Pra-UKW Dibuka, Ketua Komisi Kompetensi Wartawan PWI Beri 3 Tips Lolos UKW untuk Wartawan Muda

TRIBUNNEWS.COM – Acara Uji Kompetensi Pra Jurnalis (UKW) dilaksanakan secara daring melalui rapat ekstensi pada Kamis (16/5/2024).

Pra-UCW dibuka resmi oleh Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia Pusat (PWI) Hendri C Bangun pada pukul 08.00 WIB.

Sekadar informasi, acara Pra UKW ini diikuti oleh peserta dari berbagai tempat yaitu PWI Surakarta, PWI Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah.

Ada tiga sesi pengenalan konten yang harus diikuti oleh peserta UKW remaja, SMP, dan SD

Sesi pertama menjelaskan tentang Kode Etik Jurnalistik (KEJ) dan Hukum Media oleh Ketua Bidang Kompetensi PWI Pusat, Uyun Achidayat.

Saat membuka topik pada sesi pertama, Ayun Ehidhat tak lupa mengingatkan wartawan untuk memperhatikan 11 poin KEJ.

Oyun menjelaskan, masukan tersebut dirancang agar jurnalis tidak mengalami kendala dalam menjalankan tugasnya.

“Patuh saja kalau kamu tidak ada masalah, kamu sudah capek dengan masalah,” jelas Aion.

Lebih dari itu, Uyun juga memberikan sederet tips lolos UKW bagi peserta muda di level jurnalis.

Ada tiga tips melewati UKW yang dibagikan Uyun saat memberikan konten.

Pertama, peserta UKW diminta memahami dengan jelas instruksi penguji.

Beliau mengingatkan kita untuk tidak langsung melakukan pekerjaan jika belum benar-benar memahami pekerjaan tersebut.

“Anda harus bertanya sampai instruksi pemeriksa jelas.”

“Jangan coba-coba mengerjakan, penguji wajib menjelaskan materi apa yang perlu dikerjakan,” jelas Ayun.

Puncak kedua, Uyun menyentuh kolom pemeringkatan setelah peserta UKW mengikuti tes.

Penguji memberikan penilaian segera setelah ujian.

Nantinya peserta dapat mencentang kolom untuk menerima penilaian penguji atau sebaliknya.

Kolom penerimaan dibuat agar penguji tidak sembarangan dalam memberikan nilai.

“Pada kertas akhir setiap ujian ada penilaian, apapun hasilnya, penguji akan langsung menuliskan hasilnya,” jelas Uion.

“Jika tidak setuju dengan nilai tersebut, bisa saja pengecekan itu sebagai protes, agar penguji tidak sembarangan dan berubah-ubah,” imbuhnya.

Pada akhirnya, Uyun memberikan saran saat mengikuti tes pada modul wawancara terjadwal dan konferensi pers.

Aion meminta para jurnalis tidak hanya mengandalkan rekaman saja, tapi juga memberikan komentar penting terhadap isu yang disajikan dalam pemberitaan.

Sebab, cara ini memungkinkan peserta lebih fokus dalam menulis berita.

Jika hanya mengandalkan rekaman, peserta akan kewalahan saat transkripsi dan kehabisan waktu saat menulis berita.

“Jangan mengandalkan pencatatan, menulis catatan atau tips. Karena waktu terbatas. Catat untuk cadangan,”

Usai pertemuan pertama, Firdaus Komar, Direktur UKW PWI Pusat, melanjutkan dengan topik standar kompetensi jurnalistik, jurnalisme berbahasa Indonesia dan rencana liputan.

Sementara itu, Ketua Dinas Pendidikan PWI, M Nasir, mengisi pertemuan terakhir.

Materi yang akan disampaikan selanjutnya terkait teknik wawancara dan penulisan berita baik berupa live news, episode maupun headline.

(Tribunnews.com/Ayu)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *