Peringatan Hari Kebaya jadi Kilas Balik Sejarah Perjuangan Perempuan

TRIBUNNEWS.

Konferensi tersebut dihadiri oleh pertemuan konsultatif dengan pimpinan Kovani dan organisasi mitra Kovani, seperti Bhayangkari, Dharma Wanita PBB, Kelompok Kampanye PKK.

Pimpinan Komunitas Kebaya, dan Anggota Pengurus Nasional Kebaya. Pertemuan digelar di ruang kerja Kovani, Ruang Malahayati, Jakarta.

CEO Kowani Giwo Rubianto Wiyogo mengucapkan terima kasih dan terima kasih kepada para konsultan dan tamu undangan yang hadir dalam pertemuan tersebut.

Dalam keterangannya, Giwo mengatakan: “Hari ini kita lakukan dalam rangka memperingati Hari Kebaya, tidak hanya untuk memperingati sejarah perjuangan perempuan, namun juga untuk mengkaji dan mengkaji Kebaya dalam konteks sejarah perempuan Indonesia.” 21/5/2024).

Acara tersebut juga bertujuan untuk meningkatkan rasa bangga terhadap jati diri dan negara asal.

Pada saat yang sama, pelestarian warisan budaya menjadikan Kebaya sebagai creative hub tanpa menghilangkan nilai kealamian Kebaya yang memiliki nilai ekonomi bagi pengembangan perekonomian nasional.

“Jadikan kebaya menjadi pakaian wanita yang bisa dikenakan di berbagai kesempatan,” ujarnya.

Givo menjelaskan, Keputusan Presiden Nomor 19 Tahun 2023 tentang Hari Kebaya Nasional mengacu pada Kongres Kowani ke-10 pada 24 Juli 1964 atau 60 tahun lalu.

Saat itu, di hadapan Presiden Soekarno, anggota Kowani dari seluruh Indonesia ikut mengenakan kebaya.

Oleh karena itu, kami ingin memutuskan untuk memperingati Hari Kebaya Internasional pada tanggal 24 Juli di Istora Senyan, jelas Givo.

Rangkaian acara yang akan digelar antara lain fashion show koleksi kebaya bersama desainer ternama Tanah Air, pameran budaya kebaya, lomba kebaya yang dihadiri ratusan orang, website dan talkshow, Kowani Expo, serta penganugerahan Ibu Bangsa dan Kowani Award. . .

“Kami juga akan mengundang sekitar 7.000 perempuan, dari 105 organisasi anggota, BKOW tingkat kabupaten, GOW tingkat kabupaten dan kota, masyarakat, desainer, mitra, mahasiswa dan mitra Kovani di kawasan atau ASEAN”.

Giwo mengatakan, Kowani perlu persiapan matang menjelang peringatan Hari Kebaya.

Ia mengatakan, perayaan hari pertama bangsa Kebaya harus dilakukan dengan sebaik-baiknya.

“Ini juga menjadi rencana atau usulan utama Kovani pada periode terakhir pemerintahan 2019-2024,” jelas Giwo.

Kini, Covani sudah mempersiapkan banyak hal. Diantaranya pertemuan dengan Menteri PPPA Bintang Puspayoga, pertemuan penghubung dengan Kantor Staf Presiden (KSP), pertemuan penghubung dengan Pemprov DKI Jakarta.

Kini, audiensi dan mitra Kowani, pertemuan internal dan eksternal, pertemuan teknis dan EO menjadi bagian dari proses pendaftaran. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *