Populer Internasional: 8 Fakta Pembantaian di Rafah – Brigade Al-Qassam Ubah Prinsip Tempur

TRIBUNNEWS.COM – Simak rangkuman berita terbesar dunia dalam 24 jam terakhir.

Serangan Israel ke kamp pengungsi Rafah menyebabkan banyak orang tewas.

Pakar militer mengatakan puluhan brigade Israel telah kehabisan tenaga. 1. 8 Fakta Pembantaian Rafah, Jumlah Korban dan Komentar Perdana Menteri Benjamin Netanyahu

Ikuti fakta pembantaian yang dilakukan Israel di Rafah berikut ini.

Pada Selasa (28/5/2024), Hind Khadri, reporter Al Jazeera, melaporkan 13 dari 21 orang yang dibunuh Israel di al-Mawasi adalah perempuan dan anak-anak.

Pembantaian yang terjadi di Rafah mendapat reaksi keras dari para pemimpin dunia, karena para pengungsi menggunakan tangan mereka untuk membuang korban tewas dan luka-luka.

Dalam beberapa kasus, sebagian orang menyimpan sisa makanan untuk dimakan bersama keluarga agar bisa hidup sedikit.

Israel melancarkan dua kali serangan ke Rafah, pertama pada Minggu (26/5/2024) malam dan kembali pada Selasa (28/5/2024).

Berikut delapan fakta terkait pembantaian Israel di Rafah:

Baca selengkapnya >>> 2. Pakar Militer: 19 Brigade Israel Kehabisan Tenaga di Gaza, Qassem Ubah Aturan Perang Menjadi ‘Silakan Masuk’

Pakar strategis Yordania, Mayor Jenderal Fayez al-Daweiri, mengatakan 19 brigade militer Israel ditempatkan di Jalur Gaza dan sekitarnya, 5 di antaranya berada di kamp Jabaliya di utara .

Al-Daweiri menegaskan, jumlah tentara Israel di Jalur Gaza sangat tinggi.

Menganalisis situasi militer di Gaza, al-Daweiri mengungkapkan, komposisi satuan militer Israel bervariasi antara 3 hingga 5 batalyon di wilayah tersebut.

Analisis ini disertai dengan pernyataan bahwa sebagian besar brigade tempur di Israel tidak dapat melaksanakan tugas dan sasaran yang diberikan karena kelelahan dan pemborosan personel dan material perang.

Ia mengatakan, jumlah kendaraan militer Israel yang hancur sejak awal perang diperkirakan sekitar 1.500 kendaraan.

Baca selengkapnya >>> 3. Kirim Pasukan Ukraina Serang Rusia Pakai Senjata NATO, Menlu Hongaria: Ide Gila Uni Eropa

Hongaria menolak keputusan mengirim bantuan UE ke Ukraina.

Menteri Luar Negeri Hongaria, Peter Széjartó, mengatakan ide negara-negara Uni Eropa di Ukraina sudah gila, mulai dari menyumbangkan aset Rusia ke Ukraina hingga mengirimkan pasukannya ke garis depan konflik di Donbass timur Ukraina.

Dalam acara M1 TV-nya, Sejarto mengatakan bahwa ide-ide ini akan menghentikan perang, justru akan memulai perang besar-besaran.

Melansir Tribunnews.com, Rabu (29/5/2024), ia mengatakan, “Sejumlah anggota UE kini mengajukan “ide-ide yang semakin gila”, seperti mengirim pasukan mereka ke Ukraina, atau menggunakan senjata untuk menyerang Rusia.

Komentar pejabat tersebut muncul setelah para menteri luar negeri Uni Eropa fokus pada bantuan militer ke Kiev.

Dia menjelaskan bahwa Hongaria menentang pemberian lebih banyak senjata dan uang kepada negara yang dilanda perang ini.

Szijjarto memperingatkan bahwa rencana serangan Rusia dapat menimbulkan konsekuensi yang sangat berbahaya dan tragis.

Baca Selengkapnya >>> 4. Israel sudah lama melawan ICC dengan hinaan dan ancaman tersembunyi, kasus Bensouda salah satu contohnya.

Media sayap kiri terkemuka Inggris, The Guardian, menyebut Israel telah lama melakukan kampanye rahasia atau perang melawan Pengadilan Kriminal Internasional, atau ICC.

Bahkan, mengutip beberapa sumber, The Guardian mengklaim perang rahasia ini sudah berlangsung sekitar sepuluh tahun.

Media arus utama mewawancarai lebih dari dua puluh mantan dan pejabat intelijen Israel, pejabat senior ICC, diplomat dan pengacara yang mengetahui kasus ini.

Dalam kampanye ini, Israel menggunakan badan intelijen untuk “mengamati, meretas, menekan, dan mengancam pejabat senior ICC untuk mengganggu penyelidikan ICC”.

Investigasi oleh The Guardian, +972 Magazine, dan The Local Call menunjukkan bahwa intelijen Israel telah menyadap komunikasi beberapa pejabat ICC.

Data yang disita Israel termasuk panggilan telepon, pesan, email, dan dokumen.

Di antara pejabat yang menjadi sasaran adalah Karim Khan yang merupakan Jaksa Agung dan Fatou Bensouda yang merupakan pendahulu Khan.

Keamanan telah dibentuk dalam beberapa bulan terakhir untuk memberi tahu Perdana Menteri Netanyahu mengenai permintaan jaksa,” surat kabar The Guardian mengutip surat kabar Palestine Chronicle.

Sebagian informasi yang bocor menunjukkan bahwa Khan telah meminta surat perintah penangkapan dari otoritas Israel. Namun, Khan menghadapi tekanan kuat dari Amerika Serikat.

“Bensouda, yang menjabat sebagai ketua jaksa ketika penyelidikan ICC dibuka pada tahun 2021, yang membuka jalan bagi pengumuman tersebut minggu lalu, juga dimata-matai dan diduga diancam,” lapor media tersebut.

Baca selengkapnya >>>

(Berita Tribun)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *