Polisi Dalami Motif 2 Pelaku Pengeroyokan Juru Kamera Kompas TV saat Sidang Vonis SYL

Laporan wartawan Tribunnews.com Abdi Rianda Shakti

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Bolta Metro Jaya menangkap dua pria yang diduga melakukan pemukulan terhadap juru kamera Kompas TV Bodhi Vimala saat sidang korupsi mantan Menteri Pertanian Saihrul Yassin Limpo (SYL).

Kedua terdakwa berinisial MNM (54) dan S (49).

Polisi terus menyelidiki penyebab atau alasan di balik penyerangan terhadap jurnalis yang sedang bertugas tersebut.

Nanti akan kami dalami apa penyebab kedua tersangka melakukan penyerangan atau kekerasan terhadap korban, kata Kabid Humas Polta Metro Jaya Kombes Ade Ari Siam Indradi kepada wartawan, Senin (15/7/2024).

Ade Ari mengatakan, kedua tersangka yang ditangkap Jumat (12/7/2024) pekan lalu, ditahan sehari setelah kejadian.

MNM berperan sebagai tersangka yang memukuli korban dan S menendang dan meninju korban serta merusak kamera korban.

Wakil Direktur Jadanras, Penyidik ​​Titreskrim Bolta Metro Jaya telah menyiapkan berkas untuk mengumpulkan keterangan saksi dan alat bukti agar acara tersebut kaya dan komprehensif, jelasnya.

Seperti diketahui, gejolak terjadi usai sidang pembacaan putusan terhadap terdakwa. Mantan Menteri Pertanian Saihrul Yasin Limbaugh (SYL)

SYL divonis 10 tahun penjara, denda 300 juta rupiah, dan diwajibkan membayar ganti rugi sebesar 14,1 miliar rupiah dan 30.000 dollar AS.

Beberapa anggota organisasi masyarakat (ormas) bernama Forum Masyarakat Sulawesi (Formasi) pro SYL mencoba menekan polisi dan jurnalis yang hendak meninggalkan ruang sidang.

Terjadi adu jotos bahkan adu fisik. Akibatnya peralatan jurnalis pun rusak. Tak hanya itu, pagar pelataran juga jebol.

Juru kamera Kompas TV Bodhi Vimala telah mengajukan pengaduan resmi ke Polta Metro Jaya.

MENERIMA LAPORAN DAN DAFTAR DENGAN NOMOR LP/B/3926/VII/2024/SPKT BOLDA METRO JAYA TANGGAL 11 JULI 2024

Dugaan penyerangan itu terjadi di pengadilan pidana yang korup. Jakarta Pusat Hal itu disalahkan oleh pendukung SYL.

Lebih tepatnya, ada pukulan dan tendangan dari massa dari SYL, ormas pendukung SYL, kata Bothia kepada wartawan di Polta Metro Jaya, Jakarta, Kamis.

Bodhia mengatakan, awalnya rombongan pendukung SYL datang dini hari.

Saat itu, awak media sudah bersiap memotret SYL saat keluar ruang sidang. Namun ormas menutup pintu pengadilan.

“Ruang sidang saat itu penuh dan mereka datang satu per satu untuk memblokir pintu keluar. Kami sebenarnya sudah sepakat dengan ormas karena kru TV (wartawan) lainnya juga diminta keluar. Jadi saat SYL keluar, kami berdua. di sana. Kita bisa berfoto,” katanya.

“Tapi ketika SYL keluar, mereka buru-buru keluar, memberi tekanan, dan akhirnya membuat kekacauan. Banyak korban dan teman-teman TV lainnya. Pemberitaan pun terpengaruh,” jelasnya.

Ia mengaku terjatuh saat melindungi alat kerjanya dalam kondisi kacau.

“Pertama ada teriakan dari saya saat saya dipukul. Saya berteriak korupsi. Kemudian ormas mendatangi saya. Dia mencoba memukul dan menendangnya,” jelasnya.

Dari apa yang dia lihat, diasumsikan bahwa ketiganya bertanggung jawab atas serangan tersebut, namun dia tidak terluka parah.

“Tidak, karena saat saya memukul dan menendang. Aku menghindarinya, pukulan sedikit pun tidak ada salahnya.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *