Pengangkatan Orang Dekat Prabowo Jadi Wakil Menteri Jokowi, Kompromi Politik atau Hidupkan Dinasti?

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) melantik tiga Wakil Presiden, yakni Thomas Djiwandono sebagai Wakil Menteri Keuangan, Sudaryono sebagai Wakil Menteri Pertanian, dan Yuliot sebagai Wakil Presiden Bisnis atau Wakil Presiden BKPM.

Wakil Perdana Menteri diangkat berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 45 M Tahun 2024 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Wakil Perdana Menteri pada Kabinet Indonesia Maju Periode 2019-2024.

Peresmiannya mendapat banyak perhatian. Pasalnya, Thomas Djiwandono yang menjabat Wakil Menteri Keuangan merupakan menantu Menteri Pertahanan yang juga Presiden terpilih tahun 2024, Prabowo Subianto.

Belakangan, Sudaryono selaku Wakil Menteri Pertanian sudah lama dekat dengan Prabowo.

Terungkapnya salah satu orang dekat Prabowo di kabinet Presiden Jokowi ini mendapat banyak perhatian publik. Sebab, hal ini dipandang sebagai cara untuk menyesuaikan kekuasaan.

Padahal, Presiden Jokowi akan berakhir masa jabatannya pada Oktober 2024, dan dilanjutkan oleh Prabowo Subianto.

Pengamat politik sekaligus Direktur Indonesia Research Institute (IPR) Ujang Komarudin menilai pengungkapan cawapres menunjukkan adanya pengaruh kekuasaan Prabowo sebagai presiden terpilih dan Jokowi sebagai perdana menteri yang akan berakhir masa jabatannya.

Oleh karena itu, diperlukan kontrol politik agar masyarakat Prabowo bisa terpilih terlebih dahulu, di kabinet Jokowi sebagai Wakil Presiden.

“Jadi masalahnya apa, komprominya apa? Tentu pemerintah akan bekerja dengan baik, berjalan dengan baik, berjalan dengan aman, jadi nanti kalau Pak Jokowi ada kebutuhan, ada uang yang dikucurkan seperti itu untuk pemerintahan baru Prabowo, bisa. dari Pak Prabowo,” kata Ujang.

Ia pun memutuskan, presentasi Wakil Presiden merupakan hak kolaborasi antara Jokowi dan Prabowo.

“Solidaritas yang mengikat, kerjasama menjanjikan saling menguntungkan,” jelas Ujang.

Sementara itu, TKN Prabowo-Gibran membantah penunjukan Thomas Djiwandono dan Sudaryono sebagai Wakil Presiden Bidang Keuangan dan Wakil Presiden Pertanian merupakan hasil pemulihan politik baru. Yakni dinasti Presiden RI, Prabowo Subianto.

Thomas dan Sudaryono diketahui dekat dengan Prabowo.

Thomas Djiwandono adalah Bendahara Umum Gerindra dan Sudaryono adalah mantan ajudan Prabowo.

Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, Silfester Matutina, mengatakan tudingan bahwa Prabowo mendirikan dinasti politik kerabatnya dinilai tidak masuk akal.

Sebaliknya, keduanya dinilai memiliki rekam jejak dan rekam jejak yang baik dalam menangani pekerjaan tersebut.

“Jadi menurut saya tidak, keterlaluan. Kita tidak melihat ada politiknya atau tidak. Yang penting mereka cakap, profesional dan punya informasi yang baik dan yang penting antikorupsi,” kata Silfester dalam Jakarta, Jumat (19/7/2024).

Thomas, kata Silfester, juga merupakan salah satu orang terdekat Prabowo yang ditugaskan dalam tugas sinkronisasi Prabowo-Gibran.

Ia juga dikenal sebagai sosok yang turut menciptakan visi dan misi Prabowo-Gibran.

Untuk itu, lanjutnya, Thomas yang juga menantu Prabowo diangkat menjadi Wakil Menteri Keuangan RI.

Sebab, dengan begitu Thomas bisa memutuskan anggaran tersebut sebelum masa pergantian pemerintahan Prabowo.

“Malah dia maunya nanti kalau jadi Wakil Perdana Menteri bisa ikut pertemuan-pertemuan nasional dan internasional. Dia bisa mendistribusikan anggaran dan sebagainya. Intinya ini bagus,” tuturnya. dikatakan.

Lebih lanjut, Silfester mengidentifikasi tudingan dinasti politik terhadap Prabowo hanya dilontarkan oleh partai yang kalah pada Pilpres 2024.

Ia mengingatkan masyarakat yang kerap menyalahkan dinasti politik atas kekalahan pemilu presiden.

“Saya kira dinasti politik terus diperbarui ya? Sejak Pilpres kemarin juga ada beberapa dinasti politik, akhirnya beredar rumor dinasti politik hancur paling rendah sekitar 16 persen,” tutupnya. .

Sementara itu, Wakil Presiden (Wapres) KH Ma’ruf Amin berharap presiden kita bisa bekerja lebih baik lagi.

Selain lebih tanggap terhadap perubahan tantangan baru dalam pekerjaannya.

Harapannya, pekerjaan menjadi lebih baik, lebih responsif terhadap perkembangan baru, kata Wapres, Kamis. 

Menurut Wapres, banyak hal yang terus berubah, termasuk situasi yang seringkali menimbulkan permasalahan dan permasalahan baru.

“Karena banyak hal (baru), kadang (mengakibatkan) tantangan baru, permasalahan baru. Oleh karena itu, pemimpin terpilih harus menyikapi permasalahan baru dan permasalahan tersebut,” pintanya. 

Menteri Sekretaris Negara Pratikno menjelaskan alasan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjuk Thomas Djiwandono sebagai Wakil Menteri Keuangan 2.

Menurutnya, bukan hal baru dengan keberadaan dua presiden dalam satu lembaga.

Dan ingat, periode terakhir Wakil Presiden Keuangan ada 2, peran BUMN masih ada 2 Wakil Presiden, jadi tidak ada yang baru, kata Pratikno, Kamis (18/7/2024).

Menurut dia, jabatan Wakil Presiden diatur dalam Keputusan Presiden Kementerian atau organisasi. Namun, belum ada ketentuan mengenai jumlah Wakil Presiden.

Wamen tidak tercantum di Perpres, tidak di Kementerian Keuangan, ujarnya.

Sementara soal pembagian tugas, kata Pratikno, Thomas Djiwandono akan tetap fokus pada penyusunan dan pemantauan APBN 2025, sedangkan Wakil Menteri Keuangan 1 Suahasil Nazara akan fokus memantau pelaksanaan APBN 2024.

“Jadi, ini bagian dari keberlanjutan,” ujarnya.

Terkait isu jabatan Wakil Menteri Keuangan yang dijabat Thomas Djiwandono dijadikan batu loncatan menjadi Menteri Keuangan pada kabinet berikutnya, Pratikno tak menjawabnya.

Hanya saja, jabatan Wakil Perdana Menteri hanya ditunjuk untuk pemerintahan saat ini hingga Oktober mendatang.

Oh, itu masalah lain, ini Wakil Perdana Menteri untuk periode Oktober tahun ini, tutupnya. (Jaringan Tribun / Yuda)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *