Perjuangan Kelompok Hak Asasi Manusia di Inggris Berdemonstrasi Menuntut Setop Mempersenjatai Israel

Kelompok hak asasi manusia terus menentang penjualan senjata Inggris ke Israel

TRIBUNNEWS.COM- Perjuangan melawan penjualan senjata Inggris ke Israel terus berlanjut.

Kasus untuk menghentikan penjualan senjata di Inggris dibatalkan pada bulan Februari tetapi memenangkan peninjauan kembali.

Pembatasan hukum terhadap ekspor senjata Inggris kembali diajukan ke Mahkamah Agung Inggris pada tanggal 23 April.

Sebuah kasus yang diajukan oleh kelompok hak asasi manusia Palestina Al-Haq dan Global Legal Action Network (GLAN) yang berbasis di Inggris dibatalkan pada bulan Februari.

Pada hari Selasa tanggal 23 April, kasus tersebut menerima peninjauan yang dipercepat terhadap proses izin ekspor pemerintah Inggris, yang dijadwalkan pada bulan Oktober mendatang.

Menurut Al-Haq, terdapat risiko serius bahwa ekspor senjata Inggris ke Israel akan digunakan untuk melanggar hukum internasional, sehingga ekspor senjata menjadi ilegal.

Dalam pengajuan sidang pendahuluan mengenai masalah ini pada hari Selasa, pengacara al-Haq mengatakan proses pemerintah untuk menilai pelanggaran dilakukan dengan “tegas dan rinci.”

James Eddy, pengacara Departemen Bisnis dan Perdagangan, mengatakan proses tersebut telah “disempurnakan dan disempurnakan” menyusul kasus-kasus sebelumnya yang diajukan oleh Kampanye Menentang Perdagangan Senjata mengenai ekspor senjata ke koalisi pimpinan Saudi di Yaman.

“Dunia menyaksikan 34.000 orang terbunuh dan lebih banyak lagi yang terbunuh setiap harinya. Selama akhir pekan, 17 anak tewas dalam serangan di Rafah. Kasus pemaksaan ini belum pernah sejelas ini,” kata pengacara GLAN Charlotte Andrews-Briscoe.

PBB telah berulang kali memperingatkan dalam beberapa bulan terakhir bahwa negara-negara yang mengekspor senjata atau barang militer ke Israel berisiko melakukan kejahatan perang.

Bulan lalu, Kanada mengumumkan niatnya untuk memberlakukan larangan penjualan senjata ke Israel. Beberapa negara telah mengambil tindakan serupa, termasuk Spanyol, Belanda, Jepang, dan Belgia.

Pada awal Maret, lebih dari 200 anggota parlemen dari 12 negara menandatangani surat yang menyerukan pemerintah mereka untuk memberlakukan larangan penjualan senjata ke Israel.

Dalam sebuah surat yang disusun oleh Progressive International dan ditandatangani pada tanggal 1 Maret, para anggota parlemen menolak untuk terlibat dalam “pelanggaran serius terhadap hukum internasional” yang dilakukan Israel di Gaza.

(Sumber: Buaian)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *