Laporan jurnalis Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Subholding hulu Pertamina PT Pertamina Hulu Energi (PHE) melaporkan produksi minyak dan gas sebesar 1,05 juta BOEPD (barel setara minyak per hari) pada H1-2024.
Rinciannya, produksi minyak sebesar 556 ribu BOPD (barel minyak per hari) dan produksi gas sebesar 2,86 miliar SCFD (standar kaki kubik per hari).
Peningkatan produksi migas ini berasal dari berbagai aktivitas antara lain pengeboran, workover, pemeliharaan sumur dan S/EOR.
PHE menyelesaikan pemboran 6 sumur eksplorasi dan 334 sumur pengembangan hingga Juni 2024. Selain itu, perbaikan 476 sumur dan 17.436 well services terbilang signifikan dibandingkan periode yang sama tahun 2023.
Awal tahun ini, pengeboran eksplorasi berhasil menemukan sumber daya migas baru melalui sumur Angrek Violet (AVO)-001 di Sumatera Selatan, sumur Penang East (PNE)-1 di Riau, dan sumur Julang Emas (JLE). -001 Sumur di Sulawesi Tengah.
PHE juga melaporkan perolehan survei seismik 2D 2D Amalia sepanjang 198 km di Sumatera Selatan.
Sementara itu, gempa 3D mengalami peningkatan pesat sebesar 413% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, dimana tercatat 1.978 km2 gempa 3D pada Juni 2024.
Kegiatan di wilayah timur Indonesia didominasi oleh survei seismik 3D antara lain survei 3D Seram di Maluku dan survei 3D Bone di perairan Sulawesi.
Chairman Director PHE Chalid Saeed Salim mengatakan, pihaknya akan terus berusaha menggali potensi dari berbagai aspek untuk mencapai target yang telah ditentukan.
“Pada Juni 2024, PHE menemukan cadangan terbukti minyak dan gas (P1) sebesar 93 juta BOE (barel setara minyak),” kata Chalid dalam keterangan tertulisnya, Rabu (14/08/2024).
Penemuan cadangan P1 ini memiliki cadangan minyak mentah sebesar 41 juta BO (barel minyak) dan cadangan gas sebesar 305 juta SCF (standar kaki kubik). Konsolidasi komitmen nol emisi bersih
Untuk memperkuat komitmennya terhadap emisi nol bersih, PHE telah menandatangani kolaborasi penangkapan karbon dengan ExxonMobil.
Kolaborasi ini dilakukan untuk pengembangan cekungan CCS Hub Asri, yang memiliki kapasitas penyimpanan CO2 dan mewakili peluang bisnis baru dalam program dekarbonisasi Asia Tenggara.
Kerja sama ini dilakukan dalam rangka upaya penurunan emisi karbon, serta mendukung pertumbuhan ekonomi melalui investasi, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan pendapatan negara.
PHE menandatangani nota kesepahaman dengan PT Sucofindo untuk menggali dan mengimplementasikan potensi ISO dalam pelaksanaan proyek Carbon Capture Storage (CCS)/ Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS).
Dengan teknologi CCUS dan CCS, Subholding Hulu Pertamina mempunyai pilihan untuk menggunakan CO2 untuk injeksi EOR/EGR di reservoir yang sudah habis atau menyimpannya sebagai pusat pengurangan dan injeksi.
“Hal ini dilakukan dalam upaya peningkatan produksi minyak dan gas untuk mendukung ketahanan energi nasional,” kata Khalid.
Menurutnya, pencapaian tersebut tidak lepas dari upaya PHE dalam mengelola baseline produksi, rencana kerja, dan strategi utama untuk meningkatkan pertumbuhan produksi melalui merger dan akuisisi.
Selain itu, memaksimalkan pertumbuhan cadangan dan sumber daya, dengan selalu mengedepankan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG).
“Kami bersyukur atas seluruh pencapaian tersebut, kami juga berterima kasih kepada seluruh pemangku kepentingan yang selalu mendukung kegiatan operasional perusahaan agar berjalan lancar,” kata Chalid. PT Pertamina Hulu Energi (PHE) melaporkan produksi minyak sebesar 548 ribu barel per hari (MBOPD) dan produksi gas sebesar 2,86 miliar standar meter kubik per hari (BSCFD). (PT Pertamina Hulu Energi (PHE))
Semua pencapaian tersebut tidak lepas dari upaya lebih dari 14.000 petugas (begitu pekerja Pertamina menyebutnya) dan didukung dengan penerapan teknologi digital terkini.
Pengembangan solusi data analitik yang terintegrasi, terstandar, inovatif dan agile untuk mendukung keputusan bisnis strategis, program penguatan infrastruktur pusat data dan pusat pemulihan bencana yang terintegrasi, dan tata kelola keamanan informasi, termasuk pusat informasi perlindungan keamanan dan operasi keamanan untuk menjaga kelangsungan bisnis PHE. Hal ini juga sedang dilaksanakan.
PHE terus berinvestasi dalam pengelolaan operasi dan bisnis hulu migas sesuai dengan prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG).
“Sebagai bagian dari implementasi aspek ESG, PHE berkomitmen terhadap sepuluh prinsip universal UNGC,” kata Khalid. Memenangkan penghargaan PHE
Menerapkan komitmennya untuk tumbuh bersama masyarakat dan melindungi lingkungan melalui berbagai program berkelanjutan, PHE juga berhasil menerima penghargaan SDG Innovation Accelerator for Young Professionals 2024 yang diselenggarakan oleh Indonesia Global Compact Network (IGCN).
Acara ini dihadiri oleh 15 perusahaan yang tergabung dalam United Nations Global Compact (UNGC), dengan total 16 grup inovatif yang mencakup perusahaan milik negara dan profesional muda korporasi dari sektor swasta.
Untuk mendukung aspek lingkungan hidup, saat ini telah dilaksanakan 128 kegiatan dekarbonisasi aktif di berbagai wilayah operasional subtambang hulu Pertamina.
Pada akhir Juni 2024, program inisiatif dekarbonisasi yang mencakup intensitas energi efisien, nol pembakaran rutin, panas rendah karbon, energi rendah karbon, dan emisi yang tidak biasa.
Mendukung aspek tata kelola, PHE juga berkomitmen untuk tidak memberikan toleransi terhadap suap, memastikan bahwa penipuan dapat dicegah dan perusahaan bebas dari suap.
Salah satunya adalah penerapan sistem manajemen anti suap (SMAP) yang bersertifikat ISO 37001:2016.
PHE mengembangkan manajemen operasional yang prudent dan prima secara profesional di dalam dan luar negeri untuk mencapai kesuksesan menjadi perusahaan migas kelas dunia yang ramah lingkungan, bertanggung jawab sosial, dan tertata dengan baik.