TRIBUNNEWS.COM – Rangkuman berita populer di saluran internasional Tribunnews bisa Anda lihat di sini.
Sebagian dermaga apung yang dibangun AS untuk Gaza tersapu gelombang dan arus.
Sementara itu, pasukan khusus Israel terjebak di terowongan di Jabalia.
Mengenai kemungkinan penangkapan Netanyahu, Jerman berjanji akan menangkapnya jika ada surat dari Kementerian Dalam Negeri.
Untuk lebih jelasnya, berikut rangkuman berita global terpopuler dalam 24 jam terakhir. 1. Separuh dermaga apung AS di Gaza tersapu gelombang di pantai Ashdod: Hamas-Fatah tidak setuju dengan proses pembangunan dermaga apung Gaza (Komando Pusat AS di Twitter)
Insiden lainnya terjadi di dermaga apung yang dibangun militer Amerika Serikat (AS) di lepas pantai Gaza.
Dermaga terapung rusak diterjang gelombang pada Sabtu (25 Mei 2024) setelah terjadi kecelakaan industri yang menyebabkan seorang tentara AS dalam kondisi kritis.
Jewish Channel 12 melaporkan bahwa gelombang laut menyebabkan struktur terapung di dermaga tersebut terpisah.
“Ombak tersebut kemudian menghanyutkan sebagian dermaga apung AS di Gaza hingga pantai kota Ashdod,” kata Haberni seperti dikutip dalam laporan tersebut.
Laporan-laporan media mengatakan sebagian dari dermaga AS di lepas pantai Gaza telah diselamatkan setelah kapal itu hanyut di lepas pantai Ashdod.
BACA SELENGKAPNYA >>> 2. Putusan ICJ meningkatkan tekanan terhadap Israel, AS menunjukkan tanda-tanda penolakan terhadap kampanye Rafah
Mahkamah Internasional PBB telah memerintahkan Israel untuk menghentikan serangan militer terhadap kota Rafah di Gaza selatan.
Perintah tersebut berdasarkan keputusan Mahkamah Internasional PBB di Den Haag, Jumat (24 Mei 2024).
Keputusan tersebut meningkatkan tekanan terhadap Israel, yang semakin terisolasi.
Hal ini karena keputusan Mahkamah Internasional PBB dikeluarkan beberapa hari setelah Norwegia, Irlandia dan Spanyol menyatakan mereka akan mengakui negara Palestina.
Selain itu, ketua jaksa Mahkamah Internasional PBB meminta surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, serta para pemimpin Hamas.
Di sisi lain, Amerika Serikat (AS) menegaskan langkah sekutu dekat Israel tersebut belum melampaui batas.
Namun, Amerika telah menegaskan bahwa mereka tetap menentang tindakan yang lebih invasif di Gaza.
Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken berkata: “Mengenai Rafah, kami telah lama menyatakan keprihatinan atas serangan militer skala penuh terhadap Rafah dan dampak buruknya terhadap warga sipil jika tidak ada rencana yang jelas dan kredibel untuk melindungi mereka.” (22 Mei 2024), AP News melaporkan.
BACA SELENGKAPNYA >>> 3. Jerman Menjanjikan Palestina Akan Menangkap Netanyahu Jika Surat Perintah Penangkapan ICC Dikeluarkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan keprihatinannya atas penangkapan yang dilakukan oleh negara-negara ICC (X @netanyahu)
Pihak berwenang Jerman telah berjanji untuk mematuhi perintah Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk menangkap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu atas tuduhan kejahatan perang di Gaza.
Pernyataan ini disampaikan juru bicara pemerintah, Kanselir Jerman Steffen Hebestreit, setelah duta besar Israel untuk Berlin, Ron Prossar, meminta pemerintah Scholz menentang ICC, seperti dikutip Middle East Monitor.
Namun, dalam konferensi pers yang diadakan di gedung Reichstag, ketika ditanya apakah pemerintah Berlin akan mematuhi perintah Kementerian Dalam Negeri untuk menangkap Perdana Menteri Netanyahu, Hebestreit berjanji akan membantu Kementerian Dalam Negeri menangkap Netanyahu.
“Tentu saja kami mengikuti hukum,” jawabnya.
Sebelumnya, Jaksa Kriminal Dalam Negeri Karim AA Khan mengumumkan bahwa pihaknya saat ini sedang bersiap mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap pemimpin tertinggi Israel, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, dan Menteri Pertahanannya, Yoav Galant.
Penangkapan tersebut akhirnya diserahkan ke ICC setelah pengadilan mengumpulkan sejumlah bukti pelanggaran yang dilakukan Israel, antara lain rekaman wawancara dengan penyintas dan mantan sandera.
Dalam laporan tertulisnya, Khan mengungkapkan penangkapan Perdana Menteri Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Galant dilakukan karena mereka merupakan dalang kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Jalur Gaza yang memakan korban jiwa lebih dari 54.000 orang.
BACA LEBIH LANJUT >>> 4. Pasukan khusus Israel terjebak di pintu masuk terowongan Hamas di Jabalia, tewas setelah ledakan
Sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, terus memerangi tentara Israel yang melakukan serangan di Jalur Gaza.
Baru-baru ini, menurut laporan Brigade Al-Qassam, tentara mereka menahan tentara pasukan khusus Israel di terowongan Hamas.
Kemudian masuki terowongan Al-Qassam dan lawan tentara Israel dari jarak nol.
Tak hanya itu, Al-Qassam juga meledakkan alat peledak mematikan terhadap tentara Zionis, mengutip Palestine Chronicle.
Akibatnya, tentara pasukan khusus Israel tewas dan terluka di utara kamp Jabalia di Jalur Gaza utara.
“Brigade Al-Qassam menembakkan mortir besar-besaran ke kelompok musuh di arah Netsarim, selatan Kota Gaza,” lanjut Al-Qassam.
Tak hanya itu, ada laporan lain yang menyebutkan pejuang al-Qassam menembak mati dua tentara Zionis di poros penyerangan proyek Beit Lahiya di utara kamp Jabalia di jalur utara.
BACA LEBIH LANJUT >>>
(Tribunnews.com)