Penulis Palestina yang Dipenjara di Israel Menang Penghargaan Bergengsi untuk Fiksi Arab

TRIBUNNEWS.COM – Penulis Palestina Basim Kandaqi, yang dipenjara selama 20 tahun di Israel, memenangkan Penghargaan Fiksi Arab bergengsi untuk novelnya “Topeng, Warna Langit”.

Penghargaan Internasional untuk Fiksi Arab (IPAF) 2024 diumumkan di Abu Dhabi pada Minggu (28 April 2024), lapor Al Arabiya.

“Topeng” pada judul novel Handaqi mengacu pada KTP berwarna biru yang ditemukan Nur, seorang arkeolog yang tinggal di kamp pengungsi di Ramallah, di saku mantel tua Israel.

Buku Handaqi terpilih dari 133 karya yang dikirimkan pada kompetisi ini.

Nabil Suleiman, ketua juri IPAF, mengatakan bahwa novel “Topeng, Warna Langit” mengungkap realitas kompleks dan menyakitkan dari perpisahan keluarga, migrasi, genosida, dan rasisme.

Handaqi adalah penulis Palestina ketiga yang memenangkan Penghargaan Fiksi Arab tahun ini.

Pemenang sebelumnya adalah Ibrahim Nasrallah dan Rabai al-Madhoun.

Handaqi terdaftar sebagai salah satu dari dua warga Palestina yang masuk dalam daftar terpilih tahun ini.

Yang lainnya adalah Surga Ketujuh Yerusalem karya Osama Al Eisa dari Penerbit Al Mutawasit.

Rana Idris, pemilik Dar al-Adab, penerbit buku yang berbasis di Lebanon, mewakili Handaqi dalam menerima penghargaannya.

Narator lahir di kota Nablus di Tepi Barat yang diduduki Israel pada tahun 1983, dikutip di National.

Dia ditangkap pada tahun 2004, saat Handaqi berusia 21 tahun.

Handaqi dinyatakan bersalah dan dijebloskan ke penjara atas tuduhan terkait pengeboman yang menewaskan banyak orang di Tel Aviv.

Saat menjadi tahanan, Handaqi memperoleh gelar dalam bidang ilmu politik dari Universitas Al-Quds dan menulis tesisnya tentang studi Israel. Penulis Palestina Basim Handaqi (tangkapan layar Twitter/X)

Kandaqi akhirnya menyelesaikan studi universitasnya sambil belajar di penjara.

Dikutip di Haaretz, selama di penjara, Handaqi terus menulis artikel yang memuat artikel tentang sastra, politik, aktivis perempuan Palestina, dan tahanan di Israel.

Dia telah menulis dan menerbitkan koleksi puisi termasuk “Primitive Cultures (2010) dan” Night Breath Breath “(2013).

Ia juga telah menulis tiga novel sebelumnya.

“Topeng, Warna Langit” yang diterbitkan tahun lalu merupakan novel keempatnya.

Tiga novel sebelumnya: Si Narsisis Isolasi (2017) Gerhana Badr al-Din (2019) Nafas Wanita Hilang (2020)

International Prize for Arab Fiction (IPAF) didukung oleh Abu Dhabi International Book Fair yang berlangsung mulai Senin (29 April) 2024 hingga 5 Mei 2024.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *