TRIBUNNEWS.COM – Perdana Menteri Palestina Mohammad Mustafa mengatakan kepada negara-negara anggota PBB bahwa situasi saat ini di Gaza adalah yang terburuk dalam sejarah.
“Rakyat Gaza sedang menghadapi salah satu kisah terburuk dalam sejarah modern,” kata perdana menteri Palestina pada Senin (24/9/2024), seperti dikutip ArabNews.
Dia mengatakan bahwa semua ini terjadi karena orang Israel bekerja secara ilegal, yang semakin hari semakin parah.
Masyarakat Gaza kini akan menderita penderitaan dan kerugian yang sangat besar.
“Selama hampir satu tahun ini, perang genosida Israel (di Gaza) telah menyebabkan kerugian dan penderitaan yang belum pernah terjadi sebelumnya serta tragedi kemanusiaan,” kata Mustafa.
Tak hanya itu, ancaman dari masyarakat terus menghantui warga Tepi Barat.
“Pada saat yang sama, masyarakat kami di Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, terus menghadapi ancaman sistemik,” tambahnya.
Mustafa menekankan bahwa saat ini adalah apa yang diinginkan warga Gaza demi perdamaian dan keadilan.
“Selama lebih dari 76 tahun, negara kita terpaksa menanggung berbagai bencana akibat ulah manusia yang melemahkan upaya kita untuk mencapai keadilan, perdamaian, dan kesejahteraan,” jelasnya.
Meskipun serangan meningkat setiap hari, Mustafa menekankan bahwa semangat Gaza belum tenang.
“Meskipun bertahun-tahun mengalami penindasan dan penindasan, rakyat kami tetap teguh. Kami yakin sumber daya manusia adalah prioritas kami,” katanya tentang penghancuran Kota Gaza oleh Israel.
Sebelum perang dimulai di Gaza, 600.000 orang tinggal di Kota Gaza di utara.
Namun kini hampir sebagian kawasan tersebut telah rusak dan hancur.
Di kota Rafah di Gaza selatan, serangan darat Israel telah menghancurkan banyak bangunan.
Serangan terhadap Rafah dimulai pada awal Mei 2024, menurut Al Jazeera.
Amnesty International mengatakan 90 persen bangunan di sepanjang pagar perbatasan Gaza dengan Israel tampaknya hancur atau rusak parah antara Oktober 2023 hingga Mei 2024. Banyak fasilitas medis yang hancur.
Rumah sakit adalah salah satu target Israel selama perang.
Israel telah berulang kali menyerang rumah sakit dan petugas kesehatan.
Hal ini menyebabkan banyak fasilitas medis di Gaza lumpuh total.
Israel menuduh Hamas menggunakan rumah sakit itu untuk tujuan militer tanpa memberikan bukti.
Namun Hamas menolak klaim tersebut.
Pada November 2023 dan Maret 2024, tentara Israel menargetkan Rumah Sakit Al-Shifa.
WHO mengatakan operasi kedua membuat rumah sakit itu menjadi “cangkang kosong” yang penuh dengan sisa-sisa manusia.
Menurut WHO, hanya 13 dari 16 rumah sakit di Gaza yang masih beroperasi.
FYI, perang di Wilayah Palestina dimulai pada 7 Oktober 2023.
Sejak itu, tentara Israel telah menghancurkan banyak wilayah Palestina.
Lebih dari 41.400 orang tewas hingga saat ini akibat serangan Israel.
Invasi Israel ke Gaza membuat seluruh penduduk mengungsi dan menyebabkan kelaparan dan penyakit mematikan.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Lebih banyak cerita terkait Mohammad Mustafa dan konflik Palestina vs Israel