Laporan reporter Tribunnews.com Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menghentikan sementara produksi seluruh produk Latiao demi melindungi kesehatan masyarakat, menyusul darurat keracunan makanan (KLBKP) di berbagai tempat.
Kepala BPOM Taruna Ikrar mengatakan, penundaan ini dilakukan karena mendapat laporan keracunan dari Latiao, makanan olahan asal China.
Latiao merupakan produk pangan olahan berbahan dasar tepung terigu yang memiliki ciri tekstur kenyal dan rasa pedas asin.
Laporan keracunan ini diterima dari tujuh daerah yakni Lampung, Sukabumi, Wonosobo, Tangsel, Bandung Barat, dan Pamekasan.
Hasil uji laboratorium berdasarkan pengujian terhadap produk yang diduga menyebabkan KLBKP, kami menemukan bukti adanya kontaminasi bakteri Bacillus Cereus, kata Taruna dalam konferensi pers virtual di kanal YouTube BPOM, Jumat (1/11/2024).
Bakteri ini, lanjut Taruna, menimbulkan gejala keracunan berupa sakit perut, pusing, mual, muntah, seperti yang dilaporkan korban.
Pihaknya juga meninjau fasilitas distribusi yakni gudang importir dan distributor.
Dari pemeriksaan tersebut, BPOM menemukan tidak mematuhi praktik Distribusi Pangan Olahan yang Baik (CperPOB).
Selain itu, berbagai tindakan perbaikan juga dilakukan.
BPOM berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Jaringan Digital untuk menghentikan penjualan Latiao secara online serta menarik dan memusnahkan produk penyebab KLBKP.
Selain itu, dia meminta importir segera melaporkan proses penarikan dan pemusnahan tersebut kepada Badan POM.
“Dan kepatuhan mereka akan terus kami monitor,” lanjut Taruna Ikrar.
Pihaknya juga menghentikan, menangguhkan sementara pendaftaran dan impor produk makanan olahan Lazio sebagai tindakan pencegahan.
Langkah ini diambil saat penyelidikan lebih lanjut atas kasus tersebut.
Terakhir, Taruna Ikrar mengingatkan masyarakat untuk menjadi konsumen yang bijak dan selalu memeriksa keamanan makanan yang dikonsumsi.
Ia juga mengingatkan kelompok rentan seperti anak-anak, ibu hamil dan menyusui untuk menghindari konsumsi makanan olahan panas dan mengutamakan konsumsi makanan yang aman dan berkualitas.