TribuneNews.com, Jakarta – Di balik suasana kesedihan yang menyelimuti keluarga korban tewas dalam kecelakaan bus yang melibatkan sekelompok siswa SMK Linga Kekana di Depok, ada kisah pilu.
Banyak korban terlihat dimakamkan di salah satu lokasi, Taman Pemakaman Umum Islam (TPUI) di Depok.
Saat jenazah Mahesh Putra sampai di krematorium, banyak penggali kubur yang menerimanya.
Mereka membuka peti mati berisi jenazah korban untuk segera dimakamkan.
Sebelum diturunkan ke dalam kubur, jenazah korban yang dibungkus kain kafan terlebih dahulu ditaruh di dekat kuburan.
Terlihat sejumlah pejabat dan perwakilan keluarga turun ke kuburan untuk menerima jenazah korban di tempat peristirahatan terakhir Mahesh Putra.
Saat aba-aba salat dibunyikan, penggali kubur langsung menutup jenazah yang tergeletak di lubang tersebut dengan bambu dan mengisinya dengan tanah.
Upaya Mahesh Putra untuk menghadiri acara perpisahan sekolahnya tidaklah mudah.
Agar tidak membebani orang tuanya, siswa SMK tersebut bersedia bekerja sebagai kuli angkut pasir untuk membiayai liburan sekolah senilai Rp 800.000.
Mahesia tidak sendirian dan memutuskan untuk menjadi sand baller bersama temannya yang belajar di tempat yang sama.
“Dia (Dimas) adalah seorang tukang pasir bersama temannya (Mahasya),” kata Maria, Uwa Dimas Aditya.
Ia membeberkan apa yang dilakukan keponakan sekaligus temannya Maheshia Putra hingga mengikuti acara perpisahan sekolah.
“Dia juga sedang mencari uang jajan untuk menambah wisuda di Bandung,” kata Maria seperti dikutip Tribun Depok, Minggu (12/5/2024).
Tragedi tersebut menyebabkan 11 korban tewas saat bus yang mereka tumpangi terbalik akibat blok rem di kawasan Subang, Jawa Barat, Sabtu (5 November 2024) lalu.
Humas Polda Jabar Jules Abraham Abast mengatakan total korban meninggal bertambah menjadi 11 orang.
“Jadi dari 11 penumpang itu, 10 orang adalah guru, pelajar, pelajar SMK,” kata Jules saat dikonfirmasi sebelumnya, Minggu (12/5/2024).
Jules menjelaskan, selain korban jiwa, 12 korban mengalami luka berat dan 37 orang luka ringan.
Korban meninggal dikremasi siang tadi, Minggu (12/5/2024).
Mahesh Putra adalah salah satunya. tulang punggung keluarga
Sementara itu, ibu Mahasha Putra, Rosdhiana, tak kuasa menahan emosinya setelah mengetahui putranya juga mengalami kecelakaan maut pada Sabtu (4 Desember 2024) malam.
Rosdiana bersaksi bahwa Mahesh Putra adalah anak yang baik dan patuh setiap hari.
Padahal, dialah yang menjadi tulang punggung keluarga setelah ayahnya meninggal.
Rosdiana mengenang Mahasya yang mengatakan bahwa setelah lulus dari SMK Linga Kengana, ia harus langsung bekerja untuk menghidupi keluarganya.
Maheshia ingin membantu keluarganya secara finansial.
“Dia anak baik. Pokoknya tulang punggung keluarga. Misalnya dia lulus dan bilang ingin bekerja membahagiakan orang tuanya,” kata Rosdiana saat ditemui di rumah duka Jalan Rankapanjayabaru, Depok, Barat. Jawa. Pada hari Minggu. (5 Desember 2024). Rosdiana, siswi SMK Linga Kengana, merupakan ibu dari Mahesia Putra, korban kecelakaan maut di Subang, Jawa Barat, Minggu (12/5/2024) di Dipok. (Tribunnews.com/Igman Ibrahim)
Mahesh adalah anak tertua dari lima bersaudara.
Mahesia tinggal berdua bersama ibu dan empat adik perempuannya di sebuah gang sempit di Jalan Raya Maruung.
Menurut Rosdiana, Mahesia ingin belajar dan kemudian bekerja setelah lulus dari SMK Linga Kengana.
Namun sayang, Mahesia meninggal dunia usai acara perpisahan.
“Iya, dia sudah punya rencana untuk bekerja dan kuliah,” ujarnya.
Rosdiana pun mengenang Mahesia sebagai sosok yang penuh semangat mengejar mimpinya. Sebenarnya Mahesh bukanlah seorang pembuat onar, melainkan seorang anak yang banyak meminta bantuan orang tuanya.
