Perang Rusia-Ukraina Hari ke-906: Rusia Panik setelah Kyiv Ledakkan 2 Jembatan Utama di Kursk

TRIBUNNEWS.COM – Berikut perkembangan terkini Sabtu (17/8/2024), hari ke-906 perang antara Rusia dan Ukraina.

Pada pukul 01.00 waktu setempat, militer Ukraina mendeteksi pergerakan drone Rusia di empat wilayah Ukraina.

Menurut Telegraph, sebelum tengah malam mereka mengumumkan bahwa pesawat tak berawak Rusia telah menyerang di Ukraina. Ukraina segera mengevakuasi warga Pokrovsk

Otoritas militer di kota Pokrovsk, Ukraina timur, pada Jumat (16/8/2024) menyerukan untuk mempercepat evakuasi warga sipil ketika tentara Rusia mencapai target utama selama berbulan-bulan.

Pejabat Pokrovsk mengatakan pasukan Rusia bergerak maju dengan cepat.

Hari demi hari, semakin sedikit waktu untuk mengumpulkan barang-barang pribadi dan pergi ke tempat aman,” ujarnya melalui Telegram.

Pokrovsk adalah salah satu kota utama Ukraina dan pusat logistik utama di wilayah timur Donetsk.

Jika Rusia merebut kota tersebut, maka mereka dapat memblokir jalur pasokan dan pertahanan Ukraina. Ukraina yang tidak berniat merebut Kursk mengaku hanya ingin membujuk Putin untuk berdamai.

Mykhailo Podoliak, penasihat Presiden Ukraina, mengatakan negaranya tidak berniat mengambil kota Kursk dari Rusia.

Namun, tujuan serangan Ukraina ke Kursk adalah untuk meminta gencatan senjata kepada Presiden Rusia Vladimir Putin.

“Kita harus menimbulkan kekalahan taktis yang signifikan terhadap Rusia,” katanya melalui Telegram pada hari Jumat.

Dia menjelaskan bahwa Ukraina terpaksa menggunakan senjatanya ketika melanggar pertahanan Rusia di Kursk untuk mengamankan gencatan senjata.

“Di wilayah Kursk, kami melihat dengan jelas bagaimana cara militer digunakan secara objektif untuk membujuk Federasi Rusia agar memulai proses negosiasi yang adil,” ujarnya di The Guardian. Pasukan Ukraina mengaku maju sejauh 3 kilometer di Kursk

Komandan tentara Ukraina Oleksandr Syrskyi mengatakan kemarin bahwa pasukan Kiev telah maju hingga satu hingga tiga kilometer di banyak wilayah di wilayah Kursk Rusia.

Ukraina mengumumkan pada 6 Agustus bahwa mereka telah menguasai 82 kamp di area seluas 1.150 kilometer persegi di kota Kursk setelah serangan besar-besaran di perbatasan.

Oleksandr Syrskyi mengumumkan dalam video briefing kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy bahwa perang telah dimulai di wilayah Malaya Loknya, yang terletak 11,5 kilometer dari perbatasan Ukraina. Rusia khawatir akan invasi ke Ukraina, sehingga sulit untuk mengevakuasi penduduk Kursk.

Dilaporkan bahwa Ukraina telah menguasai sebagian besar Distrik Glushovsky di kota Kursk.

Setelah meledakkan dua jembatan penting di Sungai Seim, mereka menjebak tentara Rusia di sana.

Badan TASS Rusia melaporkan: “Transportasi massal terus berlanjut di sekitar Glushkov, rumah bagi 20.000 orang, dan penghancuran jembatan telah menghalangi mereka untuk pergi.” Meski sudah ada perdamaian, Rusia masih dikepung oleh negara-negara Barat

Dmitry Birichevsky, Kepala Departemen Kerja Sama Ekonomi Kementerian Luar Negeri Rusia, yakin negaranya akan tetap terkena sanksi hingga mencapai perdamaian dengan Ukraina.

“Sanksi ekonomi yang dikenakan Barat terhadap Rusia akan terus berlanjut selama sepuluh tahun, bahkan jika sanksi tersebut diselesaikan secara damai di Ukraina.”

“Rusia menjadi negara yang paling terkena sanksi Barat setelah invasinya ke Ukraina pada Februari 2022, menyusul Iran dan Korea Utara,” lanjutnya.

Menurutnya, perdamaian di Ukraina hanya sekedar alasan dan tidak berpengaruh terhadap penerapan sanksi terhadap Rusia.

“Ini adalah kisah beberapa dekade mendatang. Apapun kemajuan dan hasil perjanjian damai di Ukraina, ini hanyalah alasan,” ujarnya.

(Tribunnews.com/Unitha Rahmayanti)

Berita lain terkait Rusia dan Ukraina

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *