Laporan reporter Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PT SAN Putra Sejahtera (PO.SAN) telah menerima 20 laporan penipuan dengan cara membagikan nomor telepon di Google Review dan media sosial tentang pemesanan tiket PO SAN. Total kerugian dari 20 orang yang dilaporkan sebesar Rp 15,7 juta.
Wakil Ketua PO. SAN Kurnia Lesari Adnan mengatakan banyak penipuan yang dilakukan di Google Review, melalui akun fanbase PO Facebook. SAN SAN Lover juga ada di kolom komentar PO Instagram. San. 20 laporan dikumpulkan selama dua tahun.
“Kami menerima 20 laporan penipuan yang menyebabkan kerugian Rp15.704.927. Diantaranya adalah penumpang yang kehilangan Rp2,1 juta dalam tiga kali pemberangkatan. Yang menarik, penumpang tersebut mendapatkan tiket elektronik yang mirip dengan tiket PO yang sah,” kata Sari kepada media. Diskusi ‘Pemberantasan Penipuan Tiket Bus’ di Jakarta, Selasa (9/7/2024).
Sari mengatakan penipuan kerap terjadi ketika netizen mencari cara memesan tiket PO. San. Katanya, di bagian ini pelaku masuk dan menambahkan nomor telepon palsu.
“Mereka menulis, hubungi nomor 083837773599. Atau hubungi akun resmi 085273027004. Ada juga nomor 085711454297 dan nomor lainnya, yang bukan PO valid, SAN, langsung pakai nomor palsu,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT SAN Putra Sejahtera (PO.SAN) Kurnia Lesani Adnan mengatakan, penipuan tiket bus terus terjadi. Ia meminta para calon penumpang naik bus untuk memesan tiket yang sah saja.
“Di Google Review dan di media sosial, ada penipu yang menyebarkan nomor di sana, calon penumpang salah sambung ke nomor PO Bus. Hubungi nomor telepon. Kebenarannya masih dipertanyakan,” kata Sani.
Pak Sani yang merupakan Ketua Ikatan Pengendara Muda Indonesia (IPOMI) berharap pemerintah diminta menghentikan penipuan tiket bus, serta berupaya mencegah lebih banyak korban. jatuh
“Penipuan tiket bus ini sudah berlangsung bertahun-tahun, kami berharap semua pihak, masyarakat, pedagang bus, pemerintah dan pihak terkait bisa bersama-sama menyelesaikan masalah ini agar tidak terjadi kerugian. adalah masyarakat, pedagang PO Bus dan karyawannya,” ujarnya.
Sementara itu, dari sisi PO Bus, lanjut Sani, penipuan tiket bus mengancam nama baik dan nama baik perusahaan. Oleh karena itu, keseriusan pemerintah dalam menyelesaikan masalah penyelewengan sangat penting.
Selain itu, pemerintah ingin perusahaan bus menggunakan sistem tersebut. Tiket elektronik, sesuai peraturan Menteri Perhubungan No. 12 tahun 2021.
“Pemerintah harus serius mengatasi masalah penipuan,” tegas Sani.