Laporan jurnalis Tribunnews.com Eko Sutriyanto
TRINBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pertumbuhan sel abnormal yang tidak terkendali pada jaringan otak memicu terjadinya kanker otak, namun penyebab pasti dari kanker ini masih belum sepenuhnya dipahami.
Tumor dapat bersifat jinak (tidak menyebar) atau ganas (bersifat kanker) dan dapat mengganggu fungsi otak seperti pergerakan, berpikir, dan emosi.
Berdasarkan penelitian medis, risiko terkena kanker otak diyakini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain faktor genetik, mutasi DNA, paparan radiasi, dan paparan lingkungan tertentu.
Dokter spesialis bedah saraf RS Betsaida Gading Serpong, dr Winorman Gunawan SpBS, menekankan pentingnya mengenali gejala awal kanker otak dan segera mencari pertolongan medis.
Kombinasi deteksi dini dan pengobatan yang tepat dapat meningkatkan peluang kesembuhan, kata Vinorman Gunawan kepada wartawan, Rabu (20 November 2024).
Ia mengatakan, faktor genetik berperan penting dalam risiko kanker otak.
Beberapa orang memiliki mutasi genetik atau riwayat keluarga yang meningkatkan risiko tumor otak, seperti sindrom genetik tertentu seperti neurofibromatosis tipe 1 dan 2, sindrom Li-Fraumeni, sindrom Turcot, dan sindrom Gorlin, yang semuanya berhubungan dengan peningkatan risiko tumor otak. risiko tumor otak. .
“Orang dengan penyakit ini memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker otak dibandingkan masyarakat umum,” ujarnya.
Sementara itu, mengenai riwayat keluarga: meski hanya sekitar 5-10 persen, namun memiliki riwayat keluarga dapat meningkatkan risikonya.
Faktor lingkungan yang dapat meningkatkan risiko kanker otak antara lain paparan radiasi, yang meningkatkan risiko tumor otak primer seperti glioma.
Misalnya, orang yang menjalani terapi radiasi di kepala memiliki risiko lebih tinggi terkena glioma dan meningioma, ujarnya.
Terkait paparan bahan kimia, meski penelitian belum memberikan bukti yang meyakinkan, bahan kimia tertentu seperti pestisida, pelarut, dan bahan kimia industri diyakini berperan dalam meningkatkan risiko tumor otak.
“Beberapa penelitian telah mencoba menghubungkan polusi udara dan paparan radiasi elektromagnetik dari perangkat seperti ponsel dengan risiko kanker otak, namun buktinya terbatas dan tidak meyakinkan,” katanya.
Kebanyakan tumor otak biasanya baru terdeteksi setelah gejala muncul, dan sebagai langkah awal, dokter menanyakan secara detail gejala yang ditemui, serta riwayat kesehatan pasien dan keluarga.
“Jika dicurigai adanya kanker otak, dokter Anda akan merekomendasikan beberapa tes khusus untuk memastikan diagnosis dan menyingkirkan kemungkinan penyebab lain dari gejala Anda,” ujarnya.
Namun pengobatan kanker otak bergantung pada jenis, lokasi, ukuran tumor, dan status kesehatan pasien.
Pendekatan utama yang dapat digunakan antara lain pembedahan, terapi radiasi, kemoterapi, terapi target, dan imunoterapi.
Setiap pasien akan menerima pengobatan yang disesuaikan dengan kondisi spesifik mereka, dengan tujuan memperlambat perkembangan kanker, menghilangkan gejala dan meningkatkan kualitas hidup.
RS Betsaida Gading Serpong memiliki klinik bedah saraf dengan peralatan dan layanan yang dirancang khusus untuk menangani berbagai penyakit saraf, termasuk kanker otak.
“Kami memberikan perawatan berkualitas tinggi, mulai dari diagnosis hingga pengobatan, menggunakan pendekatan holistik dan didukung oleh tim ahli untuk mendukung proses penyembuhan dan memastikan kenyamanan maksimal bagi pasien kami.” ujar dr Pitono, Direktur RS Betsaida Gading Serpong.