu yang saya rasakan. , Saya sedang mempersiapkan,” jelas 2 orang dekat Prabowo yang dilantik menjadi wakil menteri
Sementara itu, di tempat lain pada Kamis, Presiden Jokowi menunjuk dua orang terdekat Prabowo Subianto sebagai wakil menteri.
Inilah keponakan Prabowo, Thomas Djiwandono yang dilantik menjadi Wakil Menteri Keuangan.
Kemudian, orang dekat Prabowo yang juga Ketua DPD Gerindra Jawa Tengah, Sudaryono diangkat menjadi Wakil Menteri Pertanian.
Prabowo hanya tersenyum dan mengacungkan jempol saat ditanya soal pelantikan wakil menteri di Gedung Negara Jakarta, Kamis sore.
Dikutip dari Kompas.com, hal itu diutarakan Prabowo saat berpidato di acara peluncuran Kebijakan Satu Peta Geoportal 2.0.
Perlu diketahui, selain menunjuk Thomas dan Sudaryon, Jokowi juga menunjuk Yuliot Tanjung sebagai Wakil Menteri Investasi/Wakil Direktur Badan Koordinasi Penanaman Modal. Politik menguntungkan antara Jokowi dan Prabowo
Penunjukan Thomas dan Sudaryon yang merupakan politikus Gerindra sebagai wakil menteri disebut-sebut merupakan kompromi antara Jokowi dan Prabowo.
Hal tersebut disampaikan Ujang Komarudin, analis politik Universitas Al-Azhar Indonesia.
“Saya paham ya, ini pertanda kuatnya kompromi antara Pak Prabowo sebagai presiden terpilih dan Pak Jokowi sebagai presiden keluar.
Oleh karena itu ya, perlu adanya kenyamanan politik untuk mengangkat orang-orang Pak Prabowo yang sebelumnya bekerja di pemerintahan Pak Jokowi sebagai wakil menteri, jelasnya di YouTube Kompas TV, Kamis.
Menurut Ujang, keputusan ini sedang dirundingkan untuk menjamin kelancaran, kelancaran, dan keamanan peralihan kekuasaan.
“Sehingga ke depan kalau Pak Jokowi mau, misalnya punya simpanan sebesar itu untuk pemerintahan baru Prabowo, ya Pak Prabowo bisa menerimanya.”
Jadi kebijakan Pak Jokowi dan Pak Prabowo saling menguntungkan, ujarnya.
Kompromi ini, menurut Ujango, bersifat win-win.
Sebab, Prabowo dan pengikutnya bisa mendapatkan kursi di pemerintahan, dan setelah mengundurkan diri, Jokowi berharap bisa dipertimbangkan untuk pemerintahan berikutnya.
“Jadi menurut saya, ya, kompromi ini adalah jalan yang tampaknya saling menguntungkan.”
Yang satu dapat kursi ya kader ya seperti wakil menteri. Lalu Pak Jokowi juga harus punya harapan nanti terlihat di pemerintahan Pak Prabowo, jelasnya.
(Tribunnews.com/Deni)