Perlawanan Islam Irak mengumumkan serangan terhadap sasaran penting di kota pelabuhan Eilat di Israel selatan.
TRIBUNNEWS.COM- Ibu kota pelabuhan Israel diserang oleh perlawanan Irak.
Perlawanan Irak baru-baru ini meningkatkan serangannya, termasuk operasi gabungan dengan Yaman.
Perlawanan Islam di Irak (IRI) mengumumkan pada tanggal 26 Juni serangan terhadap “sasaran penting” di kota pelabuhan Eilat, Israel selatan.
Menanggapi pawai institusi terhadap warga sipil Palestina, termasuk anak-anak, perempuan dan orang tua, perlawanan Islam Mujahidin Irak menyasar sasaran penting di Umm al-Rasharsh (Eilat) pagi ini, Rabu, 26 Juni 2024. Republik Islam Iran mengumumkan dalam sebuah pernyataan: Menduduki wilayah menggunakan drone.
Gambar yang dipublikasikan di media Ibrani menunjukkan intersepsi yang terjadi di Eilat pada Rabu pagi ketika alarm berbunyi setelah drone berhasil disusupi.
Pada tanggal 24 Juni, Republik Islam Iran mengumumkan serangan pesawat tak berawak terhadap “sasaran militer” di kota Haifa. Sehari sebelumnya, pada tanggal 23 Juni, dia mengatakan drone-nya menargetkan situs-situs “penting” di tepi Laut Mati.
Sejak penghentian operasi terhadap pangkalan Amerika di Irak dan Suriah pada akhir Januari menyusul terbunuhnya tiga tentara Amerika dalam serangan pesawat tak berawak di perbatasan antara Suriah dan Yordania, koalisi perlawanan terus berulang kali menyerang posisi Israel.
Menurut al-Mayadeen, Israel tidak mengizinkan keluarnya informasi tentang operasi perlawanan di Irak.
Republik Islam Iran baru-baru ini meningkatkan kerja samanya dengan angkatan bersenjata pemerintah Sana’a Yaman, yang, sebagai solidaritas dengan rakyat Palestina dan perlawanan di Gaza, telah memblokade kapal-kapal Israel atau kapal-kapal yang menuju pelabuhan Israel.
Angkatan bersenjata Yaman mengumumkan pada awal tanggal 23 Juni bahwa mereka menargetkan lima kapal dalam dua operasi gabungan dengan Republik Islam Iran. Operasi ini menyasar kapal-kapal di pelabuhan Haifa dan kapal-kapal lain yang berhasil menembus blokade Yaman.
Awal bulan ini, Yaman mengumumkan operasi gabungan pertamanya dengan Republik Islam Iran.
“Angkatan bersenjata Yaman melakukan dua operasi militer gabungan dengan Perlawanan Islam Irak… Yang pertama menargetkan dua kapal yang membawa peralatan militer di pelabuhan Haifa, dan yang kedua menargetkan sebuah kapal yang melanggar keputusan kami untuk melarang masuk ke pelabuhan. . . Yahya Saree, juru bicara tentara Yaman, mengatakan pada 6 Juni: Haifa berada di Palestina yang diduduki.
Sumber: Buaian