“Dia laki-laki yang semangat mengejar cita-citanya. Pada dasarnya, dia tidak suka berpetualang dan tidak pernah meminta apa pun yang tidak bisa diberikan oleh ibunya. Pada dasarnya, dia tidak suka berpetualang, begitulah,” ujarnya. Kronik Kecelakaan
Kadishub Subang Asep Setia Permana yang berada di lokasi kejadian mengatakan, bus tersebut bertabrakan dengan kendaraan lain sekitar pukul 18.00 WIB.
Dugaan awal kasus tersebut adalah bus tersebut mogok saat hendak melaju di jalan tersebut.
Sehingga sopir bus kehilangan kendali dan bus tersebut bertabrakan dengan kendaraan lain hingga terguling.
Akhirnya bus tersebut menabrak kendaraan pribadi dan beberapa sepeda motor hingga terguling, kata Assep.
Menurut dia, berdasarkan informasi warga di lokasi kejadian, para pelajar yang berada di dalam bus tersebut meneriaki warga hingga akhirnya terguling.
“Menurut warga, seluruh pelajar yang berada di dalam bus tersebut berteriak-teriak sebelum bus tersebut jatuh,” kata Assep.
Beberapa detik setelah kejadian, beberapa korban ditemukan tewas di lokasi kejadian sebelum akhirnya dievakuasi, menurut Assep.
“Sampai malam ini, masih ada dua orang meninggal yang terjebak di badan bus yang terbalik dan masih di sana dan kami upayakan untuk mengevakuasinya,” kata Asep.
Ia mengatakan, korban tewas dan luka berat dibawa ke Puskesmas Kabupaten Siatar dan RSUD Subang.
Assep mengatakan, berdasarkan data bus, diperkirakan penumpangnya sekitar 40 orang.
Polisi Asep mengatakan, “Sopir bus terluka parah dan dibawa ke rumah sakit terdekat.”
Sementara itu, warga Nano mengatakan seluruh penumpang berteriak saat ditabrak bus.
Narno, warga sekitar, mengatakan, “Saya bilang di atas remnya blong.”
Menurut dia, beberapa korban tewas tergeletak di lokasi kejadian.
Beberapa korban tewas tertimpa badan bus.
Warga setempat mengatakan Nano datang untuk membawa korban kecelakaan ke rumah sakit.
Kecelakaan ini terjadi saat perjalanan dari Bandung menuju Subang. Bus tersebut diduga menabrak beberapa sepeda motor dan minibus sebelum terguling akibat rem blong. identitas korban
Data terakhir, jumlah korban tewas dalam kecelakaan maut bus terbalik yang terjadi di Shatar Subang, tempat rombongan SMK Lingga Kengana di Depok itu bersekolah, disebutkan berjumlah 11 orang.
Adapun jumlah korban tewas adalah sebagai berikut:
1. Saudara. Suprayogi, Jakarta 14 Juni 1961, laki-laki, perorangan, guru, alamat: Parung Bingung Rt. 05/03 dst. Jayavaru Rankappan KC. Kecamatan Massal Pancoran. Dipok, Jawa Barat
2.SMT. Intan Rahmawati, Depok 4 Oktober 2005, perempuan, pelajar, alamat: Parungbingung Rt.01/10 kel. Daerah Lankapanjayavaru. Pancoranmus, Dipok, Jawa Barat
3. Saudara. RAKA, 21 tahun, laki-laki, pelajar, alamat: Kp. Mazari Rt.07/03, dll. Distrik Mazari. Distrik pelaporan kota. Subang, Jawa Barat
4.SMT. DESI YULIANTI, Depok 31 Juli 2005, perempuan, pelajar, alamat: Rawadenok Rt.02/12 kel. Kecamatan Lankapanjayavaru. Kecamatan Pancoranmus. Dipok, Jawa Barat
5. Saudara. ROBIATUL ADAWIYAH, Depok 15 Februari 2005, perempuan, pelajar, alamat: Parungbingung Rt.02/03 kel. Daerah Lankapanjayavaru. Pankoranmus, Kota Depok, Jawa Barat.
6.SMT. ADE NABILA ANGRAINI, Depok 13 Januari 2004, perempuan, pelajar, alamat: Jl. 3 siswa laki-laki Rt.03/04 dst. Meruyoung KC. Limo Kota Depok, Jawa Barat.
7. Saudara. Mahasya Putra, Dipok 14 Mei 2005, laki-laki, pelajar, alamat: Parungbingung Rt.01/10 kel. Daerah Lankapanjayavaru. Pankoranmus, Kota Depok, Jawa Barat.
