TRIBUNNEWS.COM – Postingan Facebook mantan Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin yang menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dikabarkan juga dihapus oleh Meta.
Menurut The Vibes, pemimpin oposisi Malaysia Hamza Zainuddin mempertanyakan keputusan Meta dalam sebuah postingan.
“Apa salahnya Tan Sri Muhyiddin Yassin selaku Ketua Aliansi Nasional menyatakan simpati atas syahidnya pemimpin besar Palestina?” Diposting Zainuddin pada Kamis (1/8/2024).
“Apakah menghapus pernyataan dari sidang publik yang mengutuk kejahatan yang memakan korban jiwa merupakan sebuah kejahatan?”
“Apakah kritik terhadap pembunuhan brutal dan kritik terhadap kejahatan genosida diklasifikasikan sebagai pelanggaran standar atau ‘melawan standar publik’?
“Sejauh mana masyarakat menerimanya? Pembunuhan brutal atau kutukan atas pembunuhan brutal?”
“Warga Malaysia harus melihat ini sebagai upaya lain untuk melemahkan Undang-Undang Penalti Kekejaman dan Tirani.
Siapa sebenarnya musuh kita? Postingan Hamzah Zainuddin (foto Facebook)
Hamzah juga memposting tangkapan layar akun Muhyiddin yang menerima notifikasi dan pengingat otomatis dari Meta.
Sementara postingan Muhyiddin di Instagram masih ada.
Sehari sebelumnya, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengungkapkan kemarahannya ketika ucapan belasungkawa atas meninggalnya Ismail Haniyeh dihapus, meta di Facebook dan Instagram.
Anwar kemudian mengecam platform media sosial tersebut dan menyebutnya sebagai “tindakan gila”. Ismail Haniyeh, kepala politbiro Hamas, meninggal
Ketua Poliburo Hamas, Ismail Haniyeh, tewas dalam serangan udara dini hari di ibu kota Iran pada Rabu (31/7/2024).
Hamas secara langsung menyalahkan Israel atas serangan itu.
Para pemimpin tertinggi Iran juga bersumpah akan membalas dendam terhadap Israel.
Menurut TIME, serangan itu terjadi setelah Haniyeh menghadiri pelantikan presiden baru Iran di Teheran.
Haniyeh disambut oleh Pengawal Revolusi Iran dan dilaporkan tinggal di sebuah gedung bersama para veteran tentara Iran.
Menurut laporan, perwakilan Jihad Islam Palestina, Ziad Nakhale, berada di gedung yang sama. Ismail Haniyeh (IRNA)
Pembunuhan Haniyeh terjadi beberapa jam setelah Israel menargetkan komandan tertinggi Iran, Hizbullah, di ibu kota Lebanon, Beirut.
Kematiannya bisa berdampak besar pada wilayah tersebut.
Yang terburuk, serangan terhadap Teheran dapat mendorong Iran dan Israel berperang habis-habisan jika Iran memutuskan untuk membalas.
Pembunuhan Haniyeh juga bisa memaksa Hamas menarik diri dari perundingan gencatan senjata dalam perang 10 bulan di Gaza. Prosesi pemakaman Ismail Haniyeh
Pemakaman Ismail Haniyeh digelar pada Kamis (1/8/2024) di Universitas Teheran, Iran, lapor IRNA.
Para pelayat, membawa foto Haniyeh, berkumpul di dalam dan sekitar Universitas Teheran.
Doa jenazah dipimpin oleh pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah SEED Ali Khamenei.
Puluhan ribu pelayat turun ke jalan untuk memberikan penghormatan terakhir dan mengucapkan selamat tinggal kepada Haniyeh saat karavan keranjang menuju Azad Square.
Republik Islam Iran mengumumkan tiga hari berkabung nasional.
Dalam pesannya setelah kematian Haniyeh, Ali Khamenei berkata:
Rezim kriminal dan teroris Zionis telah mempersiapkan bumi untuk menerima hukuman berat dengan tindakan ini, dan kami percaya adalah tugas kami untuk membalas darahnya, karena dia syahid di tanah Republik Islam Iran.
Haniyeh akan dimakamkan di Qatar, di Teluk Persia, setelah pemakaman lainnya di sana pada hari Jumat.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)