Laporan reporter Tribunnews.com, Lita Fabriani
TRIBUNNEWS.COM, KARWANG – Penjualan mobil selama Januari-Juli 2024 sebanyak 588.688 unit atau turun 16,78 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 707.422 unit.
Wakil Presiden Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam mengatakan peristiwa global seperti perlambatan ekonomi global menjadi kontributor terbesar terhadap kondisi otomotif.
“Sekarang resesi ekonomi. Semuanya turun, tapi yang jadi permasalahan bukan hanya kejatuhannya. Kita berharap tidak turun lebih jauh. Jadi kita harus menjaganya. Bukan hanya pasar ekspor, tapi juga pasar dalam negeri. “, Kamis (5/9/2024) Diskusi test drive bioetanol dan FFV di Pabrik Karwang, Karwang, Jawa Barat, kata Bob kepada media.
Meski terjadi penurunan di pasar domestik dan ekspor, Toyota mencatat penurunan pasar luar negeri Toyota tidak sebesar pasar dalam negeri.
“Tapi meski menurun, ekspor kita lebih banyak dibandingkan pasar dalam negeri. Artinya, pasar dalam negeri kita semakin menurun. Bahkan bisa dikatakan pasar ekspor kita lebih baik dibandingkan pasar dalam negeri,” jelas Bob.
Toyota menilai kondisi yang terjadi saat ini bukan hanya terjadi satu kali saja, apalagi seiring dengan kenaikan suku bunga dan pengetatan kredit otomotif lainnya.
Pasar kendaraan roda empat kemungkinan akan kembali meningkat ketika suku bunga turun di masa depan dan penjualan meningkat.
Harapannya tahun depan suku bunga mulai turun, sehingga pasar kembali terkatalisasi, dan pasar domestik mengikuti. Perekonomian dunia selalu tertekan oleh perang, kenaikan harga minyak. Ada juga kekhawatiran. Soal logistik, ” jelasnya.