Persiapan Hadapi Serangan Musuh, Xi Jinping Rombak Pasukan Militer China

Reporter Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti melaporkan

TRIBUNNEWS.COM, BEIJING – Presiden Tiongkok Xi Jinping mengumumkan perubahan kekuatan militer negaranya melalui pembentukan Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (PLA) dan Pasukan Dukungan Informasi (ISF).

Ini menggantikan peran Pasukan Dukungan Strategis (SSF) yang menangani perang luar angkasa, dunia maya, elektronik, dan psikologis. Pembentukan pasukan baru diprakarsai oleh Xi Jinping untuk berperan penting dalam membantu militer Tiongkok melawan serangan musuh.

“Sebagai bagian dari restrukturisasi militer terbesarnya dalam hampir satu dekade, SSF dibubarkan dan sebagai gantinya kami meresmikan Pasukan Dukungan Informasi yang merupakan lengan strategis baru PLA,” jelas Jinping seperti dikutip CNN International.

Melalui reorganisasi ini, PLA akan dibagi menjadi empat kekuatan, yaitu angkatan darat, angkatan laut, angkatan udara, dan korps rudal. Kemudian ada empat pasukan lagi yang sebagian besar merupakan pecahan dari pasukan SSF dan Dukungan Logistik Gabungan.

Sementara itu, pasukan SSF efektif dibagi menjadi tiga satuan, yaitu Pasukan Pendukung Informasi, Angkatan Udara, dan Pasukan Siber yang akan melapor langsung ke Komisi Militer Pusat, badan yang berada di puncak rantai militer. perintah yang dipimpin. oleh Xi. .

Pengamat pertahanan dari Universitas Pertahanan Nasional Amerika Serikat, Wuthnow menilai pengaturan ini dilakukan sebagai strategi Xi Jinping dalam menghadapi perang di masa depan.

Terlebih lagi, Tiongkok telah berulang kali menyatakan kesediaannya untuk menghadapi ‘perang cerdas’, atau perang yang menggabungkan manusia dengan teknologi.

Selain itu, kondisi di Asia belakangan ini memanas akibat intervensi dan tindakan separatis yang dilakukan AS dalam konflik Taiwan dan Beijing.

Seperti baru-baru ini, kapal perang USS Milius milik Armada ke-7 Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) yang secara mengejutkan berlayar melewati Selat Taiwan pada bulan April lalu.

Angkatan Laut AS menjelaskan, kehadiran kapal perangnya di perairan Taiwan hanya sekedar transit rutin karena wilayah Taiwan merupakan bagian dari jalur perdagangan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka. Sehingga setiap negara bisa leluasa melewati jalur pelayaran internasional.

Namun tindakan yang dilakukan AS dinilai pemerintah China sebagai bentuk ancaman. ini karena Tiongkok memandang Taiwan sebagai sebuah negara.

Pembentukan Pasukan Pendukung Informasi sebagai cabang baru yang langsung berada di bawah Komisi Militer Pusat juga menekankan pentingnya dominasi informasi dalam peperangan modern.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *