TRIBUNNEWS.COM – Dasar gencatan senjata dan perundingan terbatas adalah permintaan Hamas agar pemerintah Israel menawarkan untuk mengakhiri perang secara permanen, lapor The Times of Israel, mengutip dua pejabat yang dekat dengan kasus tersebut.
Kesepakatan tiga fase yang disponsori AS saat ini menyerukan gencatan senjata awal selama enam minggu, di mana negosiasi untuk gencatan senjata permanen akan dilakukan.
Gedung Putih mengatakan pemerintah Israel menawarkan kesepakatan itu.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah berulang kali menekankan bahwa Israel tidak akan mengakhiri perang sebelum Hamas dihancurkan.
Seruan Hamas untuk melakukan gencatan senjata permanen dipicu oleh kekhawatiran bahwa Netanyahu hanya akan melaksanakan perjanjian gencatan senjata tahap pertama sebelum menemukan alasan untuk melanjutkan pertempuran, kata pejabat itu kepada The Times of Israel.
Lima orang tewas dan 17 luka-luka dalam serangan Israel terhadap dua bangunan di kamp pengungsi Nuseirat, lapor kantor berita Al Jazeera Arab dan Wafa.
Tentara Israel dilaporkan menggunakan bom untuk menghancurkan rumah-rumah di pusat Rafah, Al Jazeera Arab melaporkan.
Daerah al-Mawasi di selatan Gaza diserang semalam oleh pasukan Israel “dari udara, darat dan laut,” menurut laporan.
Gadis Palestina berusia delapan tahun Hanan Al-Zaanin meninggal karena kekurangan gizi parah ketika UNICEF dan Organisasi Kesehatan Dunia memperingatkan bahwa ribuan anak-anak berisiko berada di Gaza.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mendesak Hamas untuk menerapkan “tekanan segera” terhadap Israel agar menyetujui gencatan senjata permanen.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan pihaknya “sangat mengutuk” penahanan pejabat PBB, diplomat dan LSM yang dituduh menjadi bagian dari “jaringan mata-mata AS-Israel” oleh Houthi di Yaman.
Sirene terdengar di wilayah Galilea di Israel utara ketika Hizbullah dan Israel terus saling menembak melintasi perbatasan.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan banyak perubahan yang diusulkan Hamas terhadap perjanjian gencatan senjata tidak layak dilakukan.
Blinken menambahkan bahwa para negosiator akan mencoba “mencapai kesepakatan” dalam beberapa hari mendatang.
Osama Hamdan, seorang pejabat senior Hamas, membantah bahwa kelompok Palestina telah mengajukan proposal baru untuk proposal gencatan senjata yang didukung AS di Gaza.
Hamas juga menuding Blinken bias karena menyalahkan kelompok Palestina atas kegagalan perjanjian gencatan senjata.
Mereka juga mengatakan Blinken telah menjabat sebagai menteri luar negeri Israel sejak awal perang.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)