TRIBUNNEWS.COM – Senin (10 Juli 2024) menandai peringatan satu tahun Perang Gaza, membuat Timur Tengah dalam siaga tinggi.
Perayaan tersebut memperingati Operasi Badai Al-Aqsa yang dilancarkan Hamas di Israel pada 7 Oktober 2023.
Serangan itu menewaskan hingga 1.200 warga Israel dan menyandera 250 lainnya.
Sementara itu, Israel melakukan genosida di Gaza sebagai respons terhadap Operasi Badai Al-Aqsa yang dilakukan Hamas.
Hingga saat ini, sekitar 42.000 warga Palestina telah tewas dalam serangan mematikan Israel di Gaza.
Timur Tengah saat ini dalam keadaan siaga tinggi memperingati kejadian kelam tersebut.
Di Israel, pihak berwenang mengatakan mereka sedang menyelidiki serangan yang bertepatan dengan Hari Peringatan setelah seorang pria bersenjata menembaki pejalan kaki di halte bus pusat di kota gurun Negev.
Insiden penembakan tersebut dilaporkan menyebabkan satu orang tewas dan 10 lainnya luka-luka dalam serangan kedua pekan lalu, menurut kutipan surat kabar Guardian.
Sementara itu, di Iran, pihak bandara pada Minggu sore mengumumkan bahwa semua penerbangan akan dibatalkan.
Tindakan tersebut merupakan tanda potensial bahwa Teheran memperkirakan akan terjadi serangan pesawat tempur Israel dalam serangan yang dapat menargetkan militer, minyak, dan bahkan produksi nuklir Iran.
Namun, media Iran mengatakan pembatasan penerbangan dicabut setelah “kondisi aman terjamin.”
Israel kemudian mengirimkan tank ke Gaza dan memulai operasi skala besar.
Pasukan Israel mengepung Jabalia, kamp pengungsi terbesar dari delapan kamp pengungsi bersejarah di sepanjang rute tersebut.
Sementara itu, otoritas lokal yang dikuasai Hamas mengatakan 24 orang tewas dan hampir 100 orang terluka dalam serangan udara yang menargetkan masjid dan sekolah.
Belakangan, ibu kota Lebanon, Beirut, kembali ditembaki oleh Israel dengan bola api besar dan ledakan keras di langit yang gelap.
Serangan militer Israel di daerah tersebut, yang merupakan basis milisi Syiah Hizbullah, berlanjut dengan sangat cepat sehingga petugas penyelamat tidak dapat mencapai lokasi kejadian selama beberapa hari.
Hizbullah mengumumkan Senin pagi bahwa mereka telah menargetkan pangkalan militer Israel di dekat kota Haifa di utara.
Media Israel melaporkan 10 orang terluka, dan polisi mengatakan beberapa bangunan dan properti rusak.
Di tempat lain di Israel, seorang wanita tewas dan 10 lainnya terluka dalam dugaan serangan teroris di terminal bus pusat di Beersheva, sebuah kota di gurun Negev di Israel selatan.
Penyerang, yang diidentifikasi sebagai Ahmad al-Uqubi, 29, tewas di tangan polisi.
Foto dan video yang diposting di media sosial menunjukkan gambar setidaknya satu orang tergeletak di tanah dalam genangan darah di sebelah McDonald’s dekat halte bus.
Dalam video lain, suara tembakan terdengar saat petugas penegak hukum berlari melewati kantor polisi menuju lokasi penembakan.
Menjelang upacara peringatan pada tanggal 7 Oktober, Hamas pada hari Minggu memuji serangan itu sebagai sesuatu yang “luar biasa”.
Khalil al-Haya, seorang anggota Hamas yang berbasis di Qatar, mengatakan: “Penyeberangan yang gemilang pada tanggal 7 Oktober menghancurkan ilusi yang diciptakan musuh-musuh kita untuk diri mereka sendiri dan menunjukkan superioritas dan kemampuan mereka kepada dunia dan kawasan. Saya yakin,” katanya. . Upaya Barat untuk menghentikan perang telah menyebabkan pasukan darat Israel melewati kontur pegunungan di perbatasan Lebanon dan melakukan invasi darat terhadap milisi Hizbullah. (Tangkapan Layar Amir Levi/Getty Images)
Amerika Serikat, sekutu utama Israel, terus berupaya mencegah eskalasi perang.
Mengutip Reuters, AS menyatakan tidak akan mendukung serangan terhadap fasilitas nuklir Iran.
Presiden Joe Biden mengatakan pekan lalu bahwa serangan Israel terhadap fasilitas minyak Iran sedang dibahas.
Israel menolak upaya gencatan senjata yang didukung AS untuk melancarkan operasi darat di Lebanon.
Pemerintah AS mengatakan pada hari Minggu bahwa tekanan militer dapat mendorong diplomasi namun dapat menyebabkan kesalahan perhitungan dalam menanggapi kampanye pemboman besar-besaran Israel di sana.
Sementara itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan pada akhir pekan bahwa pengiriman senjata ke Israel harus dihentikan.
Israel mengklaim tindakan itu akan menguntungkan Iran.
Militer Israel mengeluarkan perintah evakuasi baru bagi penduduk Beirut selatan pada Minggu malam menjelang serangan lebih lanjut.
Pada Minggu malam, Israel mendeklarasikan tiga wilayah lagi di perbatasan utaranya sebagai zona militer tertutup, selain lima wilayah lainnya yang ditutup sebagai wilayah pusat militer pada pekan lalu.
Enam orang tewas dan 13 luka-luka dalam serangan Israel terhadap sebuah bangunan di kota pegunungan Kayhoun di Lebanon tengah, Kementerian Kesehatan Lebanon mengumumkan.
Dia mengatakan enam orang lagi, termasuk tiga anak-anak, tewas dan 11 lainnya terluka dalam serangan di kota terdekat Kumatie.
Pada hari Minggu, serangan udara Israel terhadap masjid dan sekolah yang menampung pengungsi di Jalur Gaza menewaskan sedikitnya 26 orang dan melukai 93 lainnya.
Militer Israel mengumumkan bahwa mereka telah melakukan “serangan tepat terhadap Hamas.”
(Tribunnews.com/Weesa)