Wartawan Tribunnews.com Fahdi Fahlavi melaporkan
TRIBUNNEWS.
Akil menyayangkan adanya aturan yang melarang anggota Paskibraka berhijab.
Padahal, menurut Syed Aqeel, toleransi seharusnya diberikan terhadap keyakinan orang yang berhijab.
“Kita sayang, kita sayang. Kalau kita toleran terhadap perbedaan, kenapa mereka tidak toleran terhadap sesuatu yang bisa dibanggakan,” kata Said Akil di Jakarta, Kamis (15/8/2024).
Menurut Saeed Akil, umat Islam bersikap toleran terhadap pemeluk agama lain yang tidak berhijab. Di sisi lain, umat agama lain juga menghormati umat Islam yang berhijab.
Ia mengatakan, hal ini merupakan contoh keberagaman yang ada di Indonesia.
“Kami umat Islam bersikap toleran terhadap teman-teman yang tidak berhijab, dan yang tidak berhijab harus menghormati yang berhijab. Itu namanya keberagaman, dan kita harus menjaga dan melestarikannya,” ujarnya.
Bahkan, Syed Akil menyebut anggota Paskibraka yang berhijab sebenarnya adalah gambaran Binneka Tunggal Ika.
“Bahkan saat kami di Paskibraka ada beberapa seragam yang menunjukkan bahwa kami adalah Binka Tunggal Ika, ada yang berhijab dan ada pula yang tidak berhijab,” ujarnya.
Selama ini, Saeed Aqeel menjabat sebagai anggota pengurus BPIP.
Diakuinya, Paskibraka tidak mengetahui adanya aturan dari BPIP untuk tidak berhijab.
“Komite pengarah tidak mengambil keputusan. Hanya memberi arahan. Bukan teknis,” tutupnya.
Sebelumnya, Pengurus Pusat Pensiun Nasional (PPI) RI menyayangkan pelepasan hijab petugas Pasukan Pengibar Bendera Negara (Paskibraka) pada Paskibraka 2024.
Kabarnya, dikerahkan 18 petugas dari beberapa daerah yang berhijab, namun belasan petugas tersebut tidak ada yang berhijab.
“Awalnya ada 18 utusan provinsi yang datang berhijab. Makanya Teman-teman Provinsi (PPI) juga protes dan hari ini kami menyatakan sikap,” kata Ketua Umum PPI Gusta Feriza dalam konferensi pers di Sekretariat PPI, Jakarta , Rabu (14/8/2024).