Dilansir dari reporter Tribune News.com, Fahmi Ramadan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Polres Metro Jakarta Utara membuka kemungkinan menetapkan tersangka baru atas tewasnya taruna Sekolah Tinggi Ilmu Kelautan (STIP) Jakarta Putu Satria Ananta Rustika oleh seniornya.
Kapolres Metro Jakarta Utara Pol Gideon Arif Setiawan menegaskan, meski pihaknya sudah menetapkan tersangka Tegar Rafi Sanjay, 21, dalam kasus tersebut, namun kasus tersebut belum final.
Pasalnya, kata dia, penyidik Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Utara saat ini terus mengumpulkan alat bukti lebih lanjut untuk mengusut kasus pembunuhan taruna Bali tersebut.
“Saya bilang, kemarin kita tidak menetapkan satu tersangka pun dalam penyidikan, itu belum final ya, semua akses penyidikan kita tutup, tidak,” kata Gideon, Selasa (7/5/) di Polres Metro Jakarta Utara. mengatakan kepada wartawan. 2024).
Pasalnya, menurut mantan Kapolda Metro Jaya Kota ini, jika nantinya penyidik menemukan bukti baru yang menguatkan adanya tindak pidana, kemungkinan ada penambahan tersangka.
Namun, dia menjelaskan, saat ini diperlukan bukti yang luas dan bantuan dari beberapa ahli untuk menentukan apakah ada tersangka lain dalam kasus tersebut.
“Jika ditemukan fakta baru, bukti-bukti dari konteks segitiga diperkuat, tidak menutup kemungkinan (penetapan tersangka baru),” ujarnya.
“Iya, tapi kita harus kembali ke buktinya, dan kita tanyakan ke beberapa ahli tentang buktinya,” pungkas Gideon.
Sebelumnya, polisi mengungkap alasan di balik keterlibatan puluhan taruna Sekolah Tinggi Ilmu Kelautan (STIP) Jakarta saat melakukan pemeriksaan praperadilan atas meninggalnya Putu Satria Ananta Rustika (19) pada Senin (6/5/2024). . Selesai ) besok. .
Proses prarekonstruksi yang dilakukan secara tertutup itu berlangsung di kamar mandi STIP Jakarta yang menjadi tempat kejadian perkara (TKP) tewasnya Putu.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara, AKBP. Ketika Putu meninggal setelah penyerangan tersebut, puluhan taruna muncul untuk mempelajari peran mereka, kata Heidi Saputra Siagian.
“Jadi kita tahu lagi apa peran masing-masing orang di kamar mandi,” kata Heidi saat dikonfirmasi, Selasa (7/5/2024).
Namun Headey masih enggan membeberkan adegan apa saja yang diambil para kadet saat pre-remake kemarin.
Pasalnya, kata dia, pihaknya masih melakukan penyelidikan dan penyelidikan lebih lanjut sebelum go public.
Dia bilang iya, makanya akan diumumkan setelah diselidiki lebih lanjut.
Selain itu, Heidi juga menegaskan, puluhan taruna tersebut masih menyandang status syahid meski ikut dalam proses pra reformasi.
“Masih saksi, masih diperiksa sebagai saksi. Masih saksi semua,” tutupnya.
Sebelumnya, Polres Metro Jakarta Utara memulangkan 12 taruna Sekolah Tinggi Ilmu Kelautan (STIP) Jakarta setelah Putu Satria Ananda Rustica (19) dibunuh seniornya, Tegar Rafi Sanjay (21) pada Jumat (3). / 5/2024) lalu.
Berdasarkan pantauan Tribunnews.com, puluhan taruna tersebut diamankan penyidik Strategi Polres Metro Jakarta Utara dari gedung STIP Jakarta di Silining, Jakarta Utara pada Senin (6/5/2024) sekitar pukul 15.50 WIB.
Saat ditangkap polisi, ia terlihat mengenakan pakaian olah raga STIP yang memiliki warna berbeda seperti oranye dan merah serta tulisan Taruna di bagian belakang bajunya.
Para taruna yang berbadan tegap dan berambut cepak itu terlihat berlari dengan wajah tertutup pakaian yang dikenakannya saat digiring menuju mobil yang telah disediakan.
Anggota Reskrim terdengar menyuruh mereka bergegas masuk ke dalam mobil.
“Ayo, ayo, kemari, kemari,” kata seorang petugas.
