Peran Bea Cukai Disebut Tak Hanya Sumber Penerimaan Negara Tapi Jaga Efektivitas Perdagangan

Reporter Tribune News.com, Reynas Abdila melaporkan

Tribune News.com, Jakarta – Di tengah krisis ekonomi global dan berbagai tantangan yang muncul, anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) masih menjadi instrumen penting bagi perekonomian nasional.

Pelaksanaan APBN ditopang oleh pajak yang menyumbang 80 persen penerimaan negara, termasuk penerimaan pajak dan pajak.

Direktur Administrasi Reformasi Ekonomi (CORE) Bapak Mohammad Faisal mengatakan bahwa peran Pajak dan Barang dalam perekonomian negara sangatlah penting.

“Bea masuk tidak hanya menjadi sumber pemasukan penting bagi APBN, namun di sisi lain berkaitan dengan lalu lintas niaga yang menjadi poin penting dalam perpajakan dan bea,” kata Faisal. Referensi Kamis (9/5/2024).

Pada kuartal I tahun 2024, pendapatan pemerintah terkumpul sebesar 620,010 miliar dolar atau 22,1% dari target. Dari pemungutan penerimaan bea dan pajak mencapai 69 triliun atau 21,5% pada Maret 2024.

Pak Ato Faisal mengatakan: volume lalu lintas barang dalam dan luar negeri negara ini cukup besar dan jumlahnya besar.

“Oleh karena itu, penatausahaan atau pengelolaan pajak menjadi penting. Kalau penatausahaannya baik, maka pendapatan-belanja daerah dan pengaturan pendapatan-belanja perdagangan maka penguasaan barang akan tinggi, termasuk pengendalian barang haram.” dia berkata.

Sebaliknya, jika tidak, maka pengaturan keluar masuk barang dari negara lain tidak akan efektif.

“Selain dapat mempengaruhi perekonomian dalam negeri, konsumen dan produsen, industri manufaktur juga terkena dampaknya, sekarang peran penting bea cukai dan pajak menjadi poin utama”.

Sementara itu, pengamat kebijakan publik Trubus Rahardianyah memuji retensi pendapatan pemerintah yang baik.

Namun, Departemen Pajak dan XCC menegaskan harus mendorong investor asing.

“Dubes negara lain banyak berhubungan dengan adat dan adat istiadat karena peran ini sangat penting,” ujarnya.

Pak Trubus mencatat, Bea dan Cukai punya peran penting lainnya, termasuk impor obat-obatan yang terjebak di Indonesia.

“Jangan lupa pajak dan bea cukai juga berperan besar dalam bidang kesehatan, semua informasi yang berkaitan dengan kesehatan melalui adat dan bea cukai. Saya kira sebaiknya kita fokus pada hal-hal yang baik saja, sayang sekali jika tidak diungkapkan. yang terjadi adalah hal negatif,” katanya.

Ia juga mencontohkan, selain meningkatkan dan memberikan pendidikan tinggi kepada masyarakat, penggunaan sistem digital juga harus ditingkatkan untuk meningkatkan pelayanan kepabeanan dan perpajakan.

“Jadi tidak ada lagi individu yang tidak memiliki kecerdasan. Kita bisa melihat Singapura sebagai contoh yang sudah go digital,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *