Peran 3 Tersangka Baru Kasus Penganiayaan Berujung Tewasnya Taruna STIP, Terancam 15 Tahun Penjara

TRIBUNNEWS.COM – Polres Metro Jakarta Utara menetapkan tiga tersangka baru dalam kasus tewasnya siswi Sekolah Tinggi Ilmu Kelautan (STIP) Jakarta, Putu Satria Ananta Rustika (19).

Ketiga tersangka merupakan lansia korban, berinisial A, W, dan K.

Kapolres Jakarta Utara, Kompol (Pol) Gidion Arif Setyawan mengatakan, ketiga tersangka baru tersebut sedang bertugas saat penganiayaan terjadi.

Sedangkan A lah yang menelpon Putu dan teman-temannya sebelum penganiayaan terjadi.

Mengenai peran masing-masing tersangka, pelaku P.A.A.A.A. menelpon korban dengan mengatakan, ‘Kamu orang kelas satu yang memakai PDO (seragam olah raga) di sini.’ Kata Gideon, Jumat (5/10/2024).

Jadi, (Putu dan kawan-kawan) turun dari lantai tiga ke lantai dua, imbuhnya.

Setelah turun ke lantai dua, Putu dan teman-temannya digiring menuju toilet pria.

Alasan memilih area toilet pria karena di sana tidak terdapat CCTV.

Selain menelpon Futu dan kawan-kawan, ia juga ikut memantau situasi saat penganiayaan terjadi.

Sementara itu, WJP atau W terlibat membuat tersangka utama, Tegar Rafi Sanjaya (21), menganiaya korban.

Oleh karena itu, tersangka WJP alias II saat terjadi perkelahian dengan kekerasan tersebut mengatakan, ‘Jangan malu-malu, buat saya mengerti’, jelas Gedion.

Tersangka K lah yang menduga Putu adalah orang pertama yang dipukul Tegar.

“K menuding korban, sebelum tersangka Tegar melakukan kekerasan lagi dengan mengatakan, ‘Cuma adikku, kamu Wali Kota yang bisa diandalkan’,” kata Gideon.

Oleh karena itu, Tegar terdorong untuk memukuli korban hingga terjatuh tak berdaya.

Tegar diduga memukul ulu hati korban sebanyak lima kali.

Menurut Gideon, korban lari dan tergeletak setelah ditabrak Tegar.

Karena ketakutan, Tegar berusaha membantu Futu dengan menjulurkan lidahnya.

Namun sayang, upaya Tegar tersebut menyebabkan Putu meninggal dunia karena saluran napasnya tersumbat.

Karena perbuatannya, keempat tersangka terancam hukuman 15 tahun penjara.

“Untuk 55, 56 ini bukti asas ikut serta dalam proses pidana, ada kerjasama dan memang ada kerjasama dalam perbuatan atau tindak pidana kekerasan yang berlebihan,” kata Gedion. Penasihat hukum menyerukan polisi terbuka

Sementara itu, kuasa hukum keluarga Putu, Tumbur Aritonang, meminta polisi transparan dalam mengungkap kasus penganiayaan hingga tewasnya taruna STIP tersebut.

Tumbur meminta polisi mengusut kasus tersebut, termasuk apakah ada kemungkinan tersangka lain.

“Soal tersangka lainnya, kami serahkan proses penyidikannya di Polres, kami harapkan semuanya jelas,” kata Tumbur saat dihubungi, Jumat (5/10/2024).

Meski demikian, Tumbur mengatakan keluarga korban mengapresiasi upaya polisi menetapkan tiga tersangka baru tersebut.

Ia menyatakan akan terus memantau kasus tersebut hingga disidangkan. Rekening korban sebelum meninggal

Putu Satria diduga sering mengalami kekerasan setelah resmi masuk STIP pada September 2023.

Hal itu terungkap dari percakapan Putu Satria dengan pacarnya yang diungkapkan pengacara keluarganya, Tumbur Aritunang.

Menurut Tumbur, korban mengeluh sering menjadi sasaran pelecehan dari orang-orang sesepuh di STIP.

Korban bahkan memperlihatkan gambar luka memar di dadanya kepada pacarnya.

“Betul, sepertinya sudah menjadi kebiasaan di sana,” ujarnya dikutip Wartakotalive.com, Kamis (9/5/2024).

Tumbur kemudian membacakan sebagian percakapan Putu Satria dengan pacarnya saat itu.

Dalam perbincangan tersebut, Puthu Satria mengaku kerap dipukul oleh sesepuh.

Maksud pembicaraannya kurang lebih seperti ini, ‘Saya dapat telepon dari atasan, saya dipukul terus. Dada saya sakit, perut saya terus diincar. Itu maksudnya,” jelasnya.

Ia mengaku belum mengetahui secara pasti sudah berapa kali korban dianiaya oleh sesepuh.

Namun Tombur meyakini korban telah beberapa kali dianiaya.

“Tidak dijelaskan dalam percakapan itu, tapi maksudnya mungkin lebih dari satu kali,” imbuhnya.

Sebagian artikel ini tayang di Wartakotalive.com dengan judul Pengakuan STIP Taruna Jakarta Sebelum Meninggal, Katanya Selalu Diincar Sesepuh.

(Tribunnews.com/Jayanti Tri Utami/Fahmi Ramadan/Erik S, Wartakotalive.com/Dian Anditya Mutiara)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *