TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Perusahaan Vietnam Tan Long Group angkat bicara soal keterlibatannya dalam markup impor beras Perum Bulog.
Ketua Umum Partai Tan Long Truong Sy Ba mengatakan kliennya sama sekali tidak terlibat dalam impor beras yang dilakukan Perum Bulog pada 2023.
Dia membenarkan, sejak 2023 hingga saat ini, pihaknya belum memenangkan tender apapun Perum Bulog.
“Sepanjang sejarah penawaran beras Bulog dan sejak tahun 2023 hingga saat ini, kami memiliki satu batch beras sebanyak 30.000 ton yang dikirim melalui Posco (Korea) dan kami belum memenangkan kiriman Bulog secara langsung,” ujarnya, seperti dikutip CAFEF. . , Kontan, Sabtu (13 Juli 2024).
Menurut dia, berdasarkan informasi yang dimilikinya, pada hadiah May, salah satu perusahaannya Loc Troi memenangkan tender beras sebanyak 100.000 ton.
Namun Tan Long menawarkan harga lebih tinggi, yakni US$15 per ton. Hadiah dari Tan Long ini diserahkan langsung kepada Menteri Pertanian Indonesia Andi Amran Sulaiman yang saat itu sedang berkunjung ke Vietnam.
Karena tawaran Tan Long yang tinggi, pemerintah Indonesia tidak menerimanya.
“19. Pada bulan Mei, Bapak Andi Amran Sulaiman, Menteri Pertanian Indonesia, mengunjungi Vietnam, kemudian beliau mengunjungi pabrik beras TLG di Can Tho dan pabrik beras Hanh Phuc di An Giang, jadi kami punya meja dan empat ton – 100 beras dengan harga 538 dolar AS per ton, harga FOB.
Truong Sy Ba juga mengatakan, beras US$ 538 per ton tidak secara resmi menawarkan harga tersebut di Indonesia, melainkan hanya datang ke rombongan untuk berbicara di hari Menteri Pertanian RI berkunjung ke Vietnam.
“Saat itu Pak Menteri menanyakan kepada kami dalam perbincangan ini berapa jumlah beras yang dikirim ke Indonesia dengan jalur FOB, dan saat itu kami hitung harganya 538 dolar AS per ton,” tutupnya.
Sebelumnya, Perum Bulog merespons laporan Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait dugaan markup beras.
Dugaan mark-up impor beras bermula ketika perusahaan Vietnam bernama Tan Long Group mengajukan penawaran 100.000 ton beras dengan harga US$538 per ton melalui skema FOB.
Terkait hal tersebut, Direktur Penyediaan dan Pelayanan Publik Perum Mokhamad Suyamto menjelaskan, sebenarnya perusahaan asal Vietnam tersebut telah terdaftar sebagai salah satu mitra PerumBulog untuk pemesanan impor.
Namun dia memastikan, pihaknya tidak mengirimkan harga ke Bulog.
Vietnam Tan Long yang dikabarkan menjadi pemasok beras, belum mengajukan harga sejak pembukaan penawaran pada 2024. Oleh karena itu, tidak ada kontrak impor dengan kami pada tahun ini, ujarnya dalam siaran pers. 7.2024).
Artikel ini telah tayang di website Kas dengan judul Ini Kata Perusahaan Vietnam Soal Pendapatan Beras Bulog.