Perludem Nilai Pemilu dan Pilkada yang Dilaksanakan di Tahun yang Sama Tidak Ideal

Laporan reporter Tribunnews.com Rakhmat Nugrahi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menurut Hoirunnisa Nur Agustati, Direktur Eksekutif Persatuan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), pemilu dan pilkada yang dilaksanakan pada tahun yang sama tidaklah ideal.

Ia khawatir, kecurangan pada Pilkada 2024 November mendatang bisa terulang kembali. 

“Ada kekhawatiran pemilu dan pilkada dilaksanakan pada tahun yang sama, itu tidak ideal. “Dan yang terjadi sekarang adalah saling sandera, kooptasi, dan praktik pemilu 2024. Bisa saja terjadi lagi di Pilkada 2024,” kata Nisa saat berdiskusi di kantor ICW, Jakarta Selatan, Selasa (13/8/2024).

Orang-orang terus mengulangi iklan penipuan ini.

Nisa mencontohkan, misalnya pemilihan presiden yang mengubah aturan Mahkamah Konstitusi.

Kini pilkada mengubah aturan Mahkamah Agung.

“Termasuk tahapan pendaftaran, kita tahu seorang calon Pilkada harus meraih 20 persen kursi DNRD. “Kondisinya sangat berat dan jarang sekali partai politik bisa maju sendiri, mau tidak mau harus berkoalisi,” jelasnya.

Terkait koalisi ini, ia mengatakan, koalisi tersebut diketahui tidak nyata dan tidak memiliki dasar ideologi.

Namun berdasarkan perhitungan suku bunga yang paling menguntungkan.

“Ketika sebuah partai harus memilih calon yang setia pada partainya. Dibandingkan dengan kandidat yang memiliki logistik dan kemampuan menghasilkan uang, ini sangat besar.

Tentu saja yang terpilih adalah calon terakhir, kata Nisa.

Ia menjelaskan, praktik tersebut membuat demokrasi Indonesia saat ini menjadi tidak sehat. 

“Jadi kalau dibilang HAM itu (politik dinasti), kita ibarat ngomong di ruang kosong. Yang terjadi saat ini, keinginan melanggengkan kekuasaan melalui politik dinasti diwujudkan dengan berbagai cara. Misalnya saja pada pilkada yang calonnya hanya satu, jelasnya.

Kepemimpinan Luludem disebut-sebut pada akhirnya hanya mengusung partai politik yang dekat dengan elite parpol.

“Dan hal ini mengkhawatirkan, akibatnya, hal ini menghilangkan persaingan,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *