Laporan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pneumonia masih menjadi bahaya bagi anak-anak.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan saat ini, Dr. Yudhi Pramono, MARS mengatakan, kanker paru merupakan salah satu penyakit penyebab kematian anak balita di Indonesia.
Angka dari Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO pada tahun 2021 menunjukkan bahwa kanker paru-paru akan menyebabkan kematian anak di bawah usia 5 tahun sebanyak 740.000 jiwa.
Atau setara dengan 14 persen dari total kematian anak balita di dunia.
“Hal ini menunjukkan bahwa pneumonia merupakan ancaman bagi kesehatan anak-anak,” kata Dr. Yudhi.
Menurut data BPJS Kesehatan tahun 2023, kanker paru menempati urutan pertama penyakit termahal, yakni Rp 8,7 triliun.
Pengikut tuberkulosis (TBC), penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), asma dan kanker paru-paru.
Selain itu, Wakil Menteri Kesehatan Indonesia (Wamenkes) Dr. Dante Saksono Harbuwono mengatakan kanker paru sering disebut sebagai silent killer.
Pasalnya, pneumonia menyerang paru-paru, membuat sulit bernapas, bahkan menyebabkan kematian, terutama pada anak-anak.
“Pneumonia terus menjadi ancaman besar bagi anak-anak di seluruh dunia. Kematian akibat pneumonia terjadi setiap 43 detik. Itu berarti 700.000 anak meninggal setiap tahun akibat pneumonia, penyakit yang sebenarnya bisa dicegah,” kata Dante, dari pusat tersebut. situs resminya, Rabu (20/11/2024).
Untuk lebih jelasnya, pneumonia adalah peradangan pada paru-paru akibat infeksi saluran pernapasan parah yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur.
Pada bayi, gejala yang paling umum atau umum terjadi adalah batuk dan kesulitan bernapas.
Sedangkan gejala pneumonia berat adalah kemerahan pada dinding dada bagian bawah saat bernapas.
Ditegaskan dr Dante, salah satu faktor yang efektif adalah paparan asap rokok.
Oleh karena itu, Profesor Dante memberikan teguran kepada para orang tua yang merokok di rumah.
Merokok tidak hanya berbahaya bagi kesehatan Anda, tetapi juga dapat melemahkan paru-paru anak Anda.
“Statistik menunjukkan bahwa anak-anak yang orang tuanya merokok lebih mungkin terkena kanker paru-paru dibandingkan dengan anak-anak yang orang tuanya tidak merokok,” kata Profesor Dante.