Pengertian Mobilitas Sosial, Bentuk, Faktor, dan Dampaknya

TRIBUNNEWS.COM – Di bawah ini adalah pengertian gerakan sosial, jenis-jenisnya, sebab dan akibat.

Dalam kehidupan bermasyarakat pasti akan terjadi pergerakan atau perubahan strata sosial atau yang disebut dengan gerakan sosial.

Beberapa jenis perilaku sosial yang paling umum kita jumpai di masyarakat antara lain adalah orang yang pindah ke tempat lain, orang yang mendapat stigma karena prestasinya, atau orang yang terkena PHK atau PHK.

Fenomena-fenomena dalam ranah sosial tersebut masuk dalam kajian sosiologi yang disebut dengan gerakan sosial.

Apa itu gerakan sosial?

Berikut ini akan dijelaskan pengertian, jenis, faktor dan dampak gerakan sosial sebagai materi Sosiologi SMA 11. Memahami perilaku sosial

Menurut sosiolog Soerjono Soekanto, gerakan sosial adalah perpindahan kedudukan dari satu tingkat ke tingkat lain atau dari satu dimensi ke dimensi lain. Jenis aksi sosial

Selain itu, ada banyak bentuk aksi sosial.

Sosiolog Pitirim A. Sorokin membagi gerakan sosial menjadi dua jenis. 1. Gerakan sosial vertikal

Gerakan sosial vertikal mengacu pada peralihan dari beberapa posisi sosial ke posisi sosial lain yang tidak setara, ke tingkat yang lebih tinggi.

Gerakan vertikal juga terbagi menjadi dua jenis: Gambar Gerakan Sosial (Pixabay/Free-Images)

– Mobilitas sosial vertikal tinggi (Panjat Sosial)

Contoh mobilitas sosial vertikal adalah contoh seorang mahasiswa yang lulus dan menjadi mahasiswa di sebuah universitas bergengsi.

– Mobilitas sosial vertikal menurun (Social Sinking)

Contoh aksi sosial vertikal di bawah ini adalah ketika ada yang dipecat. 2. Mobilitas sosial horizontal

Mobilitas sosial horizontal adalah perubahan kedudukan dalam strata sosial yang sama.

Artinya, ia tidak mengalami perubahan status sosial, baik tinggi maupun rendah, ia tidak berubah dan menduduki kedudukan yang sama.

Contoh mobilitas sosial horizontal adalah dua anak yang pindah sekolah lebih dekat ke rumah. 3. Gerakan Intragenerasi

Yang dimaksud dengan mobilitas intragenerasi adalah mobilitas yang dialami seseorang selama hidupnya.

Jenis-jenis gerakan intragenerasi dibagi menjadi dua jenis: – gerakan intragenerasi ke atas

Misalnya seorang anggota TNI atau Tentara Nasional Indonesia sedang menjalani misi atau misi. Foto Presiden Joko Widodo memimpin upacara pelantikan. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN) – Trafik antargenerasi semakin menurun

Misalnya saja anggota Polri atau purnawirawan polisi.

Untuk kegiatan ilegal. 4. Pergerakan ke bangsa-bangsa

Definisi mobilitas secara nasional adalah mobilitas, yang mengacu pada perbedaan antara status yang diperoleh seseorang dan status orang tuanya.

Jadi mungkin status orang tuanya lebih tinggi atau lebih rendah.

Jenis-jenis mobilitas antargenerasi dibedakan menjadi dua jenis: – Mobilitas supra-antargenerasi

Ketika putra seorang tukang becak ini menyelesaikan gelar sarjananya, ia mencontohkan pergerakan menuju bangsa yang lebih tinggi. – Menurunnya mobilitas bangsa

Contoh gerakan multinasional adalah Pak Jokowi, Presiden Republik Indonesia, dan putranya, Gibran Rakabumi Raka, Walikota Surakarta. 5. Pergerakan geografis atau pergerakan lateral

Pengertian pergerakan geografis adalah perpindahan individu atau kelompok dari suatu tempat ke tempat lain.

Contoh perpindahan geografis adalah keluarga yang berpindah-pindah. Faktor penghambat mobilitas sosial

Terkadang ada orang tua yang melarang anaknya pindah ke kota besar sehingga anak tidak bisa mengembangkan dirinya.

Dalam penelitian sosiologi, fenomena tersebut merupakan salah satu faktor penghambat terjadinya tindakan sosial.

Ada beberapa faktor yang dapat menghambat munculnya mobilitas sosial baik individu maupun kelompok, antara lain: 1. Perbedaan Gender dan Agama Perbedaan Budaya (Ilustrasi)

Ini adalah gagasan bahwa satu ras lebih unggul dari ras lainnya.

Faktor yang menghambat mobilitas sosial ini membuat kelompok atau ras tertentu tidak bisa menduduki posisi yang dianggap inferior.

Misalnya saja kebangkitan Apartheid di Afrika Selatan pada tahun 1940an hingga 1990an.

Kebijakan politik ini menghalangi orang kulit hitam memperoleh pendidikan tinggi dan pekerjaan yang layak. 2. Diskriminasi kelas

Diskriminasi dalam kelas tertentu menghalangi orang untuk menduduki jabatan yang sebenarnya dianggap bergengsi.

Contoh diskriminasi kelas adalah pembatasan pendidikan bagi masyarakat Indonesia pada masa penjajahan Belanda. 3. Dampak Kuatnya Citra Hubungan Ibu dan Anak (Grid.ID)

Menanamkan nilai atau standar yang diberikan sejak masa kanak-kanak dan tertanam kuat akan menghindarkan seseorang dari pelanggaran standar tersebut.

Ini tidak ada hubungannya dengan kejadian terkini.

Contoh dampak sosialisasi yang kuat adalah ketika orang tua melarang anaknya pindah ke kota besar karena khawatir tidak mampu meneruskan tradisi keluarga yang diturunkan dari generasi ke generasi. 4. Kesulitan

Situasi ekonomi atau keuangan sulit yang dialami keluarga membuat anggota keluarga sulit bertindak secara sosial.

Hal ini disebabkan terbatasnya sumber daya yang tersedia.

Misalnya saja anak tidak melanjutkan pendidikannya karena keterbatasan sumber daya orang tuanya. 5. Perbedaan gender

Faktor penghambat mobilitas sosial ini terjadi karena adanya anggapan bahwa laki-laki lebih cocok menduduki jabatan tertentu.

Laki-laki khususnya dianggap memiliki kemampuan lebih.

Misalnya, terdapat bias ketika perempuan memasuki pekerjaan yang sering dilakukan oleh laki-laki. 6. Perbedaan Kepentingan Definisi Perbedaan Kepentingan (www.conflictdynamics.org)

Perbedaan kepentingan setiap orang dalam suatu organisasi seringkali menimbulkan konflik negatif.

Oleh karena itu, seringkali ada tindakan yang menghambat kemajuan satu sama lain.

Misalnya saja terjadi konflik antar anggota dalam suatu organisasi yang memperebutkan jabatan ketua, saling memfitnah, dan menebar kebencian terhadap anggota lainnya. Faktor pendorong mobilitas sosial

Seiring bertambahnya jumlah penduduk Indonesia di daerah, mereka pindah ke kota-kota besar, seperti Jakarta, ibu kotanya.

Dalam penelitian sosiologi, salah satu fenomena tersebut merupakan salah satu faktor pendorong terjadinya tindakan sosial.

Timbulnya perilaku sosial di kalangan individu atau kelompok berkaitan dengan beberapa faktor berikut: 1. Situasi sosial

Setiap orang atau kelompok menggunakan cara dan upaya yang berbeda-beda untuk mencapai status yang diinginkan karena tingginya status di masyarakat.

Misalnya, seseorang harus bersaing dengan calon lain dalam pemilihan umum untuk menjadi presiden atau wakil presiden. 2. Kondisi perekonomian

Faktor pendorong kedua untuk mengambil tindakan adalah kondisi ekonomi. komentar ekonomi (Freepik)

Setiap orang mempunyai keinginan untuk hidup berkelimpahan secara utuh, namun pada kenyataannya kita menjumpai orang-orang yang hidupnya serba berkekurangan.

Hal ini mendorong seseorang untuk melakukan perubahan dalam hidupnya untuk mencari kehidupan yang lebih baik.

Pindah, seperti mencari pekerjaan baru atau memulai bisnis sendiri.

Misalnya saja jika masyarakat bekerja sebagai TKI.

Atau TKI yang mereka kenal di negara lain untuk mensejahterakan keluarganya. 3. Situasi politik

Situasi politik yang berbahaya di India mendorong orang untuk bermigrasi.

Sebaliknya, lingkungan politik yang aman akan memotivasi seseorang untuk mencapai keberhasilan atau kedudukan dalam suatu organisasi.

Misalnya, masyarakat yang damai dan demokratis yang dipimpin oleh pemerintah Republik Indonesia akan memungkinkan setiap orang untuk berusaha mencapai impiannya. 4. Pertumbuhan penduduk

Faktor lain yang mendorong perpindahan ini adalah pertumbuhan penduduk di wilayah tersebut. Kawasan pemukiman padat seperti gambar di atas di Jakarta Selatan (TRIBUNNEWS/JEPRIMA)

Pertambahan jumlah penduduk akan menyebabkan masyarakat mencari tempat tinggal alternatif.

Hal ini menciptakan lebih banyak persaingan dalam perekonomian, sehingga masyarakat berusaha untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.

Meski harus keluar rumah.

Misalnya saja jika pertumbuhan penduduk tidak diimbangi dengan ketersediaan lahan pertanian.

Akibat situasi ini, masyarakat bermigrasi ke kota untuk mencari pekerjaan dan menjalani kehidupan yang layak. 5. Anda ingin melihat tempat lain

Di beberapa masyarakat, migrasi untuk tujuan pendidikan, perdagangan, atau keinginan untuk melihat kehidupan di tempat lain sudah menjadi hal yang lumrah.

Keinginan tersebut menyebabkan seseorang meninggalkan rumahnya.

Seiring dengan mencari tempat tinggal di tempat baru yang dianggap lebih baik.

Misalnya masyarakat dari pedesaan pindah ke Jakarta, Jogja atau kota lain untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Dampak aksi sosial

Ketika seseorang ditunjuk sebagai pemimpin dalam sebuah pidato, kita sering melihatnya sebagai orang yang gugup atau gelisah.

Dalam penelitian sosiologi, fenomena ini merupakan salah satu dampak dari tindakan sosial.

Munculnya aksi sosial dalam aksi individu atau kelompok mempunyai dampak positif sebagai berikut: – Dampak positif dari aksi sosial –

1. Mendorong seseorang untuk mengambil tindakan

Seseorang yang mampu naik ke kelas sosial yang lebih tinggi akan lebih termotivasi atau termotivasi untuk melakukan lebih banyak hal. Contoh keberhasilan meraih impian dan tujuan hidup. (bigdataforhumans.com)

Contoh: Tsubasa yang meraih juara 1 di kelasnya pada tes akademik kelas 11, akan berusaha lagi untuk meningkatkan studinya.

Tujuannya adalah untuk mendapatkan juara pertama atau nilai tertinggi di antara siswa kelas 11 dalam ujian akhir semester SMA Nankatsu.

2. Mempercepat perubahan sosial

Perubahan sosial adalah perubahan struktur sosial yang mencakup lembaga-lembaga di mana individu menjadi bagiannya melalui tindakan sosial.

Oleh karena itu, dalam hal ini orang tersebut akan termotivasi untuk mengubah perilakunya.

Contoh: Munculnya beberapa perusahaan start-up di Indonesia dan usulan Presiden RI Joko Widodo untuk membuka cabang di kota-kota di Indonesia seiring dengan perkembangan terkini.

Untuk itu Unpad, UNJ, ITS, UPI dan perguruan tinggi negeri lainnya telah menerapkan kebijakan untuk membuka aliran bisnis digital. – Dampak Negatif Perilaku Sosial –

Selain dampak positif, mobilitas sosial juga mempunyai dampak negatif, antara lain:

1. Konflik sosial

Akibat dari suatu fenomena tindakan sosial ditandai dengan adanya konflik nilai dan kepentingan atau yang disebut dengan konflik sosial.

Konflik biasanya terjadi karena sebagian masyarakat tidak siap menerima perubahan yang terkait dengan gerakan sosial. Contoh konflik sosial (EPA)

Konflik yang muncul dapat berupa konflik kelas, konflik antarkelompok, dan konflik antargenerasi.

Contoh: Terjadi konflik antara kelompok muda dan kelompok tua dalam pemilihan ketua RT.

Dimana subkelompok ingin memilih ketua RT berdasarkan kemampuan kepemimpinannya.

Sedangkan kelompok senior menginginkan ketua RT dipilih berdasarkan usia dan masa jabatan di wilayahnya.

2. Fraksi dalam hubungan dengan kelompok kunci

Jika seseorang mengalami peningkatan status, ia akan beradaptasi dengan nilai-nilai kelompok barunya.

Biasanya melawan kelompok utama.

Misalnya: seseorang yang diangkat menjadi manajer otomatis akan beradaptasi dengan gaya hidup rekan-rekannya.

Hal ini seringkali bertentangan dengan kehidupan keluarganya yang seringkali sederhana.

Sehingga ia sering bertengkar dengan keluarganya, menimbulkan konflik di antara mereka, dan menghambat mobilitas sosial. Kursi Kekuasaan (Blog Bayudardias)

3. Sindrom kekuasaan

Post-power syndrome adalah gejala psikologis yang terjadi setelah seseorang berhenti atau meninggalkan posisi atau kekuasaannya.

Misalnya: seorang PNS yang diturunkan pangkatnya sering membicarakan prestasi atau jasanya dengan kecenderungan merendahkan PNS yang sedang menjabat.

4. Kertasnya rusak

Kondisi dimana individu belum siap untuk menduduki jabatan baru.

Misalnya, ketika diminta berbicara di depan banyak orang, mereka menjadi gugup dan menjulurkan lidah.

Selain pengertian gerakan sosial, jenis, faktor dan dampaknya, banyak pembahasan Sosiologi SMA 11 yang bisa dikaji.

Jika anda ingin mempelajari lebih lanjut mengenai materi aksi sosial atau materi sosiologi lainnya.

Siswa dapat belajar dimana saja dan kapan saja melalui aplikasi Skolla.

Dengan aplikasi Skolla, pembaca dapat mengakses ribuan konten pelajaran Fisika, Matematika, Biologi, Kimia, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris hanya dengan satu kali berlangganan!

Untuk mengakses materi pembelajaran lainnya, segera daftarkan diri Anda pada program pelatihan di Skolla.

(Tribunnews.com/Muhammad Alwian Fakka)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *