Laporan reporter Tribunnews.com, Abdi Ryanda Shakti
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pendeta Gilbert Lumoindong diperiksa Polda Metro Jaya terkait kasus dugaan penodaan agama.
Benar, terlapor saudara G sudah diperiksa atau diperiksa. Ada laporan hasil pemeriksaan terhadap terlapor, kata Kabid Komunikasi Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi. , bagi jurnalis, pada Jumat (5/7/2024).
Namun Ade Ary tak menjelaskan lebih lanjut saat pemeriksaan Gilbert.
“(Pengamatan) Beberapa hari lalu,” ujarnya.
Saat ini, Ade Ary mengatakan, pihaknya masih mengumpulkan laporan mengenai Gilbert dari kepolisian di berbagai daerah untuk dikumpulkan.
Saat ini penyidik masih menunggu sejumlah dokumen dari daerah lain untuk diserahkan sebelum perkara bisa diselesaikan, ujarnya.
Sebelumnya, Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan tiga pihak ke Polda Metro Jaya karena khotbahnya yang kontroversial.
Laporan tersebut disampaikan oleh pengacara Farhat Abbas, Ketua Kongres Pemuda Indonesia (KPI) Sapto Wibowo Sutanto, dan Ketua Persaudaraan Muslim Indonesia Tionghoa (PITI), Ipong Hembing Putra.
Khotbah Pendeta Gilbert sendiri viral di media sosial, diduga menghina umat Islam.
Pasalnya dalam video tersebut Gilbert berpidato tentang sulitnya umat Islam dalam menjalankan ibadah seperti salat.
Ia mengatakan, ada beberapa rukun shalat yang harus dipatuhi, seperti membersihkan, bahkan menyentuh gerakan shalat di akhir tahiyat.
“Kita umat Islam diajarkan untuk bersih sebelum salat, cuci semuanya, saya kasih tahu kalian (Muslim) 2,5 (zakat) 10 persen maksudnya bukan kotor (tapi) dibersihkan dengan darah Yesus saya,” kata Gilbert. dalam pernyataannya yang menjadi viral.
“Yang tersulit (di seri) di akhir adalah menekuk kaki, tidak semua orang bisa melakukannya, tapi kaki harus ditekuk, ahyaaaa…, tapi jangan pikirkan dua setengahnya”, dia berkata. ucapnya lagi, jemaah pun disambut gelak tawa.
Namun, masih belum jelas di mana dan kapan Gilbert menyampaikan pidatonya.
Dalam hal ini, Pendeta Gilbert juga mengunjungi Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) yang merupakan Wakil Presiden ke-11 dan ke-12, Jusuf Kalla untuk meminta maaf sebagai wakil umat Islam.
Selain itu, ia mengunjungi kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI), pada Kamis (16/4/2024) sore setelah khutbah yang disampaikannya tersebar luas dan menimbulkan kebingungan.