Selain puluhan taruna, ada pula tersangka Tegar Rafi yang ditangkap polisi.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara AKBP Heidi Siagian mengatakan, taruna yang didatangkan untuk kepentingan proses penyidikan yang sedang dijalankan partainya.
“Masih kita dalami peran semua orang, masih kita dalami,” kata Heidi saat ditemui di STIP Jakarta, Senin.
Selain itu, di STIP Jakarta, Heidi juga menyebut pihaknya melakukan proses pra-reorganisasi kasus tersebut secara tertutup dan melibatkan puluhan taruna.
Namun Headey tidak menyebutkan berapa jumlah view yang diperoleh timnya dari proses prarekonstruksi tersebut.
Heidi hanya mengatakan, puluhan taruna tersebut saat ini masih berstatus saksi, meski kini sudah dilimpahkan ke Polres Metro Jakarta Utara.
“Masih saksi, nanti masih kami selidiki lebih detailnya,” tutupnya. Nama korban senior menjadi tersangka
Sebelumnya, polisi menetapkan tersangka kasus dugaan penyerangan yang menewaskan seorang mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP), Silinsing, Jakarta Utara.
Tersangka diketahui bernama Tegar Rafi Sanjay (21), mahasiswa tahun kedua STIP Jakarta.
Kapolres Metro Jakarta Utara Kompol Gideon Arif Setiawan mengatakan, pihaknya memeriksa 36 orang di STIP, termasuk mahasiswa dan pengasuh, dokter, dan dokter spesialis.
Selain itu, dia juga mengatakan pihaknya telah mempelajari rekaman CCTV yang ada.
Jadi, kami menyimpulkan bahwa satu-satunya tersangka dalam kejadian ini adalah TRS. Salah satu taruna STIP Silining tingkat 2, kata Gideon kepada wartawan di Kantor Polda Metro Jaya, Sabtu (4/5/2024).
Ia mengatakan, senioritas menjadi kunci dalam hal ini. Yang mana Gideon menyimpulkan adanya arogansi jaman dahulu yang menemui partainya.
Motifnya senioritas. Kalau bisa ditebak, mungkin senioritas itu arogansi, ujarnya.
Sedangkan korban yang merupakan mahasiswa tahun pertama STIP Jakarta, Putu Satria Ananta Rustika (19), meninggal dunia karena luka pada ulu hati.
“Ini menyebabkan jaringan paru-paru pecah, berdarah, tetapi juga iritasi pada mulut,” ujarnya.
Atas perbuatannya, tersangka dijerat Pasal 3380 jo Pasal 351 Ayat 3 dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.
Sebelumnya, seorang mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kelautan (STPI) dikabarkan meninggal dunia pada Jumat (3/5/2024).
Kabar meninggalnya mahasiswa STPI tersebut dibenarkan Kapolsek Plafon, Fernando Saharta Saragi.
“Iya betul (ada mahasiswa meninggal),” kata Fernando saat dihubungi, Jumat.
Sejauh ini, polisi menduga ada mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kelautan (STIP) inisial yang meninggal karena dianiaya kakak kelasnya.
Kapolsek Metro Jakarta Utara Gidon Arif Setiawan mengatakan, korban merupakan siswa baru di sekolah tersebut.
“Jadi awalnya kami menerima LP (laporan) kematian seseorang ke Polres Metro Jakarta Utara, yang saat itu meninggal di RS Taruma Jaya. STIP itu adalah mahasiswa Tingkat 1 di kata Gideon kepada wartawan, Jumat (3/5/2024).
Setelah menerima laporan tersebut, kata Gideon, pihaknya berkoordinasi dengan pihak sekolah dan memang benar ada yang meninggal dunia.
Gideon, polisi masih menyelidiki penyebab kematian pelajar tersebut. Namun, saat ini ia diduga dianiaya oleh orang yang lebih tua.
“Diduga hal tersebut akibat kekerasan yang dilakukan oleh 2 orang senior pada kegiatan pagi tadi, yang dilakukan oleh orang yang lebih tua terhadap anak atau korban,” ujarnya.
Untuk penyelidikan sementara, aksi penganiayaan tersebut diduga terjadi di kamar mandi sekolah tersebut.
Sejauh ini sudah ada korban lansia yang ditangkap meski belum diketahui jumlahnya. Polisi menyebut hanya 10 saksi yang diperiksa.