TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR Putu Supadma Rudana menyatakan Indonesia sudah menjadi ekonomi pasar digital.
Hal tersebut disampaikan Putu Rudana dalam pertemuan dengan Parlemen dan Pemerintah Brunei Darussalam pada 10 Juni 2024 di Brunei Darussalam.
Saat itu, Putu menjadi pembicara pada Tripartit Forum yang diselenggarakan Pemerintah Brunei Darussalam untuk membangun ekonomi digital di kawasan ASEAN.
“Bagaimana membangun ekonomi digital yang berkembang pesat di kawasan Asean, dan strategi apa untuk membangun ketahanan siber kita serta berkontribusi terhadap kesejahteraan menyeluruh seluruh masyarakat di kawasan Asean,” kata Putu dalam keterangan tertulisnya, Minggu (6 /23/). 2024). ).
Sementara itu, forum bertema “Membangun Ekonomi Digital yang Vibrant di ASEAN: Strategi Ketahanan Siber dan Kemakmuran Bersama” dibuka langsung oleh H.E. Dato Seri Setia Dr. Awang Haji Mohd Amin Liew Abdullah, Menteri di Kantor Perdana Menteri dan Menteri Keuangan dan Ekonomi II.
Pada kesempatan itu, Putu Rudana didampingi oleh pembicara lain seperti H. E. Paul Thoppil selaku Perwakilan Dagang Kanada untuk Indo-Pasifik; Jerome Saniez sebagai CEO TotalEnergies dan Presiden Negara Brunei;
Selanjutnya, Arnold Consengco sebagai Wakil Presiden Regional, Penjualan Asia Tenggara dan Tiongkok Raya, OutSystems; Adeleye Falade Direktur Pelaksana dan CEP Brunei LNG; dr. Ryan Manuel sebagai pendiri dan CEO Bilby (salah satu perusahaan terbaru Hong Kong pada tahun 2023).
Anggota Komite VI DPR RI ini mengatakan, Indonesia merupakan negara Asia Tenggara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia dan terbesar di kawasan Asean.
Oleh karena itu, lanjutnya, sangat penting dan Indonesia cenderung menjadi pasar ekonomi digital.
“Ada sikap yang berbeda dan berbeda mengenai akses digital di Indonesia, baik itu terkait koneksi internet, atau literasi digital, atau bagaimana masyarakat menghadapi tantangan, di mana koneksi internet juga bermasalah. Tapi pemanfaatan internet, pemanfaatan masyarakat. media, dan bagaimana transformasi digital yang terjadi di Indonesia, mau tidak mau, bisa dipaksakan dan benar-benar terjadi,” ujarnya.
Misalnya, kata Putu, Indonesia sekitar 10 tahun lalu belum memikirkan bagaimana UMKM, usaha mikro, kecil dan menengah atau Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) bisa menerapkan transformasi digital.
“Iya kalau dilihat di beberapa tempat bisa digunakan melalui aplikasi platform Unicorn, baik itu menggunakan aplikasi Gojek, Tokopedia, aplikasi-aplikasi terkait aplikasi platform digital lainnya, dan ternyata sudah dilakukan dan sudah terjadi transformasi. . . Bali ini
Kedua, kata Putu, saat ini sudah ada mekanisme pembayaran digital yaitu QR atau QRIS dan QR ini sudah berfungsi di Indonesia. Mungkin, katanya, tidak terjadi di banyak negara lain. Menurutnya, QRIS bermanfaat bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah.
“Kami ingin memastikan bahwa Indonesia benar-benar berkomitmen, dan transformasi digital itu penting, mau tidak mau semua negara harus menerapkannya. Ini contoh Indonesia yang kita lakukan dari segi implementasi, regulasi, itu adalah sangat sulit untuk mengatasi informasi, dan percepatan transformasi digital ini”, ujarnya.
Oleh karena itu, Putu, anggota Inter-Parliamentary Union for Sustainable Development (IPU), meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mempercepat atau meningkatkan seluruh konektivitas agar masyarakat dapat memanfaatkan Internet dengan lebih baik dan lebih baik dalam banyak hal. . cara tempat di Indonesia.
“Sebenarnya pemanfaatan literasi yang hanya memanfaatkan internet atau jejaring sosial untuk kepentingan pribadi bisa lebih berkomitmen untuk digunakan untuk hal yang lebih produktif, mungkin dalam bentuk usaha mikro dan kecil. Mereka bisa berbisnis menggunakan jejaring sosial atau transformasi digital. “Kalau ada transformasi digital dan keberlanjutan, yang terpenting adalah membangun UMKM. Kami tegaskan itu perlu,” ujarnya.
Seperti yang dikatakan Putu, UMKM Indonesia merupakan tulang punggung perekonomian nasional.
Di mana, kata dia, UMKM menyumbang 61 persen PDB terhadap PDB Indonesia. Selain itu, UMKM mendukung 97 persen upaya transformasi digital tersebut.
“Jadi tulang punggung perekonomian Indonesia kuat di UMKM, perekonomian kita juga di UMKM dan koperasi. Ya maksudnya, situasi ini kita jelaskan di forum dan mereka memberikan apresiasi dan tepuk tangan yang luar biasa kepada kita,” ujarnya.