PM Malaysia Anwar Ibrahim Temui Langsung Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, Ini Hal yang Dibahas

TRIBUNNEWS.COM – Datuk Seri Anwar Ibrahim, Perdana Menteri Malaysia memanfaatkan kesempatan di tengah kesibukannya untuk melakukan kunjungan resmi ke Qatar dan bertemu dengan delegasi Hamas.

Anwar Ibrahim bertemu dan berbicara dengan Ismail Haniyeh, pemimpin utama Hamas, di Doha. Anwar berkata: Selain turut berbela sungkawa atas meninggalnya anggota keluarga Ismail yang tewas dalam penembakan biadab yang dilakukan rezim Zionis, saya juga mendapat kabar terkini mengenai situasi pahit di Gaza dan Rafah yang membuat saya semakin khawatir. Ibrahim melalui postingan di akun media sosial resminya di X.

Dalam postingan yang dibagikan pada Selasa pagi (14), Anwar mengatakan: Sejak dimulainya konflik delapan bulan lalu, ratusan ribu warga Palestina telah terbunuh dan terluka, dan separuh Gaza terpaksa mengungsi. /Mei 2024).

Dalam pertemuan tersebut, Anwar Ibrahim didampingi Menteri Luar Negeri Malaysia, Datuk Seri Muhammad Hassan.

Sementara itu, Ismail Haniyeh tiba bersama Khalid Meshaal, mantan pemimpin Hamas.

Dalam pertemuan tersebut, Anwar Ibrahim juga menegaskan komitmen Malaysia untuk terus memberikan tekanan kepada seluruh organisasi internasional terkait untuk menghentikan serangan terhadap Rafah.

Dia menambahkan: “Saya menekankan bahwa Malaysia akan memainkan perannya di tingkat internasional untuk mencegah serangan terhadap Rafah sambil memobilisasi upaya yang lebih gesit untuk membantu para korban perang di Gaza,” tambahnya terutama dalam hal bantuan kemanusiaan, kesehatan dan pendidikan. Anwar menegaskan.

Selain itu, perwakilan Malaysia Anwar juga mengapresiasi kesediaan Hamas untuk melepaskan tahanan Israel, terutama anak-anak dan perempuan, serta menerima rencana perdamaian dan gencatan senjata yang diusulkan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan komunitas internasional.

Karena komitmen Hamas untuk segera menerapkan gencatan senjata, Malaysia kini menyerukan agar Israel segera mengeluarkan pernyataan serupa dan mengambil tindakan serupa untuk segera mewujudkan perdamaian.

Pada saat yang sama, Malaysia ingin Israel berhenti membunuh warga Palestina, membebaskan semua tahanan Palestina dan menyetujui rencana perdamaian, kata Anwar Ibrahim. Mantan Kepala Staf Angkatan Darat Israel, saya katakan bahwa kemenangan mustahil bagi negara Anda

Sementara itu, Don Halutz, mantan kepala staf tentara Israel, baru-baru ini melontarkan pernyataan gamblang terkait tindakan agresif negaranya terhadap Palestina.

Pada Minggu (12/5/2024), Dan mengaku rezimnya tidak akan bisa mendeklarasikan kemenangan meski menghancurkan segalanya di Jalur Gaza.

“Banyak tentara Israel tewas sia-sia di Gaza dan wilayah utara, karena perang ini tidak memiliki tujuan yang jelas,” kata Halutz.

Halutz, seperti dikutip oleh kantor berita Palestina Sama, melanjutkan: “Bahkan jika kami dapat menghancurkan Gaza sepenuhnya, kami tidak akan mampu menampilkan gambaran kemenangan.”

Dia melanjutkan: “Satu-satunya gambaran yang akan dicatat dalam sejarah adalah kekalahan kami (Israel) (Hamas) setelah 7 Oktober, jadi kami harus berusaha dengan segala cara untuk membebaskan 132 anak-anak yang tersisa di Gaza.”

Pernyataan Halutz juga diamini oleh Aviv Kohavi, mantan kepala staf rezim Zionis.

Diakui Aviv, tidak ada cara lain untuk menghentikan perang selain melepaskan seluruh sandera yang disandera Hamas.

“Memulangkan sandera dari Gaza juga berarti berakhirnya perang,” katanya.

Mantan Perdana Menteri Ehud Olmert sebelumnya mengatakan kepada saluran Arab bahwa operasi militer saat ini tidak akan mengarah pada pembebasan sandera.

Selain itu, pihaknya juga terus memantau pemerintahan Benjamin Netanyahu yang menurutnya bertekad terus menyerang Palestina.

Kami juga akan melanjutkan upaya kami untuk mencegah kabinet Benjamin Netanyahu mengambil keputusan yang tidak sejalan dengan kepentingan Israel yang sebenarnya, kata Olmert.

(Tribunnews.com/Bobby)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *