Laporan Jurnalis Tribunnews.com Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Simposium Regional Timur Tengah dan Afrika Tahun 2024 yang digelar di Al Azhar Conference Center, Kairo Mesir pada Sabtu (3/8/2024) sepakat mengeluarkan petisi atau pernyataan Kairo bahwa perkembangan dan situasi di Timur Tengah Jalur Gaza.
Dalam simposium yang dihadiri perwakilan mahasiswa Indonesia tersebut, petisi tersebut memuat petisi penghentian genosida Israel terhadap rakyat Palestina.
“Kami mengutuk segala bentuk kolonialisme dan kekerasan di wilayah Palestina,” kata Presiden Persatuan Mahasiswa Mesir (PPMI), Rahmat Iqbal, dalam keterangannya, Minggu (4/8/2024).
Mereka juga menyerukan masyarakat dunia untuk berperan aktif dalam menyikapi situasi dan kondisi di Gaza, serta menciptakan perdamaian di kawasan Timur Tengah dan dunia pada umumnya.
Mereka juga mendukung program Build Gaza yang merupakan gagasan besar International Networking for Humanity (INH) karena merupakan agenda besar internasional yang memerlukan banyak masukan dan dukungan.
Pada acara yang sama, Direktur Utama International Humanitarian Network (INH), Lukmanul Hakim mengajak ratusan mahasiswa Indonesia yang tersebar di negara-negara Timur Tengah (Timor Tengah) dan Afrika untuk berpartisipasi dalam program Build Gaza Weather.
“Kunci keberhasilan program rekonstruksi Gaza adalah gotong royong dan solidaritas seluruh lapisan masyarakat, termasuk mahasiswa yang merupakan komunitas intelektual muda dan calon mahasiswa,” jelasnya.
Program membangun Gaza kembali menjadi mimpi besar, dimana Indo City atau negara Indonesia di Jalur Gaza akan dibangun di tempat tersebut.
Tentu saja harapan tersebut bisa terwujud ketika situasi dan kondisi di Jalur Gaza sudah kondusif dan mereka tidak lagi berada dalam negara jajahan seperti saat ini, ujarnya.
Kota Indonesia ini merupakan sebuah konsep kawasan regional atau terpadu yang diawali dengan bangunan pemukiman atau pemukiman, tempat ibadah, pasar dan tentunya juga gedung sekolah yang akan digunakan oleh masyarakat di Jalur Gaza yang terkena dampak serangan tentara Israel.
“Kita berdoa bersama agar penjajahan di tanah Gaza segera dihentikan sehingga harapan dan impian kita bersama dalam membangun negara Indonesia di Jalur Gaza dapat terwujud,” harapnya.
Bertepatan dengan tanggal 3 Agustus, kata Lukman, merupakan momen penting bagi bangsa Palestina sebagai hari dukungan internasional terhadap para tahanan Palestina dan Gaza, seperti yang disampaikan oleh Almarhum Ismail Haniyeh, Ketua Perjuangan Kemerdekaan Palestina yaitu Hamas yang dia “mati untuk”. beberapa waktu untuk melakukan.
Haniyeh menjelaskan, penetapan tanggal 3 Agustus sebagai hari solidaritas terhadap Gaza dan para tawanannya merupakan respon terhadap genosida yang dilakukan oleh “pendudukan Nazi-Zionis” terhadap masyarakat Gaza yang terus berlanjut dan memasuki bulan ke-10,” ujarnya. . .