Pengembangan Ekonomi Hijau Penuh Ketidakpastian, Bos Kadin Minta Industri Asuransi Ikut Ambil Peran

Reporter Tribunnews.com, Ismoyo melaporkan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengungkapkan, pengembangan ekonomi hijau di Tanah Air memiliki tantangan, salah satunya terkait risiko ketidakpastian.

Ketidakpastian muncul akibat terjadinya perubahan iklim dan potensinya. Tentu saja hal ini juga berdampak pada investasi.

Presiden Kadin Arshad Rasjad mengatakan meski menghadapi tantangan di atas, transisi energi harus dilakukan.

Hal ini sejalan dengan target kontribusi nasional (nasionally bertekad kontribusi/NDC), yaitu mengurangi emisi gas rumah kaca.

Sementara itu, keinginan Indonesia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca semakin besar melalui revisi dokumen NDC berkapasitas 31,89 persen.

“Ada risiko yang terkait dengan upaya transisi untuk mencapai perekonomian yang lebih hijau dan berkelanjutan,” kata Arsjad pada Konferensi Internasional Indonesia Re di Jakarta, Rabu (24/7/24). ). 2024).

Oleh karena itu, industri asuransi dan reasuransi diharapkan dapat berperan dalam memastikan ketidakpastian investasi yang bersangkutan.

“Risiko-risiko ini sulit diprediksi karena kurangnya data historis. Artinya, sektor asuransi, termasuk perusahaan reasuransi, mempunyai peran untuk mengambil bagian dari risiko-risiko tersebut,” jelas Arsjad.

Dengan adanya kerja sama antar pihak, bukan tidak mungkin Indonesia dapat mengembangkan sektor ekonomi hijau dengan baik.

Saat ini pemerintah sedang fokus membangun ekonomi hijau, dimulai dari sektor energi, industri, dan turunannya.

“Dalam semangat gotong royong, Cadin meyakini kolaborasi berbagai industri, baik pemerintah maupun swasta dan internasional, sangat penting untuk membangun Indonesia yang hijau, berketahanan, dan siap menghadapi masa depan.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *