Pentingnya Mengaktualisasikan Makna Spriritual Sila Pertama Pancasila di Dunia Usaha

Laporan jurnalis Tribunnevs.com, Eko Sutriianto

TRIBUNNEVS.COM, JAKARTA – Saat ini agama telah menjadi sarana dan sarana bagi kemajuan bangsa dan peradaban Indonesia, sehingga prasyaratnya adalah terselenggaranya aspek pelayanan dalam dunia usaha berdasarkan prinsip ketuhanan Yang Maha Esa ( kondisi sine kua non).

“Walaupun merupakan prasyarat, namun yang menjadi pertanyaan adalah kewirausahaan apa yang dibutuhkan, terutama mengingat sifat dan kualitas kerja dalam rangka melayani kepentingan nasional,” kata Presiden Aliansi Nasional, Pontjo Sutovo, di sela-sela FGD. . dengan topik Aktualisasi pentingnya spiritualitas, nilai Ketuhanan Yang Maha Esa dalam dunia usaha untuk pengembangan pribadi dan karakter bangsa di Jakarta baru-baru ini.

Pontio menilai perbincangan tentang hubungan agama dan bisnis sangat relevan dan bermanfaat dalam upaya membangun bangsa dan karakternya.

Oleh karena itu, kesejatian hidup manusia Indonesia berada dalam konteks hubungan vertikal sebagai makhluk dengan Tuhan Yang Maha Esa Pencipta dan dalam konteks hubungan horizontal antara warga negara Indonesia dan antara warga negara Indonesia dengan pemerintahnya pada tingkat yang sama. tingkat pusat dan daerah,” ujarnya.

Mengenai dua dimensi hubungan tersebut, patut diingat perkataannya merujuk pada makna hakiki yang tersurat dan tersirat dalam alinea ketiga Pembukaan UUD 1945 yang menyatakan: Dengan karunia Allah SWT dan dibimbing oleh keinginan yang mulia, semoga bolehlah ada kehidupan berbangsa yang merdeka, maka dengan ini bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya.

Kata-kata pada alinea ketiga Pembukaan UUD 1945 menggambarkan pengakuan tulus pendiri bangsa bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia adalah karena karunia Allah SWT dan bukan hanya karena perjuangan kemerdekaan Indonesia. pergerakan.

Oleh karena itu, negara bangsa Indonesia harus terus dilindungi, dirawat, dan ditingkatkan oleh seluruh warga negara Indonesia.  “Tuhan campur tangan dalam kemerdekaan Indonesia,” ujarnya.

FGD ini dihadiri oleh Prof. Komaruddin Hidayat, Direktur Interfaith Institute Universitas Islam Internasional Indonesia, ayah dari Prof. Ph.D. Franz Magnis Suseno, Guru Besar STF Drijarkara) dan Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bava Tenaja.

Kemudian Presiden Parisada Hindu Dharma Indonesia, Siamsul Hadi, S.H., MM, Direktur Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat serta Julian Foe, Co-Founder Kingdom Business Community.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *