Penjualan Mobil di Thailand Anjlok Lebih dari 26 Persen Imbas Perlambatan Ekonomi

Reporter Tribunnews.com Lita Febriani melaporkan 

TRIBUNNEWS.COM – Sektor otomotif akan terpuruk sepanjang tahun 2024. 

Di Indonesia, penjualan grosir mobil baru turun 14,7% dari Januari hingga November menjadi 784.788 unit.

Faktanya, situasi pasar di Indonesia masih lebih baik dibandingkan Thailand. 

Penjualan mobil di Negeri Gajah Putih hanya mencapai 518.659 unit pada periode yang sama, turun 26,69% ​​dibandingkan tahun 2023.

Surapong Paisitpatanapong, Wakil Presiden Federasi Industri Thailand (FTI) dan Juru Bicara Automobile Club, mengatakan produksi mobil Thailand mencapai 1.364.119 unit pada Januari hingga November, turun 20,14% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Poltan melaporkan.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 117.251 unit diproduksi pada November, turun 28,23% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Meski ada perubahan target produksi dari 1,7 juta unit di awal tahun menjadi 1,5 juta unit, FTI tetap berharap bisa mencapai target tersebut. Target produksinya 1,5 juta unit, terendah sejak 2021.

Ketika produksi menurun, penjualan mobil baru pun ikut turun. Berdasarkan data FTI, penjualan mobil hanya 518.659 unit dalam 11 bulan.

Dibandingkan tahun lalu, volume perdagangan mengalami penurunan sebesar 26,69%. Secara khusus, penjualan mobil pada bulan November hanya mencapai 42.309 unit, meningkat 12,25% dari bulan Oktober, namun turun 31,34% dari bulan yang sama tahun lalu.

Klub Industri Otomotif Federasi Industri Thailand (FTI) mengaitkan perlambatan penjualan dengan pelemahan ekonomi dan peningkatan tajam kredit bermasalah (NPL) di kalangan pembeli mobil pada kuartal ketiga, yang mengakibatkan lembaga keuangan menjadi lebih ketat dalam kebijakan mereka. prosedur persetujuan pembiayaan kendaraan.

Sementara NPL pembeli mobil pada kuartal III tahun ini meningkat 22,8% dibandingkan periode yang sama tahun 2023.

Dari sisi ekspor, Thailand mampu mengirimkan 942.867 kendaraan pada Januari hingga November 2024, turun 8,21% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Ekspor November sebanyak 89.646 unit, turun 10% dibandingkan November 2023.

Meskipun penjualan kendaraan domestik untuk semua jenis turun di bulan November, penjualan kendaraan hybrid plug-in naik 346% dibandingkan tahun lalu menjadi 223 unit. Namun penjualan di Thailand masih rendah, hanya menyumbang 0,53% dari total penjualan.  

Dalam hal penjualan keseluruhan, kendaraan bertenaga mesin pembakaran internal masih menunjukkan volatilitas terbesar, menyumbang 28,3% dari total penjualan di bulan November, diikuti oleh truk pikap sebesar 27,1% dan kendaraan listrik hibrida sebesar 17,9%.

FTI memperkirakan jumlah penjualan kendaraan, ekspor, dan manufaktur pada tahun 2025 akan sama dengan tahun ini.

“PDB Thailand perlu tumbuh 4-5% untuk meningkatkan perekonomian dan sektor otomotif,” kata Surapong seperti dikutip Paultan.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *