TRIBUNNEWS.COM – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk fokus pada usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan berkomitmen memperkuat sektor pertanian. Dalam hal pemberdayaan, Belt and Road Initiative memberikan pedoman untuk klaster pertanian, salah satunya adalah produk pangan atau buah komersial – jambu kristal.
Jambu biji ini merupakan jenis jambu biji yang populer di kalangan konsumen karena manfaatnya dalam menurunkan kolesterol dan menjaga gula darah. Di unit BRI Ketawangrejo Kutoarjo, seorang nasabah berhasil menanam jambu kristal merek Tanwidjie Kristal Guava di Purworejo.
Suyanto (46) asal Munggangsari, Gbaggh, Purworejo, merupakan penanggung jawab cluster Jambu Kristal Tanwidjie. Ia menemukan bahwa nama “tanwidjie” sendiri berasal dari singkatan bahasa Jawa “tanpa wiji” yang dalam bahasa Indonesia berarti “tanpa biji”. Ia mengaku mendapat bantuan dari KUR BRI dalam menanam tanaman tersebut.
Berkat KUR BRI, panen pohon jambu biji yang tadinya bisa dihitung dengan satu jari, kini mencapai 700 buah. Lahannya sendiri sekitar 6.000-6.600 meter persegi, kata Suyanto yang akrab disapa Pak Yanto saat menjabat. menangani penanaman buah.
Sebagai seorang petani, Yanto awalnya menggarap lahan seluas hampir 1 hektar, menanam pepaya, jambu biji, dan beberapa buah-buahan lainnya. Kemudian, bersama rekan-rekan dari klaster yang sama, total ada 20 orang yang mengajukan KUR BRI 2018-2019.
“Masing-masing orang mendapat 25 juta dong untuk digunakan di lahan pertaniannya. Begitu pula untuk cicilannya, besarannya tergantung individu,” lanjut Pak Yanto.
Dengan adanya kucuran dana dari KUR BRI, Yanto merasa bisa lebih fokus merawat perkebunan jambu kristal miliknya. Membantu keuangan dan mewujudkan mimpinya menjadi seorang petani yang menghasilkan barang-barang yang dibutuhkan masyarakatnya.
Kebun seluas 6.600 meter persegi itu menghasilkan enam kuintal jambu kristal grade A dalam sekali panen yang dijual dengan harga Rp 11.000 per kilogram, dan jambu kristal grade B seharga Rp 10.000 per kilogram. Ini melayani pasar lokal, pemasok, dealer dan pasar modern.
Setelah menjadi penerima KUR BRI, Suyanto yang merupakan seorang petani merasa keuangan keluarganya membaik.
“Untuk hasil pertanian yang tidak pasti, KUR membuat pendapatannya lebih jelas. Apalagi jika dicicil di kemudian hari,” kata Pak Yanto.
Karena pendanaan KUR BRI membawa peningkatan ekonomi dan keamanan pada bisnis Jambu Biji Kristal, Suyanto diundang untuk mewakili klaster regional pada Mantriku UMKM BRILiaN Cluster Fair 2021 di Yogyakarta. Penjualannya juga gratis.
“Jadi kalau mau maju, termasuk akses pembiayaan, sebagai petani bisa mengandalkan KUR BRI. Untuk transaksi, akses aplikasi dan link kredit, KUR sangat berguna dan mudah diterapkan,” saran Pak Yanto.
Dalam kesempatan lain, Direktur Usaha Mikro Supari mengungkapkan, sebagian besar KUR BRI dialokasikan ke bagian produksi, porsinya mencapai 55,95%.
“Secara keseluruhan, strategi BRI terhadap usaha kecil dan mikro pada tahun 2024 akan fokus pada pemberdayaan, kemudian pembiayaan. Sebagai bank yang didedikasikan untuk usaha kecil, menengah, dan mikro, BRI memiliki kerangka pemungkin mulai dari tahap pondasi, tahap integrasi hingga interkoneksi. ” dia berkata .
Perusahaan juga terus mempercepat penyaluran KUR kepada pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia. Sejak Januari 2024 hingga April 2024, BRI berhasil menyalurkan kura senilai Rp59,96 triliun kepada 1,2 juta peminjam. Capaian tersebut setara dengan 36% dari target pendanaan pemerintah untuk Inisiatif Belt and Road pada tahun 2024 atau sebesar Rp 165 triliun. (*)