BACA JUGA: Dua belas korban kecelakaan bus maut di Kelompok SMK Dipok masih mendapat perawatan di RSUD Subang.
8. Sdr. TIARA, 18 tahun, perempuan, pelajar, alamat: Grogol Rt.02/01 kel. Kecamatan Grogol. Limo Kota Depok, Jawa Barat.
9. Saudara. Ahmad Fauzi, 19 tahun, laki-laki, pelajar, alamat sedang diselidiki.
10.SMT. Intan Fauzia, 19T, perempuan, pelajar, alamat : Parungbingung Rt.07/13 kel. Daerah Lankapanjayavaru. Pankoranmus, Kota Depok, Jawa Barat.
11. Saudara. DIMAS, 17 tahun, laki-laki, pelajar, (alamat menunggu keputusan)
Sementara itu, puluhan korban mengalami luka serius dalam kejadian tersebut.
1. Nama : META, perempuan, 18 tahun, pelajar, alamat : Meruyungu. limousine
2. Nama : Fauzia, perempuan, 18 tahun, pelajar, alamat: Jl. Raden Sukarma Rt/Rw 07/13, Kel. Kecamatan Langakapan Jayavaru. Kecamatan Massal Pancoran. depok
3. Nama : Ahmad Fauzi, laki-laki, 18 tahun, pelajar, alamat: Rawadenok Rt/Rw 06/02, Kel. Kecamatan Langakapan Jayavaru. Kecamatan Massal Pancoran. depok
4. Nama : Julian, laki-laki, 17 tahun, pelajar, alamat : Rawadenok Rt/Rw 02/12, Kel. Kecamatan Langakapan Jayavaru. Kecamatan Massal Pancoran. depok
5. Nama : Devi Lestari, perempuan, 18 tahun, pelajar, alamat: K.P. Kupu Rt/Rw 06/02, Kel. Kecamatan Langakapan Jayavaru. Kecamatan Massal Pancoran. depok
6. Nama : Deva Dandu Dilata, laki-laki, 18 tahun, pelajar, alamat: K.P. Culo Rt/Rw, Kel. Kecamatan Langakapan Jayavaru. Kecamatan Massal Pancoran. depok
7. Nama : Triana Viharthanti, perempuan, 18 tahun, pelajar, alamat: K.P. Sawangan Baru Rt/Rw 01/06, Kel. Bumi Sabangan. Bumi Sabangan. depok
8. Nama : NOVIA ANISA FITRI, perempuan, 18 tahun, pelajar, alamat: Jl. Genki II Rt/Rw 07/01, Kel. Distrik Limusin. Distrik Limusin. depok
9. Nama : RINDU, laki-laki, 18 tahun, pelajar, alamat : Kp. Grogol Rt/Rw 02/01, Kel. Kecamatan Rangapan Jayavaru. Kecamatan Massal Pancoran. depok
10. Nama : Anandiya Siti Fatima, perempuan, 17 tahun, pelajar, alamat: jl. GG Golf Rt/Rw 05/13 Kel. Kecamatan Langakapan Jayavaru. Kecamatan Massal Pancoran. depok
11. Nama : Titin Rohati, Perempuan, 57 tahun, Irt, Alamat : K.P. Parung Bingung Rt/Rw 05/03 Kel. Kecamatan Langakapan Jayavaru. Kecamatan Massal Pancoran. depok
12. Nama: Santo
13. Nama : Zayahrul Ramadhan, 17 tahun, laki-laki, pelajar, alamat: K.P. Parung bingung Rt. 03RW. 03 Ya. Kecamatan Langakapan Jayavaru. Kecamatan Massal Pancoran. depok
14. Nama : Rani Octaviani, 18 tahun, Perempuan, Alamat: Jalan Pemuda Rt. 01/06 Ya. Kecamatan Sabangan Baru. Sabanggan Baru
15. Nama : Robi Kurniawan, laki-laki, 18 tahun, pelajar, alamat: K.P. Parung bingung Rt. 01/09 Ya. Kecamatan Langakapan Jayavaru. Kecamatan Massal Pancoran. depok
16. Nama : Mohamed Dizikri, laki-laki, 17 tahun, pelajar Alamat : Jl Duren Rt/Rw 02/09 Kel. Kecamatan Langakapan Jayavaru. Kecamatan Massal Pancoran. depok
17. Nama : Muhammad Fahmi Fahreza, 18 tahun, pelajar, Alamat: Jalan Duren I Rt. 02/09 Ya. Kecamatan Langakapan Jayavaru. Kecamatan Massal Pancoran. depok.