Reporter Tribunnews.com Reynas Abdila melaporkan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Polda Metro Jaya mengumpulkan beberapa perwakilan sekolah negeri dan swasta di Tangerang Selatan untuk mencegah konflik antar siswa.
Operasi tersebut dilancarkan Polres Tangsel dengan tujuan untuk melindungi generasi muda khususnya pelajar agar tidak menjadi korban atau terlibat tawuran.
Wakil Kapolda Metro Jaya Brigjen Pol Jati Wiyoto Abadhi mengatakan, layanan tersebut bisa menjadi pilot project di bawah Polda Metro Jaya.
“Saya berharap layanan ini bisa menjadi pilot project di Polda Metro Jaya dan ini diawali oleh Polres Tangsel untuk memantau dan menjaga anak-anaknya demi pendidikan yang diharapkan dari semua pihak yang tentunya masih memiliki masa depan yang panjang,” dia menjelaskan. Brigadir Jati pada Rabu (24/10/2024).
Ia mengatakan, acara tersebut sangat bermanfaat dan akan dilakukan deklarasi lebih lanjut di beberapa polsek wilayah Polda Metro Jaya.
Kapolres Tangsel AKBP Victor DH. Inkiriwang menjelaskan, pencegahan tawuran terjadi setelah terjadi bentrokan di Tangerang Selatan yang mengakibatkan korban luka bahkan kematian.
Program ini mencakup lima (5) pilar yaitu TNI, Polri, Pemerintah Kota (Forkopimda), Akademi dan tokoh agama/masyarakat.
“Cukup melihat saudara kita menjadi korban atau ikut tawuran. “Dari situ kami berkolaborasi dengan PJS Wali Kota Tangerang Selatan, khususnya Dinas Pendidikan, Kejari, Kodim, sekolah dan pemangku kepentingan terkait,” jelas AKBP Victor.
Rencana ke depan dari lima pilar tersebut adalah pendidikan sekolah.
“Kami melakukan ini setidaknya dua kali sebulan, mengunjungi sekolah-sekolah yang teridentifikasi memiliki tingkat konflik yang tinggi,” tambahnya.
Pihaknya mengajarkan, memberikan materi terkait, menghimbau masyarakat untuk tidak terlibat tawuran dan sehari-hari dibantu oleh anggota satuan Binmas Polres Tangsel.