Politikus PKB Enggan Spekulasi Soal Peran Penguasa di Balik Tensi Panas dengan PBNU

Laporan jurnalis TribuneNews.com Danang Triatmojo

TRIBUNNEWS.COM, Jakarta – Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Neng Eem Merhama Julfa Hiz mengatakan, perselisihan antara PKB dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sebenarnya bisa dihindari jika PBNU sebagai elite komunitas menjalankan tugasnya sesuai dengan keinginan. . bekerja organisasi

Anggota Komisi V DPR RI ini menilai, PBNU sebaiknya fokus pada persoalan agama dan kebangsaan, dan tidak terjun ke ranah politik praktis.

“Melindungi masyarakat merupakan tanggung jawab moral PBNU yang sangat besar. Daripada menceburkan diri ke ranah politik praktis,” kata Eem kepada wartawan, Rabu (14/8/2024).

Ia menjelaskan, meski ada keterkaitan kultural antara NU dan PKB, namun secara struktural keduanya berbeda. PKB sebagai partai politik berdiri sendiri sebagai organisasi berdasarkan Undang-Undang Partai Politik Nomor 2 Tahun 2011.

Secara struktural, PBNU dan PKB tidak berkaitan. Dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) PBNU tidak ada satupun yang menyebutkan tentang PKB. Sebaliknya, dalam AD/ART PKB tidak ada pasal yang membahas tentang struktur PBNU.

“Tidak ada satu kata pun tentang PKB dalam Anggaran Dasar dan Peraturan (AD/ART) PBNU. Demikian pula tidak ada satupun pasal yang membahas struktur PBNU dalam AD/ART PKB,” lapor EEM. 

Sekretaris Fraksi PKB di MPR ini pun heran, meski sudah jelas tak ada kaitan organisasinya, namun PBNU kerap berdiskusi dengan arah politik PKB. Hal ini terjadi setiap menjelang pemilu.

“Dan ini terjadi setiap kali sebelum pemilu,” katanya. 

Meski merasa risih dengan panasnya tenis PKB dan PBNU, saya yakin ada hikmah dibalik setiap acara. Ia juga enggan berspekulasi mengenai kemungkinan peran pihak berwenang di balik kekacauan tersebut.

Namun yang jelas, PKB sangat menderita akibat kisruh ini.

Ia berharap, “Contohnya jamu ini, memang pahit tapi bisa menyembuhkan, menjadikan PKB semakin kuat dan tangguh.” 

“Tapi banyak pengamat yang melihat seperti itu. Yang jelas situasi ini merugikan PKB, siapa yang diuntungkan? Coba tebak sendiri,” pungkas Eim.

Seperti diketahui, konflik antara Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) muncul belakangan ini. Konflik terbuka setelah Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar Ya Kak Imin dan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staakf saling melontarkan pernyataan di media sosial dan media massa. 

Konflik ini nampaknya sempat menjadi sorotan publik dalam beberapa momen, termasuk saat Pilpres 2024 dan pembentukan Pansus Haji DPR.

Baru-baru ini PBNU membentuk tim yang disebut Panitia Khusus PKB (PANSAS). Tim itu dibentuk untuk mengkaji hubungan PBNU dan PKB.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *