Peringatan 5 Tahun Wafatnya BJ Habibie, 3 Warisan Teknologi yang Jarang Terekspos: BPPT hingga ITI

Hasiolan EP/Tribunnews.com

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – 11 September 2024 merupakan peringatan lima tahun wafatnya Presiden ketiga RI, BJ Habibie.

Presiden ketiga Indonesia meninggal pada usia 83 tahun. Habibie meninggal dunia pada pukul 18.05 WIB, Rabu 11 September 2019.

Semasa hidupnya, Habibie banyak memberikan kontribusi yang mengesankan di berbagai bidang seni. 

Meski terkenal karena kiprahnya di industri dirgantara dan pengembangan pesawat N-250, BJ Habibie juga meninggalkan tiga strategi lain yang kerap luput dari perhatian publik namun penting dalam meletakkan landasan teknologi di Indonesia. 

Ketiga warisan tersebut adalah BPPT (Badan Penelitian dan Penerapan Teknologi), Manajemen Industri Strategis, dan Institut Teknologi Indonesia (ITI).

Didirikan pada tahun 1978, BPPT merupakan salah satu upaya Habibie untuk mewujudkan lembaga yang memadukan riset dan penerapan teknologi di Indonesia. 

BPPT berperan penting dalam memfasilitasi penelitian teknologi untuk meningkatkan daya saing nasional. 

“Meskipun dampak BPPT terhadap masyarakat belum diketahui, banyak inovasi yang saat ini digunakan di berbagai sektor, seperti transportasi, keselamatan dan kesehatan, merupakan hasil penelitian dan penggunaan serta teknologi yang diterapkan oleh lembaga ini.” katanya. Ketua ITI Dr. Ir. Marzan Aziz Iskandar, IPU. 

Selain BPPT, BJ Habibie juga memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan berbagai industri di Indonesia. 

Dengan menguasai industri seperti PT PAL (industri pembuatan kapal) dan PINDAD (industri pertahanan), Habibie memperkuat kemandirian Indonesia di sektor-sektor yang penting bagi keamanan dan pertahanan negara. 

Meski jarang dibicarakan dibandingkan kontribusinya di bidang penerbangan, Habibie melihat sektor logistik ini sebagai pilar penting dalam memperkuat posisi Indonesia di dunia, ujarnya. 

Di antara kontribusinya yang lebih pribadi dan abadi, BJ Habibie mendirikan Institut Teknologi Indonesia (ITI) pada tahun 1984 dengan visi untuk memajukan pendidikan teknik tinggi. 

Meski tak setenar kiprahnya di bidang penerbangan atau logistik, ITI merupakan bagian dari ambisi Habibie untuk membangun generasi teknolog Indonesia yang mampu bersaing di dunia. 

Kampus ini merupakan lembaga pendidikan yang fokus pada inovasi, penelitian dan penerapan ilmu pengetahuan, sejalan dengan misi Habibie untuk menjadikan Indonesia menjadi bangsa yang berdaya saing di era teknologi.

“Institut Teknologi Indonesia merupakan bukti nyata komitmen Habibie terhadap pengembangan sumber daya manusia di bidang teknologi,” kata Presiden ITI. 

Ia menambahkan: “Meski tidak sesering prestasinya di bidang lain, ITI telah melahirkan ribuan lulusan yang berkontribusi di berbagai bidang teknologi di Indonesia.” 

Sebagai salah satu peninggalan penting BJ Habibie, ITI saat ini terus berkembang dengan membuka berbagai program studi yang memenuhi kebutuhan industri dan perkembangan teknologi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *