TRIBUNNEWS.COM – Seorang pejabat Israel mengirimkan pesan singkat dan samar setelah dia diduga ditangkap oleh Brigade Al-Quds.
Nama perwira Israel itu adalah Alexander Trufanov.
Trufanov diperkirakan ditangkap di Al Quds pada tahun 2023. 7 Oktober
Sementara itu, pesan singkat yang disampaikan Trufanov terekam dalam video yang disiarkan Al-Quds di saluran Telegramnya pada Selasa (28/05/2024).
Pesan pejabat Israel itu ditujukan kepada warga Israel.
Dimana dia mengatakan akan mengatakan yang sebenarnya tentang apa yang terjadi pada dirinya dan tahanan lainnya.
Hal ini diungkapkannya dalam pesan singkat yang dikutip Crónica Palestina:
“Nama saya Alexander Trufanov.
Kepada warga Israel dan para pengunjuk rasa, dalam beberapa hari mendatang Anda akan mendengar kebenaran tentang apa yang terjadi pada saya dan banyak tahanan di Gaza.
Saya meminta Anda untuk menunggu lebih sabar.”
Brigade Al-Quds terus berjuang melawan agresi Israel di Gaza, Palestina.
Perlawanan terbaru dilaporkan ketika Al-Quds menembak jatuh quadcopter Zionis Mavic Pro dan merebut area kamp pengungsi Jabalia di Jalur Gaza utara.
“Pejuang kami, bersama dengan pejuang Al-Qassam, menembaki tentara dan kendaraan musuh Zionis dengan kaliber 60 di sekitar gedung Noura Al-Kaabi, di utara kamp Jabalia.
Al-Quds juga membombardir tentara dan kendaraan Israel dengan rentetan mortir kaliber 60 yang menembus kawasan Gerbang Salah Al-Din di selatan kota Rafah.
“Pesawat-pesawat tempur kami melanjutkan pemboman mereka dengan mortir konvensional kaliber 60 terhadap tentara dan kendaraan musuh yang menyusup ke kawasan Gerbang Salah Al-Din, selatan kota Rafah,” kata pernyataan itu.
Selain itu, Al-Quds juga menembaki konsentrasi tentara dan kendaraan musuh di sekitar Administrasi Sipil di sebelah timur kamp Jabalia di Jalur Gaza utara dengan mortir standar. Informasi terkini jumlah korban di Palestina
Hingga saat ini, Israel masih melakukan serangan mematikan di Palestina.
Israel melancarkan serangan udara di kamp pengungsi di Rafah pada hari Minggu, menewaskan sedikitnya 45 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, menurut Anadolu Agency.
Tank-tank Israel pertama kali terlihat di Rafah tengah, menandai babak baru serangan brutal yang telah menewaskan lebih dari 36.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak.
Dan lebih dari 80.000 orang terluka akibat kehancuran besar-besaran dan kekurangan barang-barang penting.
Serangan tersebut telah memaksa 85 persen warga Gaza mengungsi karena kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan.
Sementara itu, 60 persen infrastruktur di wilayah kantong tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)