TRIBUNNEWS.COM – Rangkuman berita populer di saluran internasional Tribunnews dapat dilihat di sini.
Perwira tinggi militer Israel telah mengundurkan diri atas kematian seorang arkeolog Israel di Lebanon selatan.
Sementara itu, 250 tentara Rusia gugur dalam satu hari di distrik Pokrovsky di Donetsk, Ukraina timur.
Warga Yaman yang terlibat perang melarikan diri ke hutan karena takut.
Untuk selengkapnya, berikut berita internasional terpopuler dalam 24 jam terakhir. 1. Pejabat tinggi Israel Yoav Yarom mengundurkan diri atas kematian seorang arkeolog Israel di Lebanon selatan.
Yoav Yarom, kepala staf Brigade Golan tentara Israel, mengundurkan diri pada 25 November setelah mengaku bertanggung jawab atas kematian seorang arkeolog sipil yang terbunuh di Lebanon selatan pekan lalu, Radio Angkatan Darat Israel melaporkan.
Kepala Staf Yarom mengizinkan Zeev Ehrlich yang berusia 71 tahun memasuki sektor barat Lebanon selatan, meskipun peneliti tidak memiliki izin untuk berada di zona pertempuran.
Times of Israel melaporkan bahwa Yarom mengizinkan Ehrlich menemani dia dan beberapa tentara lainnya mengunjungi benteng kuno tersebut karena dia yakin kawasan itu aman. Namun, dua pejuang Hizbullah bersembunyi di daerah tersebut dan menyergap kelompok tersebut, melukai Yarom dan membunuh Ehrlich dan tentara Gur Kehat.
Komandan kompi batalion 13 Brigade Golan juga terluka.
Tentara Israel dan polisi militer memulai penyelidikan atas insiden tersebut.
Gerakan diaspora Israel ingin menaklukkan dan mencaplok tidak hanya wilayah Palestina yang diduduki di Gaza dan Tepi Barat, tetapi juga Lebanon bagian selatan. Mereka percaya bahwa invasi darat Israel ke Lebanon selatan saat ini adalah bagian dari upaya mesianis untuk “merebut kembali” wilayah yang mereka sebut sebagai wilayah tersebut. Termasuk dalam batas-batas alkitabiah tanah Israel. Sementara Angkatan Udara Israel membunuh warga Lebanon setiap hari dengan pemboman yang menjangkau seluruh negara, tentara Israel menderita kerugian besar di lapangan melawan Hizbullah.
BACA LEBIH LANJUT >>> 2. Pariwisata Israel Lumpuh Selamanya, 90 Hotel Ditutup, Berdasarkan Pengungsi Yahudi yang Dipukul Hizbullah
Perang berkepanjangan di berbagai bidang yang dihadapi Israel tidak dapat disangkal, menghancurkan perekonomian dan pendapatan penting negara yang diduduki tersebut.
Menurut laporan yang dirilis pada Minggu (24/11/2024) oleh Asosiasi Hotel Israel, sejak dimulainya perang, pariwisata Israel mengalami kelumpuhan permanen, dengan sekitar 90 hotel ditutup.
Laporan yang dikutip Cabernet pada Selasa (26/11/2024) menyebutkan pariwisata Israel mengalami penurunan signifikan sebesar 20 persen, dengan jumlah hotel menurun dan jumlah akomodasi juga meningkat sebesar 29 persen.
Tingkat hunian hotel di masa perang Israel, yang dimulai pada 7 Oktober 2023, hanya mengandalkan subsidi pemerintah untuk menampung pengungsi Yahudi, baik di utara maupun selatan, yang mengungsi setelah perang.
Secara teratur setiap hari, milisi perlawanan, khususnya Hizbullah Lebanon di utara, mengebom lingkungan Yahudi dan memaksa mereka melarikan diri.
Baca selengkapnya >>> 3. 350 tentara dijatuhkan di Pokrovsk dalam satu hari, Rusia memberikan tekanan lebih besar pada pusat logistik Donbas
Tentara Ukraina mengatakan mereka menembak 350 tentara Rusia dalam 24 jam kemarin di distrik Pokrovsky di Donetsk di Ukraina timur.
Namun, Rusia tampaknya tidak tertarik dengan taktik “penggiling daging” tersebut. Mengandalkan personel dalam jumlah besar dan persenjataan lengkap, Moskow gencar menyerang pusat logistik militer di Donbass.
Angkatan Bersenjata Ukraina (AFU), dikutip Ukrinform, melaporkan pada Selasa (26/11/2024) bahwa pertempuran di kota tetangga Pokrovsk dan Kurakhovo merupakan yang paling sengit di wilayah Ukraina.
Menurut laporan media, 51 tabrakan terjadi di sektor Pokrovsky.
Ukraina mengakui bahwa Rusia terus menekan posisi Ukraina di dekat Miroliubivka, Promin, Lysivka, Hryhorivka, Petrivka, Dachenske, Pushkine dan Pustinka.
“Serangan udara dengan rudal terarah menghantam pinggiran Hrodivka,” tulis AFU.
Baca selengkapnya >>> 4. Warga Yaman yang ikut perang di Ukraina mengungsi ke hutan karena stres.
Warga Yaman yang baru tiba di Rusia mengatakan kepada Financial Times bahwa mereka dijanjikan pekerjaan bergaji tinggi dan kewarganegaraan Rusia.
Mereka menjadi tentara bayaran yang membela Rusia dan dikirim ke garis depan Ukraina.
Financial Times melaporkan pada Senin (24/11/2024) bahwa angkatan bersenjata Rusia telah merekrut ratusan warga Yaman untuk berperang di Ukraina.
Hal ini juga menyoroti meningkatnya hubungan antara Rusia dan kelompok bersenjata Houthi (yang didukung Iran) di Yaman.
Kontrak kerja Yaman yang diperoleh Financial Times terkait dengan perusahaan yang didirikan oleh politisi Houthi Abdulwali Abdo Hassan al-Jabri.
Perusahaan Al-Jabri resmi terdaftar sebagai operator wisata dan pemasok peralatan medis.
Baca selengkapnya >>>
(Tribunnews.com)