Pertama Kalinya, Hizbullah Tembakkan Roket Falaq-2 Buatan Iran, Bombardir Pos Israel di Beit Hillel

TRIBUNNEWS.COM – Hizbullah Lebanon mengaku telah menembakkan beberapa rudal Falaq-2 buatan Iran pada Sabtu malam (6/8/2024).

Hizbullah menggunakan roket untuk menyerang kamp militer Israel di Beit Hillel.

Ini dilaporkan pertama kalinya Hizbullah menggunakan rudal Falaq-2. Di masa lalu, Hizbullah menggunakan Falaq-1 yang memiliki hulu ledak lebih kecil.

Menurut laporan dari Yedioth Ahronot, Falaq-2 diproduksi di Iran dan hulu ledaknya berbobot 60 kilogram. Jangkauan rudal ini mencapai 11 kilometer.

Sebelum mengeluarkan petisi, Hizbullah mengaku “dipaksa” melakukan balas dendam terhadap Israel yang melanggar aturan konflik.

Sehari sebelum serangan Beit Hillel, Israel diserang oleh drone Hizbullah yang meledak di Lembah Yizreel.

Serangan itu memaksa orang mengungsi ke tempat perlindungan untuk pertama kalinya sejak Desember.

Israel kemudian membalasnya dengan mengancam akan berperang melawan Hizbullah.

Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal Hizbullah Naim Qassem mengatakan pihaknya memutuskan untuk tidak meningkatkan konflik dengan Israel.

Namun Qassem memperingatkan bahwa Hizbullah siap jika Israel melancarkan serangan besar-besaran.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan telah diperingatkan akan adanya serangan roket di Kiryat Shmona, Tel Hai, Ma’yan Baruch, Kfar Yuval, HaGoshrim dan Beit Hillel.

Menurut IDF, lima roket ditembakkan dan menghantam wilayah tak berpenghuni.

Dewan Regional Galilea Atas mengatakan serangan itu berdampak pada lahan pertanian di Maayan dan menyebabkan kebakaran.

Petugas pemadam kebakaran dan tentara Israel berhasil memadamkan api. Tidak ada korban luka yang dilaporkan.

Beberapa menit setelah serangan rudal, muncul serangan rudal anti-tank yang menargetkan Kibbutz Misgav Am dan Kibbutz Malkia. Bangunan di sana diserang oleh roket.

Api juga menimpa Misgav Am. Tidak ada korban luka yang dilaporkan.

Israel kemudian membalas dengan tembakan artileri ke arah serangan tersebut. Drone Hizbullah sangat sulit dideteksi

Sebelumnya, Yedioth Ahronoth mengatakan IDF lebih sulit mendeteksi jet tempur Hizbullah.

Menurut media Zionis, Hizbullah telah belajar menyembunyikan drone-nya dari tentara Israel dengan menggunakan berbagai saluran dan terbang di ketinggian rendah.

Pada Rabu (6/5/2024), Hizbullah menyerang Hurfeish di Israel utara sebagai tanggapan atas serangan IDF di Lebanon selatan.

Hizbullah membenarkan bahwa serangan yang mereka gunakan berkontribusi terhadap hal tersebut.

Drone ini terbang tanpa terdeteksi ke wilayah Israel dan menewaskan 12 orang

Menurut Yedioth Ahronoth, Hizbullah yakin mereka telah memenangkan perang psikologis dengan Israel setelah wilayah utara Israel dibakar oleh serangannya.

Sebagian besar kelompok ini menggunakan drone dengan rudal jarak pendek yang kuat yang menembaki sasaran militer yang tidak berdaya.

Drone tersebut telah memberi Hizbullah kecerdasan visual yang penting untuk memungkinkan kelompok tersebut mendeteksi target militer Israel.

Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah secara teratur menggunakan drone untuk membalas serangan Israel terhadap Hizbullah.

Yedioth Ahronot mengatakan Israel harus melakukan penyelidikan untuk mengetahui alasan tidak adanya tanda peringatan saat Hizbullah menyerang.

Israel dan Hizbullah telah berperang selama bertahun-tahun. Kelompok Lebanon sekarang tahu bagaimana menghindari upaya deteksi Israel.

Ketinggian drone yang rendah juga membantu pesawat tetap tersembunyi.

Tanggapan IDF terhadap serangan Hizbullah mungkin mencakup serangan tambahan terhadap sasaran di wilayah yang berada di bawah Lebanon.

(Tribunnews/Februari)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *