Perawat AS Asal Palestina Dipecat dari Pekerjaannya usai Gambarkan Perang di Gaza sebagai Genosida

TRIBUNNEWS.COM – Seorang perawat Amerika asal Palestina dipecat karena komentarnya tentang perang di Gaza.

Pihak administrasi rumah sakit di negara bagian New York Amerika Serikat mengusir seorang perawat bernama Hassan Jabr, setelah ia menggambarkan perang di Gaza sebagai genosida.

Jabr berbicara tegas dalam pidatonya di Mercy Awards Ceremony yang dipersembahkan oleh NYU Langone Medical Center pada Rabu (29/5/2024) lalu.

“Saya sedih melihat perempuan di negara saya menderita kerugian yang tak terbayangkan akibat pembantaian di Jalur Gaza,” katanya dalam pidatonya.

Hari itu juga, saat kejadian itu terjadi, Jabr mengumumkan di media sosialnya bahwa dirinya dipecat dari rumah sakit tempatnya bekerja.

Ya, Jabr ditarik dari pidatonya di ajang bergengsi tersebut, menurut Paltodaytv.

Pihak rumah sakit kemudian mengonfirmasi bahwa Jabr telah dipecat.

Sebelumnya, Jabr juga diperingatkan di rumah sakit agar tidak menyampaikan pandangannya terkait konflik Israel-Hamas tempatnya bekerja.

Israel berperang di Gaza sejak 7 Oktober 2023.

Sejauh ini, perang tersebut telah memakan korban jiwa lebih dari 36.000 orang.

Lebih dari 117.000 warga Palestina tewas atau terluka, kebanyakan anak-anak dan perempuan.

Hampir 10.000 orang hilang, di tengah kehancuran dan kelaparan yang meluas di Gaza.

Israel melanjutkan perang ini.

Pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahkan mengabaikan keputusan Dewan Keamanan untuk segera mengakhiri perang. Lebih dari 9.000 warga Palestina telah ditangkap di Tepi Barat sejak 7 Oktober

Dalam insiden lain yang dilaporkan oleh Aljazeera, pasukan Israel telah menangkap lebih dari 9.000 warga Palestina di Tepi Barat sejak dimulainya perang Gaza.

Asosiasi Tahanan Palestina menggambarkan situasi ini sebagai “kampanye penjara yang belum pernah terjadi sebelumnya”.

Di antara penangkapan terbaru tersebut adalah 20 warga Palestina yang ditangkap dalam operasi sejak tadi malam, menurut kelompok tersebut.

“Sedikitnya 12 orang dievakuasi dari beberapa kota di wilayah Hebron,” kantor berita Wafa melaporkan. UNRWA: Lebih dari 1 juta warga Palestina terpaksa meninggalkan Rafah

Pengungsian dengan kekerasan telah membuat lebih dari satu juta orang mengungsi dari kota Rafah, di Gaza.

Kota Rafah sendiri harus menjadi zona aman, kata badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA).

Lebih dari 1,4 juta warga Palestina mengungsi di Rafah, kota Gaza selatan dekat perbatasan Mesir, sebelum Israel melancarkan invasi pada 7 Mei.

Sebagian besar dari mereka mengungsi ke kota Rafah dari wilayah lain di Gaza yang dibombardir Israel.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *