Polisi Pastikan Tak Akan Tutup Penyelidikan Kasus Kematian Akseyna

Laporan dari reporter Tribunnews.com Abdi Ryanda Shakti 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Meninggalnya mahasiswa Universitas Indonesia (UI) Akseyna Ahad Dori masih menjadi misteri karena 9 tahun telah berlalu namun belum terungkap.

Terkait hal itu, Polres Metro Depok menyebut penyidikan kasus ini terus berjalan dan tidak akan berhenti.

“Saya tidak mau buka lagi, kasusnya masih terbuka. Kasus ini masih terbuka dan tidak akan pernah ditutup. Tanggung jawab saya adalah mencari bukti sebanyak-banyaknya untuk melanjutkan kasus ini,” kata Kapolres Metro Depok Kompol Arya Perdana di Polda Metro Jaya, Kamis (27 Juni 2024).

Diakui Arya, ada kendala dalam pengusutan kasus yang terjadi pada 2015 itu. 

Misalnya soal proses identifikasi, baru 4 hari kemudian masyarakat mengetahui itu adalah Akseyna.

Pasalnya, jenazah Akseyna dinilai sulit diidentifikasi karena ditemukan hanya 2 hari setelah tenggelam di Danau Kenanga Kampus UI, Depok. 

“Ada waktu enam hari bagi pelaku -kalau memang dibunuh- untuk menghilangkan barang bukti, mengubah apa pun. Jadi itu celah ketika penyidik ​​sedang mencari barang bukti,” tuturnya.

“Jadi butuh waktu enam hari yang luar biasa bagi para detektif untuk menemukan bukti. Jadi kita terjebak di sana,” lanjutnya.

Meski sudah ada beberapa tersangka penjahat.

Namun, hingga saat ini polisi belum menemukan cukup bukti untuk menetapkannya sebagai tersangka.

“Saksi sudah diwawancara tapi belum ada yang tahu pasti kejadiannya. Motelnya sudah dicek tapi motelnya bersih. Ada orang yang dicurigai tapi tidak ada bukti yang menunjukkan itu, kita sedang mencari tersangka lain.” Buktinya Arya menjelaskan.

Saat ini, polisi masih mencoba mengkaji bukti-bukti lain yang diharapkan dapat memberikan titik terang dalam kasus ini.

“Ada tulisan tangan Akseyna, akan kita serahkan ke ahli grafologi, sudah ditandatangani ahlinya dan akan kita (cek) tampilannya,” ujarnya.

Diketahui, meninggalnya mahasiswa Departemen Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (UI), Akseyna Ahad Dori, masih menjadi misteri hingga saat ini.

Akseyna ditemukan tewas di Danau Kenanga Universitas Indonesia, Beji, Kota Depok pada 26 Maret 2015.

Akseyna awalnya diyakini bunuh diri. Namun belakangan, polisi menyebut Akseyna menjadi korban pembunuhan.

Keyakinan Akseyna sebagai korban pembunuhan juga dianut kuat oleh ayah almarhum, Marsekal Pertama TNI (Purn) Mardoto.

Hingga saat ini, Mardoto terus mencari keadilan dan tak menyerah mengusut kasus kematian putranya.

Baru-baru ini, Mardoto mengirimkan surat kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo terkait penanganan meninggalnya Akseyna. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *