TRIBUNNEWS.COM – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Selasa malam (10/1/2024) mengomentari serangan balasan Iran terhadap beberapa pangkalan militer Israel.
Netanyahu menyebut serangan itu gagal dan mengancam Iran akan mengalami nasib yang sama seperti Gaza dan Lebanon.
“Iran mungkin mengalami nasib yang sama seperti Gaza dan Lebanon,” kata Netanyahu pada Selasa malam, merujuk pada serangan Israel terhadap Gaza dan Lebanon.
Dia bersumpah bahwa Israel akan menanggapi serangan balik Iran dan percaya bahwa Iran telah melakukan kesalahan besar dengan menembakkan rudal ke Israel.
“Hari ini, Iran melakukan kesalahan serius dan akan menanggung akibatnya. Rezim Iran tidak memahami tekad kami untuk membela diri dan tekad kami untuk membalas dendam pada musuh-musuh kami,” kata Netanyahu dalam pidatonya yang disiarkan televisi.
“Kami akan mengikuti aturan kami sendiri: jika seseorang menyerang kami, kami akan menyerang mereka,” lanjut perdana menteri.
Netanyahu juga mengucapkan terima kasih kepada sekutunya, Amerika Serikat (AS), yang membela Israel dengan menembak jatuh sejumlah rudal Iran.
“Saya juga berterima kasih kepada Amerika Serikat karena mendukung pertahanan kami,” katanya, menurut Euro News.
Dalam menghalau serangan Israel kemarin, selain AS, pasukan Inggris di Timur Tengah juga ikut terlibat.
Mayor Jenderal Pat Ryder, juru bicara Departemen Pertahanan AS (Pentagon), mengatakan dua kapal perang menembakkan sekitar selusin rudal pencegat untuk melawan serangan balasan Iran, seperti dikutip BBC.
Menanggapi Israel, Iran menembakkan setidaknya 180 rudal pada Selasa malam.
Sasaran serangan tersebut adalah pangkalan Mossad, pangkalan udara Hatzrim dan Nevatim, radar, dan pusat perakitan tank Israel.
Korps Pengawal Revolusi Iran (IRGC) mengatakan serangan balasan tersebut merupakan respons terhadap pembunuhan Israel terhadap Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh, Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah dan sejumlah pejabat senior militer IRGC.
Sementara itu, Israel bersama AS dan sekutunya menuduh Iran mendanai kelompok perlawanan seperti Hizbullah, Hamas, Kataib Hizbullah, Jihad Islam Palestina (PIJ) dan kelompok lain di Suriah, Irak, dan Lebanon untuk melawan Israel dan sekutunya. wilayah. Korban di Jalur Gaza
Korban tewas warga Palestina telah meningkat menjadi lebih dari 41.638 orang, dengan 96.460 orang terluka antara Sabtu (7/10/2023) hingga Rabu (10/2/2024) dan 1.147 orang tewas di wilayah tersebut ketika Israel melanjutkan agresinya di Jalur Gaza. Israel, dikutip oleh Al-Jazeera.
Israel sebelumnya mulai melakukan pengeboman di Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina Hamas melancarkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk mengatasi pendudukan dan kekerasan Israel di Al-Aqsa sejak tahun 1948.
Israel mengklaim Hamas menyandera 101 sandera di Jalur Gaza setelah menukar 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
(Tribunnews.com/Unita Rahmayanti)
Berita lainnya terkait konflik Palestina-Israel