PP Muhammadiyah Soroti Penyimpangan Perjalanan Dinas PNS

Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas menyoroti temuan Badan Pemeriksa Keuangan (FAA) terkait kejanggalan perjalanan dinas pegawai negeri sipil (PNS) sebesar Rp 39 miliar.

Ia menilai praktik korupsi yang terjadi saat ini sudah gila.

“Saya tak habis pikir kenapa di era reformasi lebih gila dibandingkan di masa Orde Baru. Di masa Orde Baru, kata Mahfud Md, korupsi hanya bisa disebut dengan tanda kutip di eksekutif, namun kini sudah merambah ke lembaga legislatif dan yudikatif.” , kata Anwar Abbas kepada wartawan, Senin (10/6).

Wakil Ketua MUI ini menilai persoalan korupsi di Tanah Air sungguh mengkhawatirkan.

Ia pun mengutip perkataan ekonom Indonesia sekaligus ayah presiden terpilih Prabowo Subianto, mendiang Prof. Dr. Soemitro Djojokhadikozuemo, ingat.

“Beliau (Profesor Soemitro Djojokhadikoesuemo) mengatakan dana APBN bocor 30 persen. Bayangkan kalau kita sebagai bangsa bisa menutup kebocoran ini, maka sekarang kita bisa menghemat dana APBN sebesar Rp1.000 triliun,” kata Anwar. .

“Saya berharap putra yang menyandang status presiden terpilih ini bisa menghilangkan kegelisahan dan kesedihan ayahnya,” imbuhnya.

Untuk itu, Anwar Prabowo berharap pemerintah lebih tegas terhadap oknum koruptor.

Bila perlu, kata Anwar, program Prabowo di tahun pertama menjabat presiden adalah membangun penjara, kemudian di tahun kedua menangkap dan memenjarakan para koruptor.

“Ini bukan hanya koruptor, tapi juga mafia. Ini sangat penting dilakukan karena mereka punya andil besar dalam membuat negara ini bermasalah. Kalau mereka tidak ada, maka kemajuan bangsa ini. Jauh lebih besar lagi. dari apa yang kita lihat saat ini,” imbuhnya (rs).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *