TRIBUNNEWS.COM – Berikut rangkuman peristiwa yang terjadi pada hari ke-885 Perang Rusia-Ukraina pada Sabtu (27/7/2024).
Pasukan Rudal Ukraina menyerang bandara militer Rusia di Krimea yang digunakan Moskow untuk melancarkan serangan jarak jauh, pada Jumat (26/7/2024).
“Lapangan udara Saky Rusia di Krimea barat diserang,” kata personel militer Ukraina, seraya menambahkan bahwa mereka sedang menilai kerusakan yang ditimbulkan.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky secara terbuka mengakui serangan itu dalam pidato video malam itu.
“Tentara kamilah yang menyerang fasilitas dan peralatan Rusia di wilayah pendudukan,” katanya. Hari Perang Rusia-Ukraina 885:
* Pangkalan Udara Saky merupakan salah satu lapangan terbang yang digunakan Rusia untuk menguasai wilayah udara khususnya Laut Hitam dan melancarkan serangan udara di wilayah Ukraina.
Belum ada komentar langsung dari Kementerian Pertahanan Rusia atau pejabat pemerintah yang ditunjuk Moskow.
* Pasukan pertahanan udara Rusia mencegat 12 drone Ukraina dalam waktu satu jam pada Jumat sore di wilayah perbatasan selatan Rusia, Bryansk, kata gubernur wilayah tersebut, Alexander Bogomaz, melalui Telegram.
Tidak ada korban jiwa atau kerusakan besar yang dilaporkan. Vyacheslav Gladkov, gubernur wilayah Belgorod, juga berada di perbatasan dengan Ukraina, lebih jauh ke tenggara.
Telah terjadi tiga serangan pesawat tak berawak dan beberapa insiden tembakan yang memecahkan jendela dan menyebabkan kerusakan lain pada bangunan.
*Rusia telah menjatuhkan hukuman hingga 22 tahun kepada beberapa orang yang dinyatakan bersalah melakukan pengkhianatan dan “terorisme” sehubungan dengan serangan Moskow terhadap Ukraina.
* Pengadilan militer Moskow memenjarakan dua orang pada Jumat karena diduga berencana meledakkan tangki bahan bakar di bandara Sheremetyevo Moskow atas perintah dinas rahasia Ukraina.
Kedua pria tersebut, Mikhail Dariy dan Ilya Kovylkov, masing-masing dijatuhi hukuman 22 tahun dan 15 tahun atas tuduhan “terorisme” dan tuduhan lainnya.
Dariy mengatakan dia tidak melanjutkan rencana serangan itu karena dia ingin meminimalkan korban sipil, kantor berita independen SOTAvision melaporkan.
Jaksa mengatakan pejabat intelijen Ukraina menawarkan $2.000 kepada orang-orang tersebut untuk melakukan serangan pesawat tak berawak, kantor berita negara RIA Novosti melaporkan.
* Dua orang lainnya dinyatakan bersalah dalam kasus terpisah ketika mencoba bergabung dengan Pejuang Kemerdekaan Rusia, sebuah kelompok militan pro-Kyiv yang mencakup warga negara Rusia dan telah melakukan serangan bersenjata ke wilayah Rusia melintasi perbatasan untuk berperang.
Pengadilan militer di kota selatan Rostov-on-Don menjatuhkan hukuman 11 tahun penjara kepada Ivan Kovtunovsky, 23, karena konspirasi untuk melakukan pengkhianatan dan bergabung dengan “organisasi teroris”.
Di Moskow, pengadilan militer menjatuhkan hukuman 10 tahun penjara kepada pria lain, Vyacheslav Lutor, 34, karena mencoba bergabung dengan unit tersebut, kantor berita Interfax melaporkan, mengutip dinas keamanan FSB Rusia.
Dikatakan Lutor ditahan setelah membeli tiket pesawat ke Turki dalam upaya melakukan perjalanan ke Ukraina dan dia telah memotret “peralatan industri” di St. Petersburg.
*Pengadilan Ukraina telah menahan seorang pria berusia 18 tahun atas pembunuhan seorang mantan anggota parlemen nasionalis, media pemerintah melaporkan. Iryna Farion, seorang aktivis radikal yang menentang penggunaan bahasa Rusia, ditembak di dekat rumahnya di kota Lviv, Ukraina barat pada 19 Juli.
* Seorang warga Jerman yang dijatuhi hukuman mati di Belarus muncul di televisi nasional negara tersebut, menangis dan meminta pemerintah Jerman untuk campur tangan dalam kasusnya.
“Tuan Scholz, tolong, saya masih hidup… ini belum terlambat,” kata Rico Krieger, yang tampak diborgol di dalam sel, memohon kepada Kanselir Jerman Olaf Scholz.
Pihak berwenang Belarusia mengatakan Krieger, 30, terakhir kali melakukan perjalanan ke negara itu atas perintah intelijen Ukraina, dengan tujuan melakukan serangan teroris di jalur kereta api